Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait

Slamet Riyadi
Meriah, Rebutan Tumpeng Warnai Tradisi Kirab Malam Selikuran Keraton Solo
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo menggelar tradisi Malam Selikuran sebagai bagian dari upacara menyambut malam ke-21 Ramadan, Kamis (20/3/2025).
Tradisi yang dicirikan dengan prosesi mengarak lampu ting dan tumpeng sewu dari Keraton ke Taman Sriwedari, Solo, itu berlangsung semarak dan meriah. Acara kirab yang sudah berlangsung turun temurun itu diikuti Paku Buwono XIII dan keluarga.
Selain itu ada ribuan abdi dalem Keraton Solo yang meramaikan kirab tersebut. Rombongan memulai kirab dari Keraton Solo pada pukul 20.00 WIB dengan membawa lampung ting atau pelita, seribu tumpeng, lampion, kereta kuda, marching band, dan masih banyak lagi.
Para peserta kirab berjalan dari Keraton Solo, lewat Alun-alun Utara, Bundaran Gladak, Jl Slamet Riyadi, dan berakhir di Segaran Taman Sriwedari. Kirab Malam Selikuran dari Keraton Solo sampai Sriwedari tersebut menjadi tontonan pengguna jalan dan ribuan warga yang menyaksikan dari tepi kanan dan kiri jalan.
Setibanya di Sriwedari, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan pembacaan sejarah tradisi Malam Selikuran. Setelahnya 1.000 takir nasi tumpeng dibagikan kepada jemaah.
Prosesi pembagian tumpeng ini berlangsung gayeng. Diiringi tabuhan rebana dan lantunan selawat, ratusan orang dari berbagai kalangan saling berebut nasi tumpeng yang dianggap membawa berkah.
Salah satu warga yang ikut berebut adalah Budi, 56. Bersama istri dan anaknya dia sudah menantikan nasi tumpeng yang dia yakini membawa berkah, sejak beberapa jam sebelum rombongan kirab tiba.
Pria asal Manahan itu bercerita ini adalah kali pertama dia menyaksikan langsung tradisi Malam Selikuran Keraton Solo. Dia mengaku tertarik datang karena ingin turut serta melestarikan tradisi dan mencari keberkahan.
"Saya baru sekali datang ke sini karena memang ingin turut serta menjaga tradisi yang sudah lama eksis di Solo. Ternyata ramai sekali. Selain itu, kata orang tua kalau dapat nasi tumpeng ini bisa dapat berkah," kata dia kepada Espos di sela-sela acara.
Rangkaian kirab kemudian ditutup dengan pengajian bersama Gus Muwafiq. Dalam kesempatan tersebut dai nyentrik membawakan materi terkait pentingnya menjalankan agama Islam secara baik tanpa harus meninggalkan dan merendahkan tradisi serta nilai-nilai ajaran Jawa.
Sentimen: neutral (0%)