Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: MUI, UIN, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Kab/Kota: Bekasi, Cikarang, Tangki
Masjid Ramah Lingkungan, Menjaga Bumi Lewat Pendekatan Agama - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

Gerakan lingkungan yang diinisiasi oleh kelompok-kelompok agama kian meningkat di Indonesia, salah satunya oleh masjid. Salah satu masjid yang menerapkan konsep ramah lingkungan adalah Masjid Baitul Makmur, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Masjid Baitul Makmur berhasil menghemat air dengan keran khusus dan mendaur ulang bekas air wudu. Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Makmur, Muhammad Suhapli, menyampaikan penggunaan keran khusus ini diklaim dapat menghemat penggunaan air wudu hingga 75 persen. Kok bisa ya?
Tidak kekurangan air berkat daur ulang air wudu
"Kami uji coba dengan membandingkan dua anak santri untuk berwudu bersamaan. Yang satu menggunakan keran air hemat air yang satu tidak, lalu kami timbang. Dari situ kami bisa mengetahui ternyata bisa menghemat sampai 75 persen air," ujar Suhapli.
"Air bekas wudunya itu mengalir dari paralon itu masuk ke tangki penampungan. Di dalamnya ini ada filter dari batu alam dan juga ijuk. Setelah itu, ditampung lagi di toren air besar ini. Setelah toren air ini penuh, kita alirkan ke atas, ke toren besar di lantai tiga. Air hasil daur ulang ini dapat digunakan untuk ternak lele, menyiram tanaman, dan membuat kompos."
Tak hanya itu, Masjid Baitul Makmur juga memiliki sumur resapan untuk menjaga debit air tanah.
"Air hujan yang melimpah juga bekas mencuci perabot-perabot masjid misalnya, itu ditampung juga di sumur resapan. Jadi got kita hampir tidak terpakai. Karena kami menggunakan sistem air resapan, kami tidak pernah kekurangan (air) walaupun musim kering."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Masjid ini mulai menerapkan konsep masjid ramah lingkungan pada tahun 2019 saat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenalkan program EcoMasjid. Mengutip laman ecomasjid.id, program ini bertujuan menjadikan masjid sebagai tempat beribadah yang memiliki kepedulian terhadap hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan, serta menjadikan masjid sebagai pusat gerakan lingkungan hidup berkelanjutan.
Eco Edu Park dan sedekah sampah
Gerakan lingkungan semacam ini memang meningkat pesat di Indonesia dalam 20 tahun terakhir. Menurut riset oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2024, terdapat 192 organisasi atau komunitas lingkungan berbasis keagamaan di Indonesia, termasuk Islam.
Riset ini menggunakan istilah Green Islam untuk menyebut gerakan lingkungan yang mendukung pelestarian alam dengan menggunakan prinsip-prinsip yang bersumber dari ajaran Islam. Pelestarian alam tersebut salah satunya dilakukan melalui masjid ramah lingkungan atau EcoMasjid.
Penerapan masjid ramah lingkungan di Masjid Baitul Makmur juga dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat sekitar.
"Kami menjelaskan apa yang ada di Eco Edu Park, seperti proses daur ulang air wudu dan pemanfaatannya, beragam tanaman hidroponik, tempat sampah terpilah, gerakan, proses pembuatan kompos, usia terurai sampah plastik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan lingkungan lainnya,” ucap Suhapli. Ia juga menambahkan kalau nantinya Eco Edu Park akan dilengkapi dengan rumah edukasi pilah sampah.
Tak hanya itu, Masjid Baitul Makmur juga mengajak jemaah mengumpulkan sampah yang masih punya nilai jual, seperti botol plastik dan minyak jelantah untuk dijual kembali. Ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Kita mengajak para jemaah untuk membawa sampah yang ada nilai ekonomisnya dari rumah. Hasil penjualan ini nanti kita gunakan sebagai bantuan biaya operasional buat membiayai anak-anak santri kita yang jumlahnya kurang lebih 450 anak, juga membantu pembiayaan pengadaan panel surya."
Potensi masjid sebagai sarana edukasi lingkungan
Menurut data yang dilansir Kementerian Agama tahun 2024, terdapat sebanyak 308.435 masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka ini belum mencakup musala yang jumlahnya mencapai 376.469 unit.
Dengan jumlah ini, Direktur Riset PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Iim Halimatusa'diyah, menyebut masjid berpotensi besar untuk menjadi sarana menumbuhkan kesadaran lingkungan di masyarakat.
"Sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, lebih dari 80 persen, dan masjid di Indonesia yang jumlahnya banyak sekali, saya kira itu potensi yang sangat besar untuk bisa menumbuhkan kesadaran publik muslim di Indonesia terkait isu lingkungan ini karena aspek kesadaran terkait isu lingkungan itu masih PR besar dalam konteks Indonesia... Tokoh agama dan institusi keagamaan masjid bisa berperan sangat strategis untuk mengampanyekan isu-isu kontemporer, termasuk isu lingkungan," kata Iim.
Namun, Iim menilai bahwa perlu sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan konsep ramah lingkungan, termasuk penggunaan air bekas wudu yang telah didaur ulang.
"Salah satu caranya adalah dengan reinterpretasi fikih yang lebih progresif dan lebih mengakomodasi terkait isu lingkungan, publik akan bisa menerima itu juga. Misalnya daur ulang itu harus seperti apa yang boleh dipakai kembali untuk menyucikan," ujar Iim.
Sentimen: positif (94.1%)