Sentimen
Negatif (100%)
18 Apr 2025 : 14.47
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Kalibaru, Pademangan, Sungai Bambu, Tanjung Priok

Kasus: Kemacetan

Senyum Semringah Opang di Balik Macet Horor Tanjung Priok, Dapat Rp 270.000 Sehari Megapolitan 18 April 2025

18 Apr 2025 : 14.47 Views 11

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Senyum Semringah Opang di Balik Macet Horor Tanjung Priok, Dapat Rp 270.000 Sehari
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 April 2025

Senyum Semringah Opang di Balik Macet Horor Tanjung Priok, Dapat Rp 270.000 Sehari Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com  - Kamis (17/4/2025) menjadi hari yang tak biasa bagi Yono (58), seorang ojek pangkalan (opang) yang biasa mangkal di wilayah Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Macet parah yang melumpuhkan sebagian besar ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis kemarin justru menjadi berkah tersendiri buat Yono. Wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa syukur. Senyum semringah mengembang sejak pagi hingga malam. “Alhamdulillah, ada dampak pemasukan, lumayan. Cuma ya gitu, di sini rebutan, jadi enggak antre,” ujar Yono saat ditemui, Jumat (18/4/2025). Sepanjang hari Kamis kemarin, sejak pukul 06.30 WIB hingga sekitar pukul 20.00 WIB, Yono kebanjiran penumpang. Sebagian besar adalah pekerja yang panik terlambat masuk kantor karena angkutan umum terhambat dan jalanan nyaris tak bergerak. “Kemarin dapat 10 penumpang. Tapi sekarang, udah jam 11 siang, masih nol. Enggak apa-apa, kemarin sudah dapat banyak,” katanya sambil tertawa kecil. Biasanya, satu hingga tiga penumpang dalam sehari sudah cukup membuatnya bersyukur. Tapi kemacetan membuat situasi berubah drastis. Dalam sehari kemarin, Yono mengantongi uang hingga Rp 270.000. Penumpangnya minta diantar ke berbagai tujuan, yakni tiga kali ke Pelabuhan, sisanya ke Pademangan, Kalibaru, dan sekitaran Sungai Bambu. Menurut Yono, bukan hanya opang sepertinya yang kecipratan rezeki. Para pedagang makanan juga merasakan imbas positif dari kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat. “Termasuk tukang dagang kan lumayan. Karena para sopir kontainer, lapar, ya dia beli minuman, makanan. Ada imbasnya, ada hikmahnya,” kata Yono Kemacetan mungkin jadi mimpi buruk bagi banyak orang. Tapi bagi Yono, itu menjadi momen langka yang membawa berkah—setidaknya untuk sehari. Adapun terkait kemacetan tersebut, Executive General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri mengatakan, macet terjadi karena padatnya kendaraan di sekitar pelabuhan dan meningkatnya aktivitas bongkar muat. Aktivitas bongkar muat meningkat karena proses penerimaan dan pengiriman barang di terminal dilakukan secara bersamaan pasca-pembatasan operasional angkutan Lebaran. Ditambah lagi, perusahaan mengejar waktu sebelum libur panjang yang jatuh pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025). Adi memastikan, kemacetan tersebut bukan disebabkan sistem gate eror. "Sistem operasi yang ada di terminal dan di common area pintu masuk menuju NPCT 1 (New Priok Container Terminal One) dipastikan normal tanpa kendala," kata Adi dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com. Berdasarkan data Pelindo, kata Adi, jumlah truk yang masuk ke terminal pelabuhan meningkat hampir 100 persen pada hari Kamis. Biasanya, dalam sehari, jumlah truk yang masuk ke NPCT 1 rata-rata kurang dari 2.500 unit. Namun, hari ini, jumlah truk yang masuk di atas 4.000 unit. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)