Sentimen
Negatif (100%)
20 Apr 2025 : 14.09

Mengenal Sindrom Gadget Neck, Bahaya Nyeri Tengkuk di Balik Aktivitas Digital - Halaman all

20 Apr 2025 : 14.09 Views 22

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan

Mengenal Sindrom Gadget Neck, Bahaya Nyeri Tengkuk di Balik Aktivitas Digital - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era digital yang serba terhubung, gadget seperti smartphone, laptop, dan tablet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.

Namun di balik kemudahan yang ditawarkan, penggunaan perangkat digital secara terus-menerus ternyata membawa risiko kesehatan yang tak boleh dianggap remeh.

Salah satunya adalah Gadget Neck Syndrome yakni keluhan nyeri di tengkuk akibat postur tubuh yang salah saat menggunakan gadget.

Menurut dr. Inge Jiemesha, Sp.KFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, sindrom ini semakin sering dijumpai seiring meningkatnya durasi waktu layar masyarakat, baik untuk bekerja, belajar, hingga hiburan.

“Posisi tubuh yang salah saat menggunakan gadget bisa menyebabkan tegangan berlebih pada otot leher. Jika dibiarkan, nyeri akan menjadi kronis dan mengganggu aktivitas harian,” ujar  Inge dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).

Dikatakannya, kebiasaan menunduk terlalu lama saat menatap layar ponsel atau laptop tanpa disadari memberikan tekanan besar pada otot dan tulang leher.

Dalam posisi normal, kepala manusia memiliki berat sekitar 4–5 kilogram namun saat menunduk dengan sudut 60 derajat, beban ini bisa meningkat hingga 27 kg ke leher setara membawa anak kecil di atas kepala.

Jika dilakukan berulang kali tanpa koreksi postur, kondisi ini dapat memicu nyeri tengkuk yang menetap, kaku, hingga menurunkan kualitas hidup.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Kabar baiknya, Gadget Neck bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan siapa saja.

"Hindari posisi menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget, gunakan keyboard eksternal jika bekerja dengan laptop lebih dari 30 menit," kata dr Inge.

Bisa juga dilakukan dengan meletakkan layar sejajar dengan tinggi mata menggunakan penyangga.

“Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu menjaga postur tubuh tetap ideal dan mencegah ketegangan otot leher,” tambah dr. Inge.

Lantas bagaimana kalau sudah terlanjur nyeri?

Bagi yang sudah merasakan gejala nyeri tengkuk, seperti rasa tegang, pegal, atau nyeri menjalar ke bahu, beberapa tindakan awal bisa dilakukan untuk mengurangi keluhan.

"Istirahat sejenak dari gadget, gunakan obat pereda nyeri atau pelemas otot,  lakukan peregangan ringan pada leher secara berkala dan segera konsultasikan ke dokter spesialis.

dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital mengatakan, pihaknya menyediakan layanan Rehabilitasi Medik yang lengkap dan modern untuk membantu pasien mengatasi keluhan nyeri tengkuk dan gangguan muskuloskeletal lainnya.

"Mulai dari terapi panas dan dingin, elektroterapi, laser, hingga terapi latihan dan Redcord® Sling Therapy—sebuah teknologi terapi mutakhir dari Norwegia yang efektif untuk pemulihan gangguan otot dan sendi," katanya.. (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)

Sentimen: negatif (100%)