Sentimen
Positif (87%)
19 Apr 2025 : 14.17

SPBU Selalu Kosong, Warga Malinau Kaltara Beli Pertalite Rp25.000 per Liter, Elpiji 3 Kg Tak Nikmati - Halaman all

19 Apr 2025 : 14.17 Views 22

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

SPBU Selalu Kosong, Warga Malinau Kaltara Beli Pertalite Rp25.000 per Liter, Elpiji 3 Kg Tak Nikmati - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, - Warga Apo Kayan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) tak menikmati harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite Rp10.000 per liter, seperti masyarakat di Pulau Jawa dan lainnya.

Mereka bahkan tidak pernah merasakan epiji subsidi atau gas melon 3 kilogram (Kg), tetapi harus membeli ukuran 12 kg.

Rum Tingai, warga Apo Kayan Kecamatan Kayan Hulu, menyampaikan, program BBM satu harga sudah tidak pernah dinikmati oleh warga di perbatasan Malinau khususnya di beberapa Kecamatan di Apo Kayan Malinau.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) kembali memperjuangkan BBM subsidi atau BBM satu harga ini.

“Dengan kehadiran para pejabat ke Apo Kayan ini kami ingin mengajukan kembali terkait dengan BBM satu harga. Kurang lebih beberapa tahun sudah tidak pernah dinikmati oleh masyarakat, mungkin awal-awal saja kami merasakan,” keluh Rum dikutip dari TribunKaltim, Sabtu (19/4/2025)

Ia menjelaskan, saat ini harga pertalite masih di harga Rp25.000 per liter, dan bahkan pernah menyentuh Rp40 ribu per liter.

Sedangkan untuk BBM jenis solar Rp23 ribu per liter.

“Kami pernah mendengar informasi kalau jatah solar itu seharusnya 15 ton dan bensin 12 ton per bulannya setiap kecamatan. Tapi itu tidak pernah disalurkan, jadi kami tidak pernah merasakan subsidi BBM,” ungkapnya.

Tidak hanya BBM jenis Solar dan Pertalite, untuk Liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji 3kg tidak pernah dirasakan oleh masyarakat Apo Kayan.

“Tidak pernah masuk itu yang gas warna hijau, kami pakai LPG 12kg harganya Rp600 ribu hingga Rp700 ribu,” sebutnya.

Rum mengatakan untuk BBM selama ini 70 persen masih didatangkan dari Malaysia dan 30 persennya dari Indonesia.

“Di sini sudah ada SPBU sejak tahun 2018 tetapi tidak pernah ada stoknya. Kami sendiri juga tidak tahu kenapa,” katanya.

Dia bersama masyarakat lainnya sangat berharap agar Pemerintah segera memberikan solusi.

Sebab BBM masih menjadi kebutuhan primer dalam pertanian maupun perikanan sebagai mata pencahariannya masyarakat. (Jino Prayudi Kartono/TribunKaltim)

Sentimen: positif (87.7%)