Sentimen
Negatif (93%)
8 Apr 2025 : 07.34
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tangerang

Banjir Berulang di Maharta Tangsel, Apa Faktor Penyebabnya? Megapolitan 8 April 2025

8 Apr 2025 : 07.34 Views 28

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Banjir Berulang di Maharta Tangsel, Apa Faktor Penyebabnya?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 April 2025

Banjir Berulang di Maharta Tangsel, Apa Faktor Penyebabnya? Editor TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Tangerang Selatan pada Minggu (6/4/2025) sore kembali merendam Perumahan Maharta, Pondok Kacang. Bukan hanya hitungan jam, melainkan menit, ketinggian air mencapai 130 sentimeter, membanjiri rumah, warung, dan meninggalkan lumpur serta tumpukan sampah. Bagi warga Maharta, terlebih yang sudah lama menghuni di kawasan tersebut, banjir bukan lagi hal langka. Kini, mereka menghadapi banjir hampir setiap bulan. “Baru juga beres bersih-bersih dari banjir sebelumnya, sekarang harus mulai lagi dari awal,” ujar Bambang (50), pemilik warung pecel lele yang telah tinggal di Maharta sejak 1991. Menurut warga, penyebab utama banjir adalah aliran air yang tersumbat akibat jembatan baru yang terlalu tinggi dan mempersempit kali. “Kalau dulu itu kalinya standar, jembatan enggak dinaikin enggak masalah, airnya enak ngalirnya, lurus aja enggak numpuk. Nah kalau sekarang itu jembatannya tinggi, air ngumpul semua, kalinya kecil,” jelas Bambang. Ia juga menambahkan bahwa pompa air sering rusak. “Pompanya rusak mulu. Jadi perlu ada tambahan pompa sama harusnya dikeruk kalinya yang paling penting,” sambungnya. Banjir datang begitu cepat hingga banyak warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Salah satunya adalah Samratuti (60) yang baru tiba di rumah saat air sudah mulai naik. “Saya cuma sempat selamatkan bantal, sepatu. Kulkas, sofa, beras semua kerendam. Tipi untungnya nyantol di dinding,” tuturnya. Ia menggambarkan kondisi Maharta seperti “wajan besar” yang menampung air tanpa jalan keluar. “Jembatan ditinggikan tapi kami yang terendam. Seperti wajanlah, saya lihat-lihat. Kayak tekukan yang di sini, airnya enggak bisa keluar,” kata Samratuti. Samratuti menyebut kondisi banjir semakin parah sejak lima tahun terakhir, sejak jembatan baru dibangun. Pompa yang kecil dan minimnya tandon membuat air lama surut. “Sedangkan pompanya kecil. Dari ujung ke ujung itu kan ada dua kilometer tapi pompanya cuma dua,” ungkapnya. Karena sudah lelah dengan janji-janji, beberapa warga mulai menggagas solusi bersama, seperti membeli pompa portable secara patungan. “Sudah capek nerima janji. Kalau perlu kita bikin sendiri, kita cari solusi bareng warga,” tegasnya. Meski begitu, warga tetap berharap ada langkah nyata dari pemerintah. “Harapannya, jangka panjangnya tolong dipikirkan kepada pemerintah kalau bisa dikeruk kalinya,” ucap dia. “Untuk jangka pendeknya, tolong kami dibagi untuk pompa dulu. Pompa yang bisa mengatasi emergensi. Bila ada pompa emergensi, secepatnya kami bisa kerja,” tutupnya. (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Akhdi Martin Pratama) Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (93.9%)