Sentimen
Negatif (96%)
5 Apr 2025 : 07.06
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Cirebon, Depok, Kartini, Senen, Tegal

Tokoh Terkait
Abdul Haris

Abdul Haris

Dilema Mudik Usai Lebaran: Harga Tiket Hampir Dua Kali Lipat, Pilihan Semakin Sempit Megapolitan 5 April 2025

5 Apr 2025 : 07.06 Views 20

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Dilema Mudik Usai Lebaran: Harga Tiket Hampir Dua Kali Lipat, Pilihan Semakin Sempit
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 April 2025

Dilema Mudik Usai Lebaran: Harga Tiket Hampir Dua Kali Lipat, Pilihan Semakin Sempit Editor JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah warga yang baru bisa berangkat mudik setelah Lebaran tak kuasa menahan keluh. Harga tiket kereta api yang mereka harapkan bisa lebih ramah kantong, justru melambung tinggi. Kartini (29), warga Jakarta, menatap tiket di tangannya dengan napas yang dalam. Perjalanan ke kampung halamannya di Cirebon kali ini terasa jauh lebih berat, bukan karena jarak, tapi ongkosnya. “Biasanya Rp 190.000, sekarang Rp 300.000. Hampir dua kali lipat,” ucap Kartini saat ditemui di Stasiun Pasar Senen , Jumat (4/4/2025). Sejak sebelum Ramadhan, Kartini sudah mencoba membeli tiket secara daring. Tapi berkali-kali mencoba, hasilnya nihil. Setiap kali aplikasi dibuka, semua kursi sudah raib, seolah mudik hanyalah hak mereka yang lebih dulu beruntung. “Tiketnya baru dapat sekarang, kemarin-kemarin itu penuh, enggak bisa diakses,” tutur Kartini. Cerita serupa juga datang dari Hesti (46), warga Depok yang hendak mudik ke Tegal bersama keluarga besarnya. Harga tiket ekonomi yang biasa ia beli Rp 120.000, kini naik menjadi Rp 156.000 per orang. “Alhamdulillah kami sudah pesan dari awal puasa, tapi memang harganya naik sekitar 20 persen,” kata Hesti. Namun pukulan terbesarnya datang saat harus kembali ke Jakarta. Demi mengejar jadwal kerja, Hesti tak punya banyak pilihan selain membeli tiket kereta Argo yang harganya mencapai Rp 600.000 per orang. “Ngejar waktu kerja, jadi enggak ada pilihan lain,” katanya singkat. Hesti berharap, kelak PT Kereta Api Indonesia (KAI) bisa memberi ruang lebih panjang bagi masyarakat untuk merencanakan perjalanan. Bukan hanya soal waktu, tapi bagi Hesti juga soal harga yang masuk akal. “Kalau bisa, penjualan tiket dibuka lebih lama dan kenaikannya jangan terlalu signifikan,” ucapnya, lirih. Di tengah euforia Lebaran yang mulai mereda, cerita Kartini dan Hesti menggambarkan wajah lain dari tradisi mudik, yakni kerinduan yang dibayar dengan pengorbanan. Mereka mungkin tak meminta banyak, tetapi hanya ingin pulang dengan tanpa harus terjebak dalam angka yang kian melambung. (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana) Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (96.9%)