Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Garut, Malang
Kasus: pelecehan seksual
Terjadi Lagi, Oknum Dokter di Rumah Sakit Swasta di Malang Diduga Lecehkan Pasien - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Regional

TRIBUNNEWS.COM - Belum selesai kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter kandungan di Garut, Jawa Barat, kini terjadi lagi kasus serupa.
Kali ini, seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di Malang, Jawa Timur diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap pasiennya.
Kasus ini mencuat setelah korban membagikan ceritanya melalui media sosialnya dan diposting ulang oleh akun @Malangraya_info di X pada Selasa (15/4/2025).
Dalam unggahan tersebut, akun @Malangraya_info memberi judul "Viral dugaan aksi pelecehan yang terjadi di salah satu RS Swasta di Kota Malang".
Lalu postingan mengenai curhatan korban turut dibagikan.
"Bismillah, di sini aku beraniin buat speak up pengalaman tidak mengenakan yg terjadi di tahun 2022," tulis korban.
"Karena ramainya berita kasus2 dokter C*BUL yg semakin marak. Semoga tidak ada korban selanjutnya," lanjutnya.
"Ini kejadian persis sebelum Tragedi Stadion Kanjuruhan. Karena dokter tersebut sesudah kejadian masih sempet-sempetnya ngajakin nonton bola di Kanjuruhan," pungkas korban.
Setelah dikonfirmasi Suryamalang.com, korban diketahui berinisial QAR dan berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Sementara, dokter yang diduga melakukan tindakan yang tidak pantas itu berinisial YA.
Wanita berusia 31 tahun itu mengatakan, kejadian yang dialaminya terjadi dua tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.
QAR jatuh sakit saat dirinya sedang berlibur di Malang.
"Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan. Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit," jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025).
Selanjutnya, QAR mencari tahu rumah sakit terbaik di Malang melalui online dan diarahkan ke salah satu rumah sakit swasta yaitu Persada Hospital yang terletak di Kecamatan Blimbing Kota Malang.
"Lalu di tanggal 26 September 2022 sekira jam 01.00 WIB dini hari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD)" terangnya.
Setibanya di rumah sakit tersebut, QAR bertemu dengan YA.
"Lalu, di situ saya ketemu dengan dokter berinisial YA dan diperiksa terus sempat diinfus," imbuhnya.
Setelah melalui pemeriksaan, QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen.
Namun, hasil pemeriksaan rontgennya tidak langsung keluar.
Kemudian, QAR diarahkan oleh YA menuju meja perawat dan diminta untuk memberikan nomor Whatsapp.
Selanjutnya, QAR diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
"YA ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak Whatsapp (WA) ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya," tambahnya
Namun, kondisi QAR justru tak kunjung membaik. Pada malam hari di tanggal yang sama, ia kembali mendatangi rumah sakit tersebut untuk menjalani observasi dan kemudian dipindahkan ke kamar perawatan VIP.
Keesokan harinya, tepatnya pada 27 September 2022, hasil rontgen akhirnya keluar.
Namun QAR sempat terkejut, lantaran informasi mengenai hasil rontgen tersebut disampaikan melalui pesan WhatsApp dari nomor pribadi YA, bukan nomor resmi rumah sakit.
Awalnya, QAR mencoba berpikir positif dan mengira pesan itu hanya sebatas pemberitahuan hasil pemeriksaan.
Tetapi, dokter YA justru mulai mengirimkan pesan secara lebih intens dan obrolan pun bergeser ke arah yang bersifat pribadi.
"Di dalam chat-nya, YA tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini," imbuh QAR.
Saat QAR menjalani rawat inap, dokter YA tiba-tiba datang ke kamarnya dengan membawa stetoskop.
Pada saat itu, QAR sedang menerima kunjungan dari seorang teman, yang tak lama kemudian pamit untuk pulang.
Setelah temannya pergi, perilaku dokter YA mulai menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.
Mulanya, YA menutup semua tirai di kamar rawat inap, lalu menyuruh QAR membuka baju pasien yang dikenakannya.
"Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti. Setelah itu, YA menyuruh saya buka bra," bebernya.
"Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti dan membuka bra," terang QAR.
Selanjutnya, YA melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara QAR.
Tak lama kemudian, dokter YA mengeluarkan handphone-nya berdalih membalas pesan dari temannya.
"Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si YA menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP," lanjut QAR.
"Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke YA mau tidur istirahat," bebernya.
YA lantas menghentikan tindakannya itu dan langsung keluar kamar QAR.
Keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik.
Dengan keberaniannya serta mendapat dukungan dari teman-teman, QAR pun memviralkan kejadian yang dialaminya itu ke media sosial.
Ia juga berencana membawa kasus ini ke jalur hukum.
"Ini demi keadilan yang harus ditegakkan, agar tidak ada korban lainnya dan dalam waktu dekat ini, saya akan ke Malang," tegas QAR.
"Sepertinya baru bisa minggu depan, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," imbuhnya.
Pihak rumah sakit buka suara
Menanggapi hal itu, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, S. Si., MMRS, pun memberikan pernyataan.
Dirinya membenarkan jika YA adalah dokter yang bertugas di Persada Hospital.
"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan (YA) adalah dokter di Persada Hospital," kata Sylvia.
Sylvia mengatakan, YA sudah diberhentikan sementara dari jabatannya.
"Saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan," lanjutnya.
Ia menegaskan, pihaknya mengecam keras perilaku yang dilakukan oleh YA dan akan memberikan sanksi tegas apabila terbukti bersalah.
"Kami dari Persada Hospital menolak tegas segala bentuk pelanggaran etik, termasuk membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh," ungkapnya.
"Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," tandas Sylvia.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Cerita Viral Pasien Rumah Sakit Swasta di Malang Korban Dokter Cabul, Modus Pakai Stetoskop Buka HP
(Tribunnews.com/Falza) (SuryaMalang.com/Sarah Elnyora)
Sentimen: negatif (100%)