Sentimen
Negatif (100%)
21 Apr 2025 : 12.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang

Media Israel: Hamas Simpan 20.000 Pejuangnya sambil Serang Patroli IDF di Perbatasan - Halaman all

21 Apr 2025 : 12.26 Views 14

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Media Israel: Hamas Simpan 20.000 Pejuangnya sambil Serang Patroli IDF di Perbatasan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Hamas saat ini diklaim sedang mengamankan 20.000 pejuangnya di Jalur Gaza.

Media Israel bernama Yedioth Ahronoth menyebut Hamas kini mengubah strateginya. Para pejuang Hamas itu disimpan dulu demi menghadapi potensi serangan darat Israel selanjutnya.

Meski menyimpan para pejuangnya agar tetap utuh, Hamas terus mencari peluang untuk menyerang pasukan Israel ketika aset strategisnya berada dalam bahaya.

Sabtu kemarin, (19/4/2025), Hamas menyerang patroli pasukan Israel di perbatasan Gaza. Satu tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tewas dan tiga lainnya terluka.

Tewasnya tentara itu merupakan kasus pertama tewasnya anggota IDF dalam tiga bulan terakhir.

Terakhir kalinya tentara IDF tewas ialah pada bulan Januari lalu. Saat itu ada lima tentara Brigade Nahal yang tewas karena ledakan di sebuah bangunan di Beit Hanoun.

Menurut penyelidikan IDF, para pejuang Hamas yang terlibat serangan itu muncul dari pintu terowongan yang tidak terdeteksi. Terowongan itu sebenarnya sudah ditandai agar nanti dihancurkan IDF.

Hamas menembakkan sebuah RPG ke satu kendaraan yang membawa satuan pengintaian. Lalu, ada bom yang menghantam tim penyelamat yang tiba di tempat kejadian.

Seorang tentara yang bernama G’haleb Sliman Alnasasara (35) yang berasal dari Kota Rahat tewas.

Serangan seperti itu merupakan yang kedua kalinya dalam seminggu terakhir di zona penyangga atau buffer zone.

Dalam serangan sebelumnya, pejuang Hamas muncul dari terowongan dan menargetkan Brigade Lapis Baja Ke-401 yang sedang memperluas zona keamanan di Kota Daraj dan Tuffah. Israel mengaku berhasil melenyapkan pejuang Hamas itu.

Yedioth Ahronoth mengklaim Hamas baru-baru ini memindahkan sebagian besar pasukannya guna menyimpan kekuatan demi menghadapi kemungkinan serangan darat besar-besaran oleh Israel.

Pada waktu yang sama, Hamas berupaya menyerang pasukan Israel, terutama jika infrastruktur terowongannya terancam oleh IDF.

TAWARAN HAMAS DITOLAK - Hamas mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya telah menerima usulan dari para mediator untuk membebaskan tawanan Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dan jenazah empat tawanan berkewarganegaraan ganda. (Telegram Quds News Network)

Di sisi lain, IDF sudah mengurangi pengerahan tentara cadangan di pemukiman Israel dekat perbatasan.

Israel belum menambah satuan reguler dari Divisi Ke-36 yang beroperasi di sepanjang Koridor Morag, di antara Kota Khan Yunis dan Kota Rafah.

Dalam dua serangan Hamas yang telah disebutkan di atas, pejuang Hamas memanfaatkan terowongan di dekat perbatasan Gaza yang baru saja terdeteksi oleh IDF.

IDF belum mengetahui lokasi pejuang Hamas yang melancarkan serangan itu. Pejabat militer Israel meyakini tindakan IDF menghancurkan terowongan belakangan ini telah memicu Hamas untuk melakukan aksi balasan.

Perundingan gencatan senjata berjalan lamban

Sudah sebulan Israel melanjutkan serangan di Gaza. Namun, perundingan-perundingan gencatan antara Hamas dan Israel masih menemui kebuntuan.

Qatar yang menjadi salah satu juru penengah mengaku tidak puas dengan lambannya perundingan itu.

“Kami pastinya frustrasi karena lambannya proses negosiasi. Ini persoalan sangat penting. Ada nyawa-nyawa yang dipertaruhkan di sini jika operasi militer berlanjut dari hari ke hari,” kata Mohammed Al-Khulaifi pekan lalu, dikutip dari First Post.

Sebelumnya, Qatar bersama dengan AS dan Mesir berhasil memediasi gencatan senjata yang berlaku mulai 19 Januari.

Hamas rekrut banyak pejuang baru

Hamas dilaporkan melakukan rekrutmen anggota besar-besaran.

Media Arab Saudi yang bernama Al-Hadath mengklaim Brigade Al-Qassam milik Hamas kini membutuhkan 30.000 pejuang baru. Klaim itu didasarkan pada keterangan narasumber Palestina secara anonim.

Menurut media tersebut, rekrutmen ini merupakan bagian dari strategi militer baru yang mengenalkan taktik gerilya. Kebanyakan pejuang baru ini kurang pelatihan dalam pertempuran konvensional.

Sebagian besar pejuang baru itu sudah menerima pelatihan di kamp yang digelar setiap tahun secara rahasia oleh Brigade Al-Qassam.

Disebutkan bahwa mereka sudah menjalani pelatihan perang gerilya, penggunaan rudal antitank, dan penanaman bom.

Di samping itu, narasumber yang didapatkan Al-Hadath menyatakan Brigade Al-Qassam kehilangan banyak senjata, terutama drone atau pesawat nirawak dan rudal jarak jauh.

Hal tersebut membuat Hamas memutuskan untuk “mendaur ulang” sampah rudal dan menggunakannya untuk membuat bom.

Sentimen: negatif (100%)