Esposin, JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menandatangani kerja sama strategis dengan China State Construction Engineering Cooperation melalui skema Two Countries Twin Parks (TCTP). Kesepakatan ini diharapkan mempercepat investasi di sektor industri manufaktur dan teknologi tinggi di Indonesia.

TCTP mencakup kolaborasi dalam perdagangan, pengembangan industri, hingga investasi lintas sektor, seperti perbankan, infrastruktur, energi, otomotif, baterai, telekomunikasi, dan penerbangan.

Investasi Rp60 Triliun dan Peran KEK Batang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping pada November tahun lalu.

“MoU ini diharapkan segera terealisasi dengan adanya investasi dari China. Ini membuktikan hasil nyata dari hubungan bilateral kedua negara,” ujar Airlangga dalam acara penandatanganan MoU di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Dalam skema TCTP, China berkomitmen menanamkan investasi hingga Rp60 triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Untuk mendukung proyek ini, lahan seluas 500 hektare telah disiapkan dengan infrastruktur berstandar industri.

Sinergi Indonesia-China dalam Pengembangan Industri

Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, mengapresiasi dukungan pemerintah Indonesia dalam proyek ini. Ia berharap kerja sama bilateral ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi kedua negara.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan mengoordinasikan proyek ini guna menjaga komitmen investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Pada April 2025, Indonesia dan China dijadwalkan menggelar joint committee untuk membahas kebijakan strategis kerja sama industri.

Selain di Batang, proyek Two Countries Twin Parks juga dikembangkan di Wijayakusuma (Semarang) dan Bintan. “Kami berharap kawasan ini bisa mencapai kesuksesan besar,” pungkas Airlangga.