Sentimen
Negatif (100%)
21 Apr 2025 : 18.00

Menhan AS Bocorkan Rencana Serangan ke Yaman di Grup Pribadi Keluarga - Halaman all

21 Apr 2025 : 18.00 Views 19

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Menhan AS Bocorkan Rencana Serangan ke Yaman di Grup Pribadi Keluarga - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dilaporkan telah membocorkan informasi sensitif mengenai rencana serangan udara AS di Yaman kepada keluarga melalui aplikasi pesan terenkripsi Signal.

Berdasarkan laporan CBS, pesan yang berisi jadwal penerbangan pesawat tempur F/A-18 Hornet yang akan menyerang target-target Houthi itu dikirim pada 15 Maret lalu.

Pesan-pesan tersebut dikirim kepada grup yang terdiri dari istri, saudara laki-laki, dan pengacara pribadi Hegseth

Grup yang dimaksud, yang bernama 'Defense | Team Huddle' merupakan grup yang dibuat oleh Hegseth, dan melibatkan belasan orang, dikutip dari BBC.

Meskipun sebagian besar anggota grup adalah orang-orang terdekat Hegseth, termasuk saudara laki-lakinya Phil dan pengacaranya Tim Parlatore yang memiliki jabatan di Departemen Pertahanan, tidak jelas mengapa mereka perlu mendapatkan informasi yang sangat sensitif ini.

Obrolan Signal ini merupakan tambahan dari obrolan yang digunakan Hegseth untuk berkomunikasi dengan pejabat Kabinet bulan lalu tentang rencana militer.

Obrolan tersebut sedang diselidiki oleh inspektur jenderal sementara Departemen Pertahanan.

"Mirip dengan obrolan Signal pertama , yang diungkapkan ke publik oleh The Atlantic setelah editornya secara keliru dimasukkan oleh penasihat keamanan nasional Mike Waltz, rencana militer yang dibagikan Hegseth dalam obrolan kedua adalah tentang serangan terhadap Houthi, kata sumber tersebut.

Sebelumnya, grup lain yang juga berisi obrolan tentang operasi militer AS di Yaman sudah terungkap ke publik.

Grup pertama tersebut diungkap oleh Jeffrey Goldberg, editor majalah Atlantic, yang secara tidak sengaja dimasukkan dalam grup itu.

Walaupun Gedung Putih membantah bahwa informasi rahasia dibagikan dalam kedua grup ini, para kritikus termasuk mantan pejabat pertahanan AS, menganggap tindakan ini sangat berisiko.

Hal ini terjadi karena informasi tersebut dapat membahayakan personel AS yang terlibat dalam operasi militer tersebut.

Kekacauan di Pentagon

Situasi ini muncul di tengah berbagai kebocoran lainnya yang mengguncang Pentagon.

Hegseth baru-baru ini memecat tiga pejabat senior Pentagon, termasuk Dan Caldwell, Darin Selnick, dan Colin Carroll, yang terlibat dalam kebocoran yang menyulitkan posisi Hegseth.

Pemecatan ini, yang dikaitkan dengan dugaan kebocoran informasi rahasia, menambah ketegangan di tubuh Pentagon, yang tengah dilanda kekacauan internal.

Caldwell, Selnick, dan Carroll menulis dalam pernyataan bersama pada hari Sabtu bahwa mereka "sangat kecewa dengan cara layanan kami di Departemen Pertahanan berakhir" dan membantah telah membocorkan informasi.

“Pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya telah memfitnah karakter kami dengan serangan yang tidak berdasar saat kami keluar dari kantor. Kami bertiga mengabdi kepada negara dengan terhormat dengan seragam bagi dua dari kami, ini termasuk penempatan di perang di Irak dan Afghanistan," kata ketiganya, dikutip dari CNN.

"Dan, berdasarkan layanan kolektif kami, kami memahami pentingnya keamanan informasi dan bekerja setiap hari untuk melindunginya,” tulis mereka. Saat ini, kami masih belum diberi tahu apa sebenarnya yang kami selidiki, apakah masih ada penyelidikan yang sedang berlangsung, atau apakah memang ada penyelidikan nyata tentang 'kebocoran' sejak awal," tambahnya.

Mantan juru bicara Pentagon, John Ullyot, yang mengundurkan diri, bahkan menyebut Departemen Pertahanan dalam 'kekacauan total' dan mengkritik pengelolaan Hegseth yang dinilai tidak efektif.

Beberapa pejabat mengungkapkan bahwa masalah ini semakin memperburuk ketegangan internal di Pentagon dan merusak efektivitas operasional yang sedang berlangsung, termasuk serangan udara AS di Yaman yang baru-baru ini menewaskan puluhan orang.

Serangan udara AS yang menargetkan terminal minyak di Yaman pada minggu ini telah menimbulkan banyak korban, dengan sedikitnya 74 orang tewas dan 171 lainnya terluka.

Pemerintah Houthi, yang menguasai wilayah yang diserang, menyebut serangan tersebut sebagai 'kejahatan perang.'

Sementara itu, Hegseth tetap berada dalam sorotan, meskipun juru bicara Pentagon, Sean Parnell, menegaskan bahwa tidak ada informasi rahasia yang dibagikan dalam percakapan di grup Signal.

Kontroversi ini menunjukkan tidak hanya kebocoran informasi yang meresahkan.

Tetapi juga ketegangan yang semakin meningkat di kalangan pejabat senior Pentagon, yang tampaknya lebih terfokus pada pertikaian internal ketimbang menjalankan tugas operasional yang vital.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Pete Hegseth dan Yaman

Sentimen: negatif (100%)