Sentimen
Netral (72%)
14 Mar 2025 : 08.31
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jembatan Lima, Tambora

Pengurus RW Tambora Jakbar Akui Kirim Edaran Minta THR Rp1 Juta pada 40 Perusahaan: Itu Hanya Acuan - Halaman all

14 Mar 2025 : 08.31 Views 11

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

Pengurus RW Tambora Jakbar Akui Kirim Edaran Minta THR Rp1 Juta pada 40 Perusahaan: Itu Hanya Acuan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus RW 02, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat mengonfirmasi edaran permintaan tunjangan hari raya (THR) kepada perusahaan yang truknya lalu lalang dan bongkar di wilayah tersebut.

Surat permohonan THR dengan nominal Rp1 juta tersebut dikirimkan kepada 30-40 perusahaan.

Terkait isi surat yang viral di media sosial, Sekretaris RW 02, Febri, buka suara. Ia mengakui bahwa pihaknya membuat surat tersebut untuk diajukan kepada perusahaan-perusahaan yang kendaraannya beroperasi di Jalan Laksa RW 02, Jembatan Lima.

Febri mengatakan, ada banyak distributor barang di sana sehingga setiap harinya para perusahaan produsen melakukan bongkar muat di Jalan Laksa RW 02.

"Benar memang dari pihak pengurus RW yang mengeluarkan (surat edaran). Tapi perlu digarisbawahi itu kita bukan untuk ke warga, tapi ke pengguna jasa parkir dari pemilik perusahaan-perusahaan yang ngirim barang ke sini," kata Febri saat ditemui di lokasi, Kamis (13/3/2025).

Febri mengatakan, terdapat sekitar 30 hingga 40 perusahaan yang melakukan bongkar muat di Jalan Laksa yang dikirimi surat tersebut. Dia menekankan, para pedagang dan pemilik gudang di wilayah Jalan Laksa tidak diberikan surat edaran.

Adapun surat permintaan THR itu sudah dilakukan berturut-turut selama tiga tahun belakangan oleh pengurus RW 02.

Akan tetapi, Febri mengaku bahwa tidak pernah ada perusahaan yang memberikan THR sebesar Rp 1 juta kepada pengurus RW.

"(Paling besar) sekitar Rp 500.000 lah. Belum pernah ada yang sejuta. Itu cuma sebagai acuan," kata Febri.

Febri mengatakan, nominal yang mereka dapatkan dari para perusahaan ketika mengajukan THR berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000.

"Ada nominalnya sebagai acuan, tapi bukan sebagai kewajiban. Kalau ditulis Rp1 juta, kan namanya orang begitu kan kita nyari inian tertinggi. Entar mereka juga cuma ngasih Rp 200.000-Rp 300.000," tambah dia.

Dibagikan ke warga

Febri mengatakan, selama tiga tahun belakangan, hasil THR yang diberikan perusahaan selalu dibagikan ke warga dan para staf RW 02.

"Kan kita di sini konteksnya sumbangan, kontribusi buat wilayah. Sebagian buat kita bagiin kepada para staf, sebagian kita bagiin buat warga," kata dia.

Febri menekankan, warga juga mendapatkan manfaat dari pemberian THR tersebut. Dia mengatakan, RW 02 secara rutin melakukan bagi-bagi sembako setelah mendapatkan THR dari para perusahaan.

"Sebelum Idul Fitri aja udah ada bagiin paket sembako buat warga di sini. Paket sembako tuh tiap tahun ada. Ya dananya diambil dari situ, karena mereka kan juga terdampak. Mereka juga merasakan," tambah Febri.

Selain itu, Febri menjelaskan bahwa aliran dana THR yang diberikan oleh perusahaan juga lari ke kas RW. Nantinya, dana itu bakal menjadi dana darurat ketika ada warga yang membutuhkannya.

"Lebih banyak kegiatan sosial di sini. Ada yang kematian, di-cover sama kita. Kas RW untuk bantuan kepada warga, (dana THR) dibalikin lagi lah ke kita (warga)," tambah dia.

Ibarat CSR

Febri dan pengurus RW lainnya melihat THR yang mereka ajukan sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap kondisi di wilayah mereka.

Febri mengatakan, selama ini warganya sudah cukup menghargai ramainya jalanan RW akibat sebagian lahan permukiman dijadikan tempat bongkar muat barang dagangan.

"Harusnya permukiman jadi mayoritas pergudangan. Itu juga kita udah saling menghargai lah, jalanan kita susah, cuma kita udah biasa. Wajar lah kita minta kontribusi buat perusahaan, ibaratnya kita minta CSR-lah setahun sekali," kata Febri.

Febri mengatakan, setiap harinya, warga RW 02 Jembatan Lima kerap kali mengalami kesulitan masuk ke dalam rumahnya sendiri akibat banyaknya truk besar yang turut masuk ke perumahan mereka.

Terlebih lagi, Febri mengatakan beberapa jalan juga hancur akibat kendaraan berat masuk ke jalur pemukiman mereka.

"Memang mereka sebenarnya harus ngasih CSR ke kita lah. Jalanan pada hancur, mobil mereka masuk, kita enggak ada yang komplain," tambah dia. (Kompas.com/Tribunnews)

Sentimen: netral (72.7%)