Sentimen
Negatif (100%)
24 Mar 2025 : 06.47
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kasus: Insiden penembakan, penembakan

Tokoh Terkait
Helmy Santika

Helmy Santika

Kasus Sederhana, Kompolnas Pertanyakan Belum Ada Tersangka Penembakan 3 Polisi di Arena Sabung Ayam - Halaman all

24 Mar 2025 : 06.47 Views 3

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Kasus Sederhana, Kompolnas Pertanyakan Belum Ada Tersangka Penembakan 3 Polisi di Arena Sabung Ayam - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempertanyakan mengapa belum ada penetapan tersangka pelaku penembakan 3 polisi di arena sabung ayam Way Kanan Lampung?

Sudah hampir sepekan berlalu, polisi baru menetapkan satu tersangka yakni warga sipil di kasus judi sabung ayam.

Komisoner Kompolnas, Choirul Anam mempertanyakan dua oknum anggota TNI, yaitu Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah, belum menjadi tersangka dalam kasus penembakan tiga polisi saat pembubaran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).

Menurutnya kasus penembakan ini sangat sederhana, dua oknum TNI itu juga sudah ditahan sejak beberapa hari lalu.

Ditambah ada pengakuan dari keduanya bahwa mereka memang menembak 3 polisi tersebut.

Kompolnas: Bukti Sudah Cukup, Kenapa Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah Belum Jadi Tersangka?

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, mempertanyakan aparat yang belum menetapkan dua anggota TNI, yaitu Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah, menjadi tersangka dalam kasus penembakan tiga anggota Polsek Negara Batin saat pembubaran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).

Padahal, menurut Anam, seluruh barang bukti untuk menjadikan keduanya tersangka sudah cukup.

Ditambah, Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah juga sudah mengakui melakukan penembakan terhadap ketiga polisi tersebut.

"Pertama, kasus ini sebenarnya sederhana, kok. Saksinya ada, buktinya ada, alat yang dipakai untuk membunuh juga ada, rekam jejak digital juga ada. Saya nggak tahu apa yang menjadi kendala (belum adanya penetapan tersangka)," kata Anam, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (23/3/2025).

Kompolnas Minta Polri dan TNI Tidak Saling Tuding soal Isu Uang Setoran

Anam mengatakan justru ada pengalihan kasus dari kasus penembakan menjadi saling tuding, pihak kepolisian dan TNI menerima aliran uang dari judi sabung ayam tersebut.

Menurutnya, hal tersebut bukan menjadi fokus aparat saat ini.

Anam meminta agar arapat berfokus untuk mengungkap kasus penembakan tersebut alih-alih saling tuding sama-sama menerima uang hasil judi sabung ayam.

"Itu yang menurut saya menjadi hambatan. Ayolah kita fokus pada pengungkapan kasus penembakan ini," katanya.

Anam mengatakan jika memang adanya peredaran uang hasil judi sabung ayam ke polisi di wilayah hukum Lampung, maka Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, sudah berjanji untuk menindak tegas.

Dia pun berharap ketika memang ada informasi polisi menerima uang dari hasil judi sabung ayam, maka bisa dilaporkan ke pihak Polda Lampung maupun Kompolnas.

"Dan kalau ada orang yang punya informasi itu dan enggan untuk datang ke polisi, datang ke Kompolnas dan akan kami bantu," jelasnya.

Insiden Tragis Penembakan Tiga Polisi di Way Kanan, Kompolnas Punya Video Bukti Kejadian Maut

Pada Senin, 17 Maret 2025, tiga anggota kepolisian tewas dalam insiden penembakan di arena judi sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Penembakan ini terjadi saat hari masih terang, sekitar pukul 17.00 WIB, dan disaksikan oleh banyak orang.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam menyatakan bahwa banyak saksi yang melihat langsung peristiwa tragis ini.

"Momen itu bukan gelap, bukan petang, tapi masih terang benderang," ujar Choirul dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Kompas TV.

KOMISIONER KOMPOLNAS - Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2024) malam.  Choirul Anam menyatakan bahwa banyak saksi yang melihat langsung peristiwa tragis penembakan 3 polisi yang bubarkan sabung ayam di Way Kanan, Lampung (Istimewa)

Choirul Anam menegaskan bahwa Kompolnas memiliki rekaman video yang memperlihatkan kejadian tersebut.

Namun, hingga saat ini, belum ada tersangka yang ditangkap meskipun bukti-bukti yang ada cukup jelas.

"Tantangannya, joint team ini sudah hampir satu minggu belum ada tersangka," tegasnya.

Kompolnas Sebut Kapolsek Lusiyanto Memang Jadi Target Penembak

Terungkap fakta baru dari insiden penembakan 3 anggota polisi hingga meninggal dunia di arena sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung.

Diduga, ketiga polisi yang ditembak tersebut memang sudah menjadi target penembak, lantaran dianggap menghalau jalannya kegiatan sabung ayam.

Hal tersebut disampaikan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam.

Diketahui, 3 anggota polisi gugur setelah tertembak dalam penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025) sore. Adapun pelaku penembakan diduga oknum terlatih menggunakan senjata pabrikan.

Tiga anggota yang tewas ditembak adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

Choirul mengungkapkan, bahwa ketiga polisi tersebut ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain."

"Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam."

"Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau," ujarnya.

KONDISI RUMAH KAPOLSEK: Kondisi rumah Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto yang tewas ditembak anggota TNI di arena judi sabung ayam, ternyata sangat sederhana. (TikTok romi_indra_setiawan/@sabils)

Lebih lanjut, ia memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.

Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

"Senjatanya adalah senjata pabrikan. Kenapa kami meyakini ini? Sederhana, ada proyektil peluru yang ada dalam tubuhnya Pak Kapolsek itu memiliki sidik jari balistik."

"Sehingga dalam dunia balistik tidak ada perdebatan. Itu adalah keluaran dari senjata pabrikan, tidak mungkin senjata rakitan," jelas Choirul.

Tindakan Kepolisian dan Penangkapan Tersangka

Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menjelaskan bahwa penembakan terjadi saat penggerebekan judi sabung ayam yang dihadiri oleh warga dari luar Lampung.

Penggerebekan ini dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin setelah menerima informasi mengenai kegiatan ilegal tersebut.

Awalnya, polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, namun situasi berubah menjadi fatal ketika tiga anggota Polri tewas di lokasi.

Dua oknum anggota TNI, yaitu Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis, diduga terlibat dalam penembakan tersebut.

Keduanya telah ditangkap dan saat ini ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat.

Kepala Penerangan Kodam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, membenarkan penangkapan tersebut.

"Benar sudah ditahan," kata Eko kepada wartawan.

Pentingnya Transparansi Proses Hukum

Choirul Anam menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum untuk menjaga kredibilitas penegakan hukum.

"Ayolah kita bekerja secara ilmiah dan transparansi itu juga yang jadi catatan," ujarnya.

Insiden ini menjadi sorotan publik, dan masyarakat berharap agar kasus ini segera terungkap dengan tuntas.

Alasan Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah Belum Jadi Tersangka

Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Rabu (19/3/2025) lalu, Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Ujang Darwis, membeberkan alasan Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah belum ditetapkan menjadi tersangka penembakan terhadap tiga polisi.

Dia mengatakan, dalam penetapan tersangka perlu adanya dua bukti yang cukup.

Tak cuma itu, dia juga mengatakan penetapan tersangka juga perlu diperkuat keterangan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

Hingga kini, Darwis mengungkapkan penyelidikan masih terus berlangsung dan belum rampung.

"Dua orang oknum ini statusnya sekarang masih jadi saksi, baru kita mintai keterangan," kata Darwis saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

"Karena untuk menjadikan dia tersangka itu butuh barang bukti, butuh saksi-saksi yang lain untuk memperkuat dan nanti dari olah TKP," jelasnya.

POLISI TEWAS DITEMBAK - Kopka Basarsyah berpakain loreng saat diamankan Denpom, Senin Malam (17/3/2025). Personel gabungan Detasemen Polisi Militer, Kodim Way Kanan, dan jajaran Polres Way Kanan menangkap Kopka Basarsyah, satu terduga oknum TNI penembakan 3 anggota Polda Lampung saat gerebek judi sabung ayam. Sebelum ditangkap, Kopka Basarsyah, oknum TNI terduga penembak mati 3 polisi yang gerebek judi sabung ayam di Way Kanan kecup kening anak istri. (Kolase Istimewa/Tangkapan layar YouTube KompasTv)

Darwis menuturkan pihaknya kini masih mencari senjata api yang dimiliki Lubis dan Basarsyah untuk menembak tiga polisi tersebut.

"Masalah senjata, sampai sekarang ini kami masih mencari alat bukti tersebut untuk memperkuat keterangan yang ada," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Lampung, Irjen Hemy Santika, mengungkapkan kedua pelaku sudah mengakui melakukan penembakan terhadap tiga anggota Polsek Negara Batin tersebut.

Pengakuan tersebut diketahui setelah Polda Lampung melakukan join investigasi bersama dengan Korem 043 Gatam.

Selain itu, Helmy juga mengatakan kedua pelaku penembakan menyebut menembak tiga polisi menggunakan senjata api (senpi) rakitan.

Namun, dia menuturkan pengakuan tersebut masih perlu diuji kebenarannya lewat pemeriksaan proyektil atau selongsong di Laboratorium Forensik (Labfor).

Senada dengan Darwis, Helmy juga menegaskan penetapan tersangka perlu didukung alat bukti yang cukup.

"Berdasarkan pengakuannya, berada di TKP, berarti ini sesuai keterangan-keterangan yang lain bahwa memang ada. Dan melakukan penembakan dan membawa senjata api dan disampaikan menggunakan senjata api rakitan."

"Ini yang masih perlu kita dalami ke depan. Karena semua fakta peristiwa harus didukung dengan alat bukti," jelasnya.

(tribun network/thf/TribunLampung.com/Tribunnews.com)

Sentimen: negatif (100%)