Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Katolik
Kab/Kota: Dubai, Roma
Tokoh Terkait
Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, Paru-parunya Diangkat Sejak Muda hingga Pneumonia Sebelum Wafat - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Kesehatan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN -Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, wafat dalam usia 88 tahun.
Kabar ini disampaikan oleh Vatikan melalui pernyataan video pada Senin (21/4/2025).
Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, baru-baru ini sempat berjuang melawan pneumonia ganda yang serius sebelum akhirnya berpulang.
Dilansir dari Aljazeera, sebelumnya, paus saat berjuang melawan pneumonia di paru-parunya dan juga mengalami beberapa tanda gagal ginjal.
Paus Fransiskus, 88, telah dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari, karena infeksi saluran pernapasan, yang telah ia lawan sejak awal bulan ini.
Infeksinya memburuk dan berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-paru. Saat ini, ia mengalami "sedikit gangguan awal" pada fungsi ginjalnya, menurut Vatikan.
Pneumonia adalah peradangan paru-paru, yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Kondisi ini terjadi ketika alveoli (kantung kecil di paru-paru) terisi nanah dan cairan, sehingga pernapasan terasa nyeri dan penyerapan oksigen terbatas.
"Tes darah pada hari minggu juga menunjukkan tanda-tanda ringan gagal ginjal, tetapi keadaan "saat ini terkendali", kata Vatikan, mengacu pada fungsi ginjal dalam menyaring produk limbah dari darah.
Fransiskus juga mengalami anemia dan, selama transfusi darah pada hari Sabtu, menerima hematin, perawatan yang dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin, yang pada gilirannya membantu darah membawa lebih banyak oksigen.
Kondisi Paus Sebelum Meninggal
"Menurut Vatikan, ia tetap waspada dan tanggap. Pada hari Minggu, Paus masih menghadiri misa di apartemennya di Rumah Sakit Gemelli bersama para dokter dan perawat yang mengawasi perawatannya.
Vatikan juga mengatakan Fransiskus tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu malam tetapi masih menerima aliran oksigen tambahan yang tinggi.
PAUS FRANSISKUS. - Gambar merupakan tangkap layar dari YouTube CBC Evening News yang diambil pada Senin (24/2/2025), menunjukkan Paus Franskiskus yang ududuk di kursi rodanya. (Tangkap layar YouTube CBC Evening News)
Francis telah menerima oksigen aliran tinggi setelah krisis pernapasan tetapi menjalani malam yang damai di rumah sakit.
"Kompleksitas gambaran klinis, dan perlunya menunggu terapi obat untuk memberikan umpan balik, menentukan bahwa prognosisnya masih belum pasti," kata dokternya pada hari Minggu.
Untuk ketiga kalinya dalam hampir 12 tahun masa kepausannya, ia tidak menyampaikan doa Angelus mingguan minggu lalu.
Seberapa serius kondisi Paus Fransiskus?
Paus memiliki riwayat masalah paru-paru, karena sebagian paru-parunya pernah diangkat saat masih muda.
Usianya yang sudah lanjut dan komplikasi kesehatan sebelumnya membuat infeksi ini mengkhawatirkan, kata para ahli.
Dokter telah memperingatkan bahwa sepsis, infeksi darah parah yang dapat berkembang sebagai komplikasi pneumonia, tetap menjadi ancaman besar bagi kesehatan Paus Fransiskus.
Namun, tidak ada yang menyebutkan sepsis dalam pembaruan medis Vatikan, termasuk yang disampaikan pada hari Senin.
Ini adalah perawatan terlama di rumah sakit bagi Fransiskus sejak terpilih sebagai Paus pada Maret 2013.
Sergio Alfieri, seorang dokter bedah di tim medis Francis, mengatakan bahwa ia mengakui kerapuhannya dan menyadari bahwa kesehatannya dalam kondisi yang tidak menentu.
Masalah kesehatan yang dihadapi Paus Fransiskus
Selama bertahun-tahun, ia telah menangani:
1. Tantangan kesehatan paru-paru dan pernapasan
Pada usia 21, Jorge Bergoglio begitu ia dikenal saat itu didiagnosis menderita radang selaput dada, peradangan pada lapisan paru-paru, dan sebagian paru-parunya harus diangkat.
Sejak awal tahun 2023, ia mengalami serangan influenza berulang dan masalah kesehatan terkait.
Pada akhir November 2023, ia terpaksa membatalkan perjalanan yang direncanakan ke pertemuan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa COP28 di Dubai karena efek influenza dan radang paru-paru.
2. Insiden terjatuh
Paus juga mengalami dua kali terjatuh baru-baru ini di kediamannya. Satu kali pada bulan Desember 2024, yang menyebabkan dagunya memar, dan satu lagi pada bulan Januari 2025, yang mengakibatkan lengannya terluka.
3. Operasi usus besar dan perut
Pada bulan Juli 2021, Paus menjalani operasi pengangkatan usus besar sepanjang 33 cm (13 inci).
Operasi selama enam jam yang ditujukan untuk mengatasi kondisi usus yang menyakitkan yang disebut divertikulitis.
Ia mengatakan pada tahun 2023 kondisi tersebut kambuh lagi.
Paus dirawat di rumah sakit selama sembilan hari pada bulan Juni 2023 untuk menjalani operasi hernia perut.
Tim medisnya memutuskan operasi diperlukan karena kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan usus yang menyakitkan.
4. Sakit punggung dan lutut
Paus telah lama menderita linu panggul, kondisi saraf kronis yang menyebabkan nyeri punggung, pinggul, dan kaki.
Ia juga mengalami masalah lutut yang menyakitkan dan berusaha mengatasinya melalui terapi laser dan magnet.
Paus kini bergantung pada kursi roda atau tongkat untuk bergerak.
Paus Fransiskus telah memimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia sejak 2013. Lahir di Argentina, ia adalah orang Amerika Latin pertama dan Jesuit pertama yang menjabat sebagai kepala Gereja Katolik Roma.
Sentimen: negatif (100%)