Tolak Gencatan Senjata Parsial, Hamas Siap Bebaskan Semua Sisa Sandera Israel demi Akhiri Perang - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Hamas menyatakan, pihaknya ingin kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang di Gaza dengan menukar semua sandera Israel dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Seperti yang dilaporkan Reuters pada Jumat (18/1/2025), hal ini disampaikan dalam pernyataan pejabat senior kelompok militan Palestina tersebut.
Mereka mengaku, menolak tawaran Israel untuk gencatan senjata sementara dan lebih memilih untuk mengakhiri perang secara konkrit.
Dalam pidato televisi, Khalil Al-Hayya, pemimpin Hamas di Gaza yang memimpin tim perundingan, menyatakan kelompoknya tidak akan lagi menerima kesepakatan parsial.
Sebaliknya, Hayya menyatakan, Hamas siap segera melakukan "negosiasi paket komprehensif" untuk membebaskan semua sandera yang tersisa di pihaknya sebagai imbalan atas penghentian perang di Gaza, pembebasan warga Palestina yang dipenjara Israel, dan rekonstruksi Gaza.
"Netanyahu dan pemerintahnya menggunakan kesepakatan parsial sebagai kedok untuk agenda politik mereka, yang bertumpu pada kelanjutan perang pemusnahan dan kelaparan, bahkan dengan mengorbankan semua sandera mereka," kata Hayya, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Kami tidak akan menjadi bagian dari kebijakan ini," tegasnya.
Pemediasi dari Mesir juga telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata Januari yang sebelumnya menghentikan pertempuran di Gaza sebelum kolaps bulan lalu.
Namun, belum ada tanda-tanda kemajuan signifikan, dengan Israel dan Hamas saling menyalahkan.
"Komentar Hamas menunjukkan bahwa mereka tidak berminat pada perdamaian, melainkan kekerasan yang berkelanjutan. Syarat yang diajukan Pemerintahan Trump tidak berubah: bebaskan sandera atau hadapi neraka," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt.
Putaran terbaru pembicaraan gencatan senjata sebelumnya telah dimulai pada Senin lalu (18/4/2025).
Adapun agenda pembicaraan di Kairo adalah memulihkan gencatan senjata dan membebaskan sandera Israel berakhir tanpa terobosan, menurut sumber Palestina dan Mesir.
Israel telah mengusulkan gencatan senjata 45 hari di Gaza, untuk memungkinkan pembebasan sandera dan memulai pembicaraan tidak langsung mengakhiri perang.
Hamas sebelumnya telah menolak salah satu syaratnya, yaitu pelucutan senjata. Dalam pidatonya, Hayya menuduh Israel mengajukan proposal balasan dengan "syarat mustahil."
Hamas membebaskan 38 sandera dalam gencatan senjata yang dimulai 19 Januari.
Pada Maret, militer Israel melanjutkan serangan darat dan udara ke Gaza, mengakhiri gencatan senjata setelah Hamas menolak usulan perpanjangan tanpa mengakhiri perang.
Pejabat Israel menyatakan, serangan akan berlanjut hingga 59 sandera tersisa dibebaskan dan Gaza didemiliterisasi.
Hamas bersikukuh hanya akan membebaskan sandera sebagai bagian dari kesepakatan mengakhiri perang dan menolak tuntutan pelucutan senjata.
(Tribunnews.com/Bobby)
Sentimen: negatif (98.5%)