Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang
Tokoh Terkait

Abdul Wahid
Warga Antusias Beritikaf di Masjid Agung Kauman Semarang
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Masjid Agung Kauman Semarang masih menjadi tempat favorit warga untuk beritikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Para jemaah datang dan melakukan sejumlah kegiatan seperti salat, membaca Al-Qur'an hingga berzikir untuk mengharapkan malam Lailatul Qadar.
Pantauan Espos.id, ruang utama hingga serambi masjid dipenuhi orang duduk bersila sembari membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an maupun berzikir. Semakin malam, para jemaah yang datang beritikaf di Masjid Agung Kauman semakin banyak.
“Saya berangkat dari rumah pukul 22.30 WIB ke Masjid Agung Kauman untuk beritikaf. Saya mulai melakukan itikaf di sini sejak malam ke-17 bulan Ramadan,” ucap seorang jemaah, Catur kepada Espos.id, Sabtu (22/3/2025).
Warga Kelurahan Kalipancur ini memaparkan alasan dirinya sering melakukan itikaf di Masjid Agung Kauman karena tempatnya nyaman. Selain itu, banyaknya jemaah turut memotivasi Catur untuk mengisi waktu sepuluh hari terakhir Ramadan dengan ibadah.
Hal senada juga turut diungkap warga Semarang Utara, Chasanah,23. Dia mengaku sudah dua kali setiap malam ganjil melakukan iktikaf di Masjid Agung Kauman.
“Sebagai orang yang lahir dari keluarga Nahdlatul Ulama kayak jangan melewatkan momen sepuluh hari terakhir Ramadan. Saya pulang ke rumah biasanya sekitar jam 02.00 WIB setelah salat tasbih, zikir dan baca asmaul husna,” ungkap Chasanah.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Kauman, Abdul Wahid, mengatakan sejak datangnya bulan Ramadan. Masjid Agung Kauman dibuka untuk umum selama 24 jam.
“Kami memberikan kebebasan kepada para jemaah. Mau melakukan itikaf di jam berapapun kami persilakan,” ucap Abdul Wahid.
Wahid mengaku antusias warga Kota Semarang untuk itikaf dan ikut melaksanakan ibadah Salat Tasbih berjamaah sangat besar. Bahkan jumlah jemaah yang datang ke Masjid Agung Kauman mencapai ribuan orang.
“Rata-rata berapa lamanya jemaah melakukan itikaf sesuai kemampuan masing-masing. Ada yang cuman satu-dua jam, ada juga yang kuat itikaf sampai waktu sahur,” ujarnya.
Sentimen: neutral (0%)