Sentimen
Undefined (0%)
23 Mar 2025 : 08.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Madiun, Ponorogo

Jelang Lebaran 2025, Produsen Madu Mongso di Madiun Kebanjiran Pesanan

23 Mar 2025 : 08.36 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jatim

Jelang Lebaran 2025, Produsen Madu Mongso di Madiun Kebanjiran Pesanan

Esposin, MADIUN -- Suhari, 51, terlihat sibuk menata kayu bakar di tungku bakar yang di atasnya ada kuali berdiameter sekitar satu meter di rumahnya di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Sabtu (15/3/2025) siang. Setelah apinya stabil, dia kemudian mengaduk adonan hitam pekat dan berbau manis yang ada di dalam kuali tersebut.

Suhari merupakan salah satu perajin madu mongso, salah satu jajanan tradisional khas Madiun yang terbuat dari ketan hitam dan gula. Jajanan ini memiliki cita rasa khas, yakni manis dan masam seperti tapai.

Menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi, rumah produksi madu mongso milik Suhari selalu mengebul. Hal ini karena pesanan jajanan tradisional ini membeludak pada saat momen Ramadan dan Lebaran.

Suhari menceritakan sejak awal Ramadan, produksi madu mongso di tempatnya memang sudah meningkat. Pemesanan akan terus meningkat hingga menjelang Lebaran. Hingga pertengahan bulan Ramadan saja, dia mengaku telah mendapatkan pesanan madu mongso mencapai 60 kilogram.

“Biasanya nanti akan terus meningkat. H-7 Lebaran biasanya permintaan semakin tinggi,” kata dia saat ditemui di rumahnya.

Bukan hanya pesanan dari perorangan, Suhari juga mengatakan peningkatan permintaan juga datang dari toko oleh-oleh. Selama ini produknya memang sudah dipasarkan di berbagai toko oleh-oleh di Madiun dan Ponorogo.

Rumah produksi madu mongso di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Sabtu (15/3/2025). (Abdul Jalil/Espos.id)
Rumah produksi madu mongso di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Sabtu (15/3/2025). (Abdul Jalil/Espos.id)

 

Lantaran pemrintaan meningkat tajam, dia pun memproduksi madu mongso setiap hari. Padahal kalau pada hari biasa, ia hanya memproduksi madu mongso tujuh hingga sepuluh hari sekali.

Begitu juga untuk tenaga produksi, pada musim Ramadan dan Lebaran ini, dia pun menambah tiga orang tenaga untuk membantu proses pembungkusan. Karena proses ini juga membutuhkan ketelatenan dan waktu yang lama. Padahal pada hari biasa, seluruh produksi dipegang sendiri dan istrinya.

Sedangkan untuk harga madu mongso produksinya, kata Suhari, dijual Rp80.000 per kilogram atau Rp20.000 per 250 gram. Mengenai omzet penjualan pada musim Lebaran ini, dia memprediksi bisa tembus antara Rp40 juta hingga Rp45 juta.

Madu mongso yang memiliki rasa yang unik ini cocok untuk dijadikan sajian saat Lebaran. Selain itu, juga cocok untuk menjadi oleh-oleh pemudik.

Produksi Madu Mongso

Setiap kali memproduksi madu mongso ini membutuhkan ketan hitam sebanyak 25 kilogram serta gula merah 4 kilogram, gula pasir 8 kilogram, dan kelapa 23 butir.

Suhari mengatakan proses pembuatan madu mongso ini membutuhkan waktu cukup lama, yakni bisa mencapai sepekan. Untuk itu, pada masa pesanan banyak seperti saat ini, dia biasanya selalu membuat adonan setiap hari untuk produksi hari berikutnya.

Awal proses pembuatannya, ketan tersebut dicuci bersih, kemudian dimasak hingga matang. Setelah itu ketan diangin-anginkan supaya dingin kemudian diberi ragi untuk proses fermentasi. Proses fermentasi ini membutuhkan waktu dua hari. Menurut Suhari, proses fermentasi ini sangat penting, supaya manis dan masam dari ketan ini sempurna.

Sedangkan untuk juruh, yakni campuran antara gula merah, gula pasir, dan santan dimasak beberapa jam. Setelah itu nantinya akan dicampur dengan ketan hitam diaduk-aduk hingga tercampur merata.

Setelah tercampur merata, adonan itu kemudian ditiriskan dan didiamkan supaya dingin. Setelah dingin, baru madu mongso akan dibungkus menggunakan plastik bening seukuran buah anggur.

Sentimen: neutral (0%)