Sentimen
Undefined (0%)
21 Mar 2025 : 15.22
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kab/Kota: Boyolali, Lombok, Sragen

Tokoh Terkait

Pedagang Pasar Bunder Sragen Sampaikan Aspirasi ke Bupati, Ini Isinya

21 Mar 2025 : 15.22 Views 14

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pedagang Pasar Bunder Sragen Sampaikan Aspirasi ke Bupati, Ini Isinya

Esposin, SRAGEN--Sejumlah pedagang sampaikan unek-unek mereka kepada Bupati Sragen Sigit Pamungkas saat inspeksi mendadak (sidak) kondisi harga kebutuhan pokok di Pasar Bunder Sragen, Jumat (21/3/2025). Pedagang meminta pasar-pasar di sekitaran Pasar Bunder yang bukan bagian dari Pasar Bunder ditertibkan atau ditutup karena membuat Pasar Bunder Sragen sepi.

Awalnya Sigit didampingi para pimpinan daerah, seperti Kapolres Sragen, Dandim, Ketua DPRD, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri, dan sejumlah pejabat mengecek harga-harga di Pasar Bunder. Dia mencocokan data harga yang dihimpun Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen dengan harga riil di pedagang. Sigit mengecek harga daging, lombok, minyak goreng, daging ayam potong, dan bahan pokok lainnya.

Saat berada di pasar, ada seorang pedagang bernama Tri Wulandari, 36, datang menemui Bupati Sigit Pamungkas dan langsung menyampaikan protesnya karena kondisi pasar banyak rusak dan bocor. Pedagang yang memakai kerudung hitam itu mengatakan kalau selama ini pedagang bayar retribusi terus tetapi pasarnya bocor.

Dia juga mempertanyakan posisi pasar di wilayah tanah okupasi Kodim di selatan Pasar Bunder dan pasar malam di area parkir sebelah barat Pasar Bunder. "Saya dikira ODGJ [orang dengan gangguan jiwa]. Untuk Kodim kami minta tolong ditutup, kodim punya wilayah pasar enggak? Pasar di depan [sebelah barat Pasar Bunder] juga ditutup, dan Pasar Bunder dibuka 24 jam," ujar dia kepada Sigit yang juga disaksikan Dandim Sragen Letkol (Inf) Ricky Julianto Wuwung.

Tri menjelaskan kalau jadi Bupati mau menutup pasar di sebelah selatan yang di tanah okupasi Kodim karena bukan haknya Pasar Bunder. Dia meminta Pasar Bunder dibuka 24 jam dan dijaga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). 

"Kami ini bayar pajak bumi dan bangunan, kami bayar retribusi. Kalau tepat dimarahi dan dikejar-kejar untuk bayar tetapi fasilitas pasar banyak yang rusak.

Tri melanjutkan jalanan akses utama Pasar Bunder harus ditertibkan dan diberi batas garis jualan sehingga pasar tidak semrawut. Dia juga meminta instansi yang bertugas mengecek timbangan agar semua timbangan di Pasar Bunder dicek ulang semua.

Pedagang Pasar Bunder Sragen lainya, Sugiyo, juga mempertanyakan keadaan pemerintah tentang tidak adanya pembatasan pasar malam karena semakin lama semakin melebar. Dia melihat pasar malam itu yang mengelola organisasi bukan Diskumindag Sragen. Dengan adanya pasar malam itu, keluh dia, para pedagang di dalam pasar menjadi sepi.

"Masa pasar malam sudah buka pukul 13.00 WIB sehingga membuat pedagang di Pasar Bunder tidak laki. Selama ini tidak ada pembatasan pasar malam," ujar dia.

Sementara Bupati Sigit Pamungkas menanggapi protes pedagang Pasar Bunder tersebut menjelaskan dirinya perlu melihat permasalahan di Pasar Bunder secara komprehensif dulu sebelum mengambil keputusan. Dia melihat di seputaran Pasar Bunder Sragen itu banyak spot yang bisa dikembangkan untuk mengambil kebijakan-kebijakan itu. 

"Termasuk misalnya memperbaiki atap, itu apakah pasar harus ditutup dulu atau tidak, itu kan masalah teknis yang harus diperhatikan. Masukan-masukan dari pedagang tadi kami terima. Untuk kebocoran pasar, terkait sepi pembeli, terkait aspirasi supaya pedagang di luar Pasar Bunder tidak buka terlalu siang tetapi harusnya lebih sore. Termasuk juga pasar di tanah okupasi Kodim," kata dia.

Dandim Sragen Letkol (Inf) Ricky Julianto Wuwung saat dimintai tanggapan terkait unek-unek pedagang Pasar Bunder menerangkan pasar di tanah okupasi itu dikelola Koperasi Kodim. Dia akan mengomunikasikan terlebih dulu untuk kepentingan masyarakat. Lahan itu, jelas dia, hanya tanah okupasi saja tetapi penggunaannya dari masyarakat.

"Di pasar itu banyak pedagang jual beli pisang, buah-buahan, sayuran yang dipasok dari Cepogo Boyolali. Kalau di lokasi itu  ditutup nanti dampaknya buat pedagang bagaimana? Tadi yang minta menutup itu pedagang perorangan atau mayoritas pedagang. "Tidak apa-apa nanti kami Komunikasi," kata Dandim.

Dia menekankan untuk mencari jalan tengah dulu. Dia tidak ingin memutus rezeki orang lain karena hanya mendengarkan satu sisi. "Nanti saya koordinasi dengan koperasi, itu hanya pihak pasar itu  mengelola, tanahnya tanah okupasi kami," jelas Dandim.

Sentimen: neutral (0%)