Sentimen
Negatif (99%)
20 Apr 2025 : 12.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cirebon

Tokoh Terkait

Dampak Tarif Impor AS Naik, Ekspor Rotan Cirebon Terancam Mandek

20 Apr 2025 : 12.25 Views 19

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

Dampak Tarif Impor AS Naik, Ekspor Rotan Cirebon Terancam Mandek

PIKIRAN RAKYAT - Ekspor rotan Cirebon tertekan dampak dari pengenaan tarif impor yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat.

Setelah Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor, transaksi ke negeri Paman Sam langsung terhenti.

Sesuai keputusan Presiden Trump, untuk komoditi Indonesia, dikenakan tarif 32 persen. Hal ini membuat buyer (pembeli) di Amerika harus meninjau ulang rencana mengimpor produk furniture dari Cirebon, Indonesia.

"Transaksi terhenti seketika begitu Trump memberlakukan tarif impor 32 persen untuk Indonesia, termasuk produk furniture rotan kami," tutur M Akbar, salah satu pengusaha eksportir furniture rotan, Sabtu (19/4/2025).

Pengusaha yang memiliki pabrik kerajinan rotan Desa Cangkring, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, mau tak mau menuruti perintah buyer.

Para buyer di Amerika juga kelimpungan. Sampai akhirnya mereka menawarkan agar pengusaha rotan di Cirebon menurunkan Harga sesuai dengan tarif impor yang diberlakukan pemerintah Amerika untuk komoditi dari Indonesia.

"Jadi kita negosiasi ulang. Para buyer minta agar kam menurunkan harga 32 persen supaya nanti produk kami smapai di konsumen dijual di Amerika dengan harga sebelumnya, tidak ada kenaikan," ujar Akbar.

Tentu saja, para pengusaha rotan di Cirebon sangat keberatan. Sebab, jika harus menurunkan harga sampai 32 persen, mereka akan rugi oleh tingginya ongkos produksi di dalam negeri.

"Kita juga memaklumi permintaan para buyer. Ini kan kebijakan yang tiba-tiba, dan sama sekali di luar perkiraan. Sejak itu, sementara transaksi terhenti sampai ada kepastian atau ada alternatif lain," ujar Akbar.

Apa yang disampaikan Akbar menjadi keluhan dari para pengusaha eksportir furniture rotan dari Cirebon.

Para pengusaha sementara menunggu kepastian dan hasil negosiasi yang dilakukan poemerintah pusat dengan pemerintah Amerika.

"Memang ada penundaan pemberlakuan tarif impor selama 90 hari oleh pemerintah Trump. Kita terus menunggu perkembangan untuk memulai transaksi Kembali, dengan memanfaatkan penundaan," tutur Akbar.

Para pengusaha rotan Cirebon menunggu pendekatan yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui delegasi untuk negosiasi dengan pemerintah Amerika.

"Kita berharap, hasilnya bisa lebih memberikan peluang. Kita berharap untuk produk Indonesia, kalupun tarif impor diberlakukan, bisa serendah mungkin. Di sisi lain, kita juga akan berupaya seefisien mungkin dalam produksi agar ongkosnya bisa lebih ditekan," katanya.

Selama ini, komiditas furniture rotan Cirebon dimasukan ke dalam kategori Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID), atau ekspor unggulan, tidak hanya bagi Cirebon, tetapi juga bagi Indonesia.

Migrasi ke Vietnam

Pengusaha Cirebon meminta pemberlakuan tarif untuk Indonesia, jangan sampai lebih tinggi dari pesaing Utama ekspor furniture rotan, yakni Vietnam dan Malaysia.

"Kalau tarif impor kita lebih tinggi dari Vietnam dan Malaysia, benar-benar ini kiamat bagi produk furniture rotan Cirebon ke Amerika. Sebab produk kita akan dijual lebih mahal di pasar Amerika," tutur Akbar.

Selama ini, Vietnam menjadi pesaing berat ekspor furniture rotan Cirebon. Jika tarif impor Indonesia lebih tinggi dari Vietnam, bisa terjadi migrasi industry rotan Cirebon ke Vietnam untuk mengejar pasar Amerika.

"Pasar ekspor rotan Cirebon ke Amerika cukup besar, mencapai sekitar 30 persen. Selebihnya tersebar di sejumlah negara Eropa dan Asia," tutur Akbar.

Fenomena sama, migrasi dari Indonesia ke Vietnam, tidak hanya terjadi untuk furniture rotan, tetapi juga produk ekspor lain seperti garmen, elektronik, otomotif, alas kaki dan komiditi lainnya.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: negatif (99.1%)