Sentimen
Negatif (97%)
28 Mar 2025 : 16.44
Informasi Tambahan

Kasus: pelecehan seksual

Pelecehan di KRL Terjadi karena Pemikiran Laki-Laki yang Merendahkan Perempuan Megapolitan 28 Maret 2025

28 Mar 2025 : 16.44 Views 15

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Pelecehan di KRL Terjadi karena Pemikiran Laki-Laki yang Merendahkan Perempuan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Maret 2025

Pelecehan di KRL Terjadi karena Pemikiran Laki-Laki yang Merendahkan Perempuan Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan bernama Bina (22) mengatakan, pencegahan pelecehan seksual di kereta rel listrik ( KRL ) Commuter Line tidak hanya menjadi tanggung jawab perempuan. “Semua kasus pelecehan seksual yang terjadi di KRL itu bukan salah perempuan. Yang salah adalah pemikiran laki-laki yang selalu ingin merendahkan dan melecehkan perempuan,” ungkap Bina saat dihubungi Kompas.com , Kamis (27/3/2025). Bina menyoroti bahwa banyak laki-laki menganggap rendah perempuan, yang menciptakan sikap dominasi dan merasa berhak untuk menguasai serta melecehkan. “Sikap dominasi tersebut membuat mereka merasa bisa menguasai dan melecehkan perempuan,” tuturnya. Ia pun mengimbau pentingnya edukasi bagi laki-laki agar tidak menjadi pelaku pelecehan seksual, terutama di transportasi umum. “Bukan selalu perempuan yang dituntut agar tidak menjadi korban, seperti harus berpakaian tertutup, melainkan laki-laki harus diedukasi agar tidak menjadi pelaku,” jelasnya. Bina menambahkan, sering kali perempuan disalahkan dalam kasus pelecehan seksual berdasarkan cara berpakaian mereka. “Padahal, pengguna KRL yang mengenakan pakaian tertutup dan berhijab pun pernah menjadi korban pelecehan seksual,” terangnya. Mengenai pengalaman pribadinya, Bina mengaku mengalami pelecehan seksual meskipun mengenakan baju oversize dan celana bahan hitam. “Kejadian asusila ini bukan atas dasar kesalahan perempuan, tetapi pemikiran laki-laki yang mau melecehkan,” tegasnya. Senada dengan Bina, Cecil (22), seorang mahasiswa yang juga merupakan penumpang KRL, menyatakan bahwa antisipasi pelecehan seksual di KRL seharusnya lebih difokuskan pada peningkatan kesadaran laki-laki. “Daripada antisipasi perempuan, justru lebih ke kesadaran laki-laki terhadap pelecehan seksual di KRL,” kata Cecil. Cecil menambahkan, perempuan sudah berusaha berjaga-jaga dan berhati-hati, tetapi pelaku tetaplah laki-laki. “Kalau memang pemikiran laki-laki tidak ada yang aneh dan kesadarannya terhadap pelecehan seksual tinggi, tidak akan ada korban dan kasus lagi di KRL,” ucapnya. Cecil juga menceritakan pengalaman pribadinya, di mana ia sering didekati oleh laki-laki berusia sekitar 40 tahun yang mendekati bagian tubuh belakangnya. “Saat laki-laki ini mendekat, saya selalu menjauh. Namun, saat menjauh berkali-kali, bagian tubuh belakang saya selalu didekati lagi,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran laki-laki terkait pelecehan seksual di KRL. “Yang penting adalah edukasi untuk meningkatkan kesadaran laki-laki di KRL terkait pelecehan seksual,” tutup Cecil. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (97.7%)