Sentimen
Negatif (99%)
6 Apr 2025 : 07.00
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Malang

Mudik Dua Rasa, Ketika Rindu Pulang Membelah Jalan Rel dan Aspal Regional 6 April 2025

6 Apr 2025 : 07.00 Views 15

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Mudik Dua Rasa, Ketika Rindu Pulang Membelah Jalan Rel dan Aspal
                                
                                    
                                        
                                            Regional                                            
                                        
                                        
                                            6 April 2025

Mudik Dua Rasa, Ketika Rindu Pulang Membelah Jalan Rel dan Aspal Tim Redaksi MALANG, KOMPAS.com - Bagi Saviska, merantau ke Jakarta menjadikan mudik bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah "ritual pulang" yang sarat makna. Perjalanan ini adalah perjalanan batin yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang sabar menahan rindu dan akhirnya memiliki kesempatan untuk kembali ke pelukan orang tua. Tahun 2025 ini, pengalaman mudik Saviska terasa berbeda. Ia tidak hanya dapat tinggal lebih lama di rumah, tetapi juga menempuh dua cara pulang. Ia berangkat ke Kota Malang menggunakan kereta api dan kembali ke Jakarta dengan bus. Kedua akomodasi tersebut memberikan pengalaman berbeda dalam perjalanan mudiknya. Saviska menjelaskan alasannya memilih kereta untuk perjalanan pulang ke tempat kelahirannya. "Kemarin waktu mudik ke Malang naik kereta lebih santai, selain itu ingin merasakan Kereta Jayabaya new generation," ujarnya kepada Kompas.com pada Sabtu (5/4/2025) malam. Bagi Saviska, kereta bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga ruang jeda yang tenang dari riuhnya Jakarta. Ia mengaku tidak suka terburu-buru, terutama saat harus berurusan dengan antrean dan prosedur yang berlaku. "Naik pesawat masih harus ke bandara lalu boarding dan lain-lain. Apalagi dari stasiun sama tempat tinggal lebih dekat," katanya. Saviska telah memesan tiket kereta jauh-jauh hari, menyadari betul betapa ketatnya perburuan kursi menjelang Lebaran, terutama dari Jakarta ke Malang. "Kalau tiket kereta pulang ke Malang jauh-jauh hari karena pasti banyak pemudik juga dari Jakarta. Selain itu, kalau dekat-dekat kan mahal juga. Tapi selama ini satu minggu sebelum balik sudah cari tiket kereta melalui online karena lebih praktis saat pesan dan pembayarannya," tuturnya. Namun, suasana tenang itu hanya bertahan di paruh pertama perjalanan. Saat tiba waktunya kembali ke Jakarta, kenyataan berubah menjadi teka-teki. "Waktu mau pesan tiket balik ke Jakarta, nggak ada yang sesuai bujet. Ada, tapi mahal banget. Ada yang sesuai bujet tanggal 11, sedangkan kerja masuk tanggal 8," ujar Saviska. Akhirnya, ia menemukan alternatif lain dengan menggunakan bus malam . "Akhirnya alternatif lainnya ada bus yang pool-nya dekat sama tempat tinggal," sambungnya. Di balik segala usahanya, satu hal tetap menjadi alasan utama Saviska untuk pulang merayakan Lebaran bersama keluarga setelah bekerja hampir setahun. "Kebetulan kerjanya di luar Malang jadi mudik itu kayak rutinitas, ya suatu keharusan. Karena saya kan bukan tipe yang gampang dikit-dikit pulang, jadi hari raya ini momen yang bagus," kata perempuan berusia 26 tahun itu yang bekerja di sektor migas. Tahun ini, menurutnya, mudik terasa lebih menyenangkan dan semua momen di rumah lebih hangat. "Sebab waktu di rumah lebih lama, obrolan lebih panjang, tawa lebih banyak sehingga momen bersama orang-orang tercinta lebih utuh," ujarnya. Meski setiap tahunnya ada biaya yang harus disiapkan untuk tiket pulang pergi yang tidak selalu murah, Saviska menganggap itu sudah menjadi bagian dari cerita mudiknya setiap tahun. "Ya pasti menyiapkan khusus untuk mudik karena kan tiket pulang pergi kadang tidak bisa diprediksi," imbuhnya. Untungnya, meskipun pemerintah melakukan efisiensi, mudiknya tidak terganggu dan bisa disesuaikan. "Alhamdulillah kalau untuk efisiensi tidak ada pengaruhnya di mudik tahun ini," ucap Saviska. "Ya ngaruh secara langsung hanya di fasilitas kerjaan saja. Kita yang biasa berbeda menggunakan perangkat komputer di kantor sekarang ada batasan waktunya. Tapi sudah ada solusinya dengan memberi note untuk batasan waktu pemakaian," pungkasnya. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (99.9%)