Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali
Harga Lebih Murah, Warga Rela Antre di Pasar Rakyat GPM Kantor Pemkab Boyolali
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI--Warga Boyolali terutama emak-emak menyerbu pasar rakyat Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Pengendalian Inflasi yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan Boyolali di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali pada Kamis (20/3/2025).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali, Bambang Jiyanto menyampaikan pasar rakyat itu digelar serentak se-Jawa Tengah yang diikuti oleh seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah.
“Kegiatan ini diresmikan secara bersama oleh Pak Gubernur dan dimaksudkan sebagai bagian dari penyambutan HBKN [hari besar keagamaan nasional],” kata Bambang saat ditemui awak media di lokasi GPM, Kamis.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan atau panic buying. Hal itu karena Dinas Ketahan Pangan, lanjut Bambang, menyediakan dan memastikan komoditas pangan sehari-hari akan tetap aman selama Ramadan dan Lebaran nantinya.
Dalam pelaksanaan pasar rakyat tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Boyolali menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan) serta produsen besar masyarakat yang ada di Boyolali.
Bambang pun memerinci harga-harga dalam pasar rakyat tersebut seperti beras dengan kisaran harga mulai Rp56.000 hingga Rp60.000 per lima kilogram, telur dengan harga Rp23.000 per kilogram, gula dengan harga Rp17.500, tepung beras dengan harga Rp8.000 per 500 gram, dan sebagainya.
“Hari ini kami sediakan beras medium 3 ton dan yang SPHP 1,5 ton. Telur sebanyak 2 ton. Dan acara ini untuk saat ini baru digelar satu hari ini selama jam kerja dan besok [Jumat, 21/3/2025] sampai setengah hari saja,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan masyarakat di pasar rakyat ini diberi batasan pembelian untuk menghindari terjadinya panic buying dan agar lebih banyak lagi masyarakat yang mendapatkan kesempatan membeli komoditas bahan pangan di agenda tersebut.
Untuk beras dengan masing-masing jenis dibatasi pembelian yakni dua sak dan telur maksimal 3 kilogram.
“Kalau tidak dibatasi nanti malah jadi pedagang atau dijual lagi. Ini untuk konsumsi rumah tangga dan tidak perlu menunjukkan KTP. Siapa pun yang mau datang silakan berbelanja di sini,” kata dia.
Bambang berharap dengan adanya pasar rakyat ini bisa meringankan beban masyarakat selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
“Dan masyarakat pun tidak perlu khawatir karena di stok pangan di Boyolali akan tetap aman dengan harga yang tidak berbeda,” pungkasnya.
Pantauan Espos di lokasi, warga tampak antusias menyambut pasar rakyat tersebut. Hal itu terlihat dari relanya warga mengantre panjang di tiap-tiap stan yang ada.
Bahkan tidak butuh waktu lama untuk barang yang dijual tersebut ludes, sekitar pukul 10.00 WIB tampak beberapa stan sudah ditutup karena memang bahan pokok yang dijual siang itu telah habis dan akan dilanjutkan untuk penjualan pada Jumat.
Salah satu warga asal Mudal, Boyolali, Susanti, 43, menyampaikan senang dengan adanya pasar rakyat tersebut. “Karena memang ini harganya di bawah harga pasar,” kata dia saat berbincang dengan Espos di lokasi, Kamis.
Susanti tidak sendirian ke pasar rakyat tersebut, ia ditemani oleh putrinya yang membantunya membawa barang-barang yang dibeli sementara Susanti sendiri tampak sibuk mengantre di depan stan-stan yang telah disediakan.
“Ini sudah dapat beras yang harganya Rp60.000, habis ini mau ngantre yang lainnya lagi,” kata dia.
Sebagai masyarakat, ia berharap agar saat Ramadan dan menjelang Lebaran seperti saat ini harga bahan pokok tidak melonjak.
“Biasanya kalau Ramadan apalagi menjelang Lebaran harga-harga kan pada naik, ya saya berharap supaya harga-harga tetap stabil karena itu sangat membantu kami,” pungkasnya.
Sentimen: neutral (0%)