Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Hindu
Event: Hari Raya Nyepi
Kab/Kota: Klaten, Mataram
Sakral, Ribuan Umat Hindu Ikuti Upacara Melasti di Umbul Geneng Klaten
Espos.id
Jenis Media: Solopos
Esposin, KLATEN -- Upacara Melasti menyambut datangnya Hari Raya Nyepi digelar di Umbul Geneng, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (23/3/2025). Ritual sakral itu diikuti sekitar 3.000 umat Hindu dari berbagai wilayah di Kabupaten Klaten.
Upacara Melasti dirangkai dengan kirab dari Pura Tirta Buwana di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, menuju Umbul Geneng yang berjarak sekitar 1 kilometer. Dalam kirab itu, iring-iringan umat Hindu membawa gunungan, jempana hingga sesajen. Selama kirab, mereka terus memanjatkan doa.
Tiba di lokasi, rombongan disambut percikan air suci dari para pinandita. Mereka kemudian meletakkan jempana serta berbagai barang yang dibawa ke lokasi upacara.
Sementara itu, ribuan umat Hindu terus berdatangan di Umbul Geneng, Klaten, sebelum rangkaian upacara Melasti dimulai. Gending Jawa terus mengalun di lokasi upacara yang dipenuhi aroma dupa.
Selepas acara seremonial yakni sambutan dari sejumlah pejabat yang datang, acara dilanjutkan dengan Dharma Wacana hingga prosesi pendeta memuja. Selain itu, ada penampilan tari Laksita Murti. Kegiatan dilanjutkan persembahyangan Tri Sandya, Kramaningsembah, Turun Tirtha dan Bija, Grebek Gunungan, serta Pramashanti.
Ketua PHDI Klaten, Suparman, mengungkapkan upacara Melasti merupakan rangkaian dari perayaan Hari Raya Nyepi. Makana dari upacara itu yakin penyucian sebelum Nyepi. “Upacara ini untuk menyucikan buana agung dan buana alit, alam semesta dan diri sendiri dengan cara mengambil tirta amerta di sini,” kata Suparman.
Suparman menjelaskan air yang sudah diambil dibawa pulang ke rumah atau pura masing-masing. Selain itu, air dari Umbul Geneng dibawa saat upacara Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengungkapkan Upacara Melasti mengajarkan nilai luhur kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam, manusia, dan Sang Pencipta. Pada kesempatan itu, Hamenang juga mengungkapkan rasa bangga sekaligus terharu melihat keberagaman kebudayaan dan keyakinan di Kabupaten Bersinar.
“Keberagaman ini adalah kekayaan yang harus dijaga. Karena hanya dengan toleransi dan gotong royong dapat membangun Klaten yang maju, sejahtera dan penuh kedamaian,” jelas Hamenang.
Hamenang mengungkapkan keberagaman di Indonesia khususnya di Kabupaten Klaten menjadi warisan yang luhur. Dia menjelaskan sejak era Mataram, nilai-nilai toleransi itu sudah diperlihatkan.
“Salah satu bentuk toleransi yang luar biasa diperlihatkan di Candi Plaosan. Alhamdulillah candi itu ada di Kabupaten Klaten. Bisa jadi, Klaten dulunya salah satu kota besar dengan toleransi beragama yang luar biasa. Oleh karena itu, toleransi yang ada ini harus tetap dijaga,” jelas Hamenang.
Salah satu umat Hindu Klaten, Jaka, merasa perayaan Nyepi tahun ini sangat spesial. Pasalnya, Hari Raya Nyepi hampir berbarengan dengan Hari Raya Idul Fitri. Jaka mengungkapkan semangat moderasi selama ini terus dipupuk di Kabupaten Klaten. “Tentu saya sangat bangga karena saat ini baru gencar-gencarnya menjunjung tinggi toleransi,” jelas Jaka.
Sentimen: neutral (0%)