Sentimen
Positif (66%)
21 Apr 2025 : 16.59
Informasi Tambahan

Agama: Katolik, Kristen

Kab/Kota: Roma

Paus Fransiskus Wafat, Lonceng Gereja di Roma Bergema Sebagai Tanda Duka - Halaman all

21 Apr 2025 : 16.59 Views 57

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Paus Fransiskus Wafat, Lonceng Gereja di Roma Bergema Sebagai Tanda Duka - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Vatikan mengumumkan kabar duka mendalam, Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, telah wafat pada usia 88 tahun.

Berita ini disampaikan dalam sebuah pernyataan video oleh Kardinal Kevin Farrell pada hari Senin (21/4/2025).

“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” ujar Farrell dalam siaran Vatikan, dikutip dari Reuters.

"Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," tambahnya.

Pengumuman ini menggema tidak hanya di Vatikan, tetapi juga di seluruh Roma.

Lonceng gereja berdentang serentak, menggetarkan ibu kota Italia sebagai tanda berkabung atas wafatnya pemimpin umat Katolik dunia tersebut.

Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perjuangan panjang melawan penyakit yang menyerang kesehatannya.

Ia sempat dirawat selama lima minggu di Rumah Sakit Universitas Gemelli karena pneumonia ganda yang nyaris merenggut nyawanya, dikutip dari Al Jazeera.

Kondisinya diperburuk oleh bronkitis parah, infeksi bakteri, virus, dan jamur, serta komplikasi anemia, trombosit rendah, dan tanda-tanda awal gagal ginjal.

Ia juga sempat mengalami krisis pernapasan berulang yang membuatnya harus menggunakan masker ventilasi secara rutin di malam hari.

Meski dalam kondisi yang rapuh, Fransiskus sempat menunjukkan semangatnya yang tak luntur.

Ia kembali ke Vatikan pada 23 Maret, dan bahkan membuat penampilan publik saat Minggu Paskah.

Di tengah sorak-sorai umat di Lapangan Santo Petrus, ia menyapa dengan senyum dan memberikan berkat khusus.

Paus hadir menyampaikan berkat dan ucapan "Selamat Paskah" kepada puluhan ribu umat yang hadir.

Dalam pidato Paskahnya, yang disampaikan sebagian besar oleh Uskup Agung Vatikan karena kondisi fisiknya yang lemah, Paus Fransiskus kembali menyoroti krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Ia menyerukan gencatan senjata dan menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan warga sipil, terutama komunitas Kristen di wilayah tersebut.

"Saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya masyarakat Kristennya, di mana konflik mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan," ucap Paus dalam pesan Paskahnya, dikutip dari dw.com.

Tak hanya menyerukan perdamaian, Paus Fransiskus juga mengangkat isu kebebasan beragama dan pentingnya toleransi dalam menciptakan dunia yang damai.

"Tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan menghormati pandangan orang lain," tegasnya.

Ini menjadi pengingat akan dedikasi dan kasihnya terhadap umat Katolik di seluruh dunia.

Paus Fransiskus dikenang sebagai tokoh yang membawa semangat pembaruan dalam Gereja, meskipun masa kepemimpinannya kerap dibayangi ketegangan dan perpecahan.

Ia berusaha merombak struktur Gereja yang telah lama dianggap kaku, sekaligus menyuarakan nilai-nilai inklusi, kasih, dan keadilan sosial.

Kini, dunia berkabung atas kepergiannya, namun warisan perjuangan dan pesannya akan terus hidup dalam hati jutaan umat Katolik di seluruh penjuru bumi.

Pemimpin Dunia Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus

Duka atas wafatnya Paus Fransiskus terus mengalir dari berbagai penjuru dunia.

Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa mendalam, menandai kepergian seorang tokoh spiritual yang telah menginspirasi umat lintas agama dengan pesan kasih, kerendahan hati, dan kemanusiaan.

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, yang sempat bertemu langsung dengan Paus pada Minggu Paskah kemarin, mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam.

"Hati saya tertuju pada jutaan umat Kristen di seluruh dunia yang mencintainya," ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.

Pertemuan singkat itu kini menjadi kenangan terakhir yang penuh makna baginya.

Dari benua Afrika, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed juga menyampaikan penghormatannya.

Ia menyebut wafatnya Paus Fransiskus sebagai kehilangan besar bagi dunia.

"Saya menyampaikan belasungkawa yang terdalam atas meninggalnya Paus Fransiskus. Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang di alam abadi, dan semoga warisan kasih sayang, kerendahan hati, dan pengabdiannya kepada kemanusiaan terus menginspirasi generasi mendatang," kata Abiy dalam pernyataannya.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyoroti warisan moral dan spiritual Paus yang melampaui batas-batas gereja.

 “Paus Fransiskus akan dikenang atas upayanya membangun dunia yang lebih adil, damai, dan penuh kasih sayang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sang Paus telah menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik.

Ucapan belasungkawa dari berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa jejak pengaruhnya menembus batas-batas keagamaan dan kebangsaan.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus Wafat

Sentimen: positif (66.7%)