Sentimen
Negatif (100%)
17 Apr 2025 : 01.10

Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza - Halaman all

17 Apr 2025 : 01.10 Views 29

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pasukan Israel akan tetap berada di apa yang disebut zona keamanan di Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah tanpa batas waktu.

Pernyataan Israel Katz ini dapat semakin mempersulit pembicaraan dengan Hamas mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

"Tidak seperti di masa lalu, (militer Israel) tidak mengevakuasi wilayah yang telah dibersihkan dan direbut," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, Rabu (16/4/2025), dilansir AP News.

"Militer akan tetap berada di zona keamanan sebagai penyangga antara musuh dan masyarakat (Israel) dalam situasi sementara atau permanen apa pun di Gaza — seperti di Lebanon dan Suriah," jelasnya.

Sementara itu, Hamas mengatakan tidak akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa tanpa penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan gencatan senjata yang langgeng.

"Mereka berjanji bahwa para sandera akan didahulukan. Dalam praktiknya, Israel memilih untuk merebut wilayah sebelum para sandera," kata organisasi utama yang mewakili keluarga para sandera dalam sebuah pernyataan.

“Ada satu solusi yang diinginkan dan layak, yaitu pembebasan semua sandera sekaligus sebagai bagian dari kesepakatan, bahkan dengan mengorbankan berakhirnya perang,” tambah organisasi itu.

Hamas Minta Pasukan Israel Mundur

Hamas telah berulang kali menggambarkan seruan untuk melucuti senjata sebagai garis merah yang tidak akan dilintasinya.

Hamas juga telah mengatakan pasukan Israel harus mundur dari Gaza di bawah gencatan senjata permanen apa pun.

"Setiap gencatan senjata yang tidak memiliki jaminan nyata untuk menghentikan perang, mencapai penarikan penuh, mencabut blokade, dan memulai rekonstruksi akan menjadi jebakan politik," kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Rabu, dikutip dari Arab News.

Dua pejabat Israel mengatakan minggu ini bahwa tidak ada kemajuan dalam pembicaraan, meskipun ada laporan media tentang kemungkinan gencatan senjata untuk memungkinkan pertukaran beberapa dari 59 sandera yang masih ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

Pejabat Israel mengatakan peningkatan tekanan militer akan memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera.

Namun, pemerintah telah menghadapi demonstrasi besar-besaran oleh pengunjuk rasa Israel yang menuntut kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan mendapatkan mereka kembali.

Sebagai informasi, serangan Israel di Gaza menewaskan 22 orang lainnya, menurut pejabat kesehatan setempat, termasuk seorang gadis yang belum berusia satu tahun.

Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan penangguhan masuknya bahan bakar, medis, dan pasokan makanan oleh Israel sejak awal Maret 2025 telah mulai menghambat pekerjaan beberapa rumah sakit yang masih beroperasi, dengan persediaan medis yang menipis.

“Ratusan pasien dan individu yang terluka kehilangan obat-obatan penting, dan penderitaan mereka semakin parah karena penutupan penyeberangan perbatasan,” kata kementerian tersebut.

Pasukan Israel telah mengambil alih lebih dari separuh wilayah Gaza dalam kampanye baru untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera setelah Israel mengakhiri gencatan senjata bulan lalu.

Israel juga menolak untuk mundur dari beberapa wilayah di Lebanon setelah gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah tahun lalu, dan merebut zona penyangga di Suriah selatan setelah pemberontak menggulingkan Presiden Bashar Assad pada Desember 2024.

Israel mengatakan pihaknya harus mempertahankan kontrol atas apa yang disebutnya sebagai zona keamanan untuk mencegah terulangnya serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana ribuan militan menyerbu ke Israel selatan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan berapa banyak warga sipil atau kombatan tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.

Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sentimen: negatif (100%)