Sentimen
Negatif (100%)
13 Mar 2025 : 19.30

Ukraina Krisis Senjata, Pasukan Zelensky Curhat Kehabisan Rudal ATACMS Untuk Lawan Rusia - Halaman all

13 Mar 2025 : 19.30 Views 24

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Ukraina Krisis Senjata, Pasukan Zelensky Curhat Kehabisan Rudal ATACMS Untuk Lawan Rusia - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Ukraina diketahui kehabisan stok Rudal Taktis pasokan Amerika Serikat ATACMS yang biasa digunakan dalam perang melawan Rusia.

Hal itu diungkap seorang pejabat militer  Ukraina yang bertempur di medan perang melawan Rusia.

Dalam laporan yang dikutip dari Kyiv Independent, pejabat militer Ukraina itu menjelaskan bahwa pasukannya tidak lagi memiliki misil ATACMS di gudang senjata.

Sementara itu, dalam laporan lain seorang pejabat Amerika menyebut jika pasokan rudal ATACMS dari negaranya yang dipasok untuk Ukraina sudah habis sejak akhir Januari 2025 lalu.

ATACMS sendiri merupakan rudal balistik yang dipasok AS yang dapat terbang hingga 300 kilometer (sekitar 186 mil).

ATACMS dilengkapi dengan sistem panduan GPS yang memungkinkan presisi tinggi dalam penargetan.

Dengan kemampuan ini, ATACMS mampu menghancurkan target yang sangat spesifik dengan kerusakan minimal pada area sekitarnya.

Selain itu ATACMS dapat menyasar berbagai target penting dengan cepat dan akurat.

Oleh karena itu ATACMS ideal untuk digunakan dalam operasi militer berskala besar yang membutuhkan serangan cepat untuk mengganggu logistik atau menghancurkan kekuatan musuh yang kritis.

Ukraina sendiri mulai menerima dan menggunakan sistem rudal ATACMS pada Oktober 2023.  sementara penggunaan ATACMS pertama kali tercatat pada 17 Oktober 2023.

Serangan ini menargetkan koridor darat yang diduduki Rusia menuju Krimea dan pangkalan udara Rusia di utara Krimea, yang mengakibatkan penghancuran beberapa helikopter militer Rusia di darat.

Pada 19 November 2024, Ukraina kembali menggunakan ATACMS dengan menargetkan wilayah dalam perbatasan internasional Rusia, menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi di wilayah Bryansk.

AS Stop Pasok Senjata ke Ukraina

Saat masa kepemimpinan Presiden Joe Biden, AS diketahui mengirim 40 misil ATACMS ke Ukraina.

Namun sejak Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat, AS mulai memperketat aturannya dengan membatasi pasokan senjata ke Ukraina.

Termasuk menghentikan pasokan misil ATACMS, hal ini yang membuat Kyiv kehabisan rudal tersebut sejak Januari

Presiden AS, Donald Trump diketahui memerintahkan penangguhan semua bantuan militer ke Ukraina.

Penangguhan sementara bantuan militer ini tidak hanya mempengaruhi bantuan di masa mendatang, tetapi juga senjata yang sedang dalam perjalanan.

Termasuk pengiriman melalui pesawat dan kapal, serta peralatan yang sedang transit di Polandia.

Keputusan ini diambil setelah pertemuan yang penuh ketegangan antara Trump dan Zelensky, di mana ketidaksepakatan mengenai bantuan militer dan sikap strategis Ukraina memicu ketegangan.

Imbas penangguhan ini, Amerika diprediksi tidak akan memasok lagi rudal ATACMS ke Ukraina. Pasalnya, Trump sangat menentang penggunaan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

Zelensky Akui Ukraina Krisis senjata

Presiden Ukraina mengakui bahwa sebagian besar unit militer Kiev mengalami krisis senjata.

Ia mengungkap bahwa krisis terjadi lantaran negaranya kesulitan untuk memasok senjata di tengah meningkatnya kerusakan peralatan dan masalah pemeliharaan yang terus-menerus.

Komentar Zelensky muncul di tengah meningkatnya tekanan dari para pendukung Kiev, khususnya Amerika Serikat yang mulai memperketat aturan.

Tak hanya krisis senjata, Ukraina juga mengalami krisis pasukan selama perang melawan Rusia.

Informasi publik militer Ukraina, Deep State menunjukkan dalam peta garis depan, pertempuran Ukraina mempertahankan tanah mereka banyak mengalami kegagalan.

Ini lantaran pasukan yang diterjunkan menghadapi Rusia yang tidak memadai.

Adapun jumlah pasukan yang dikerahkan untuk brigade nya hanya 3-5 ribu orang. Padahal untuk melawan Rusia dibutuhkan setidaknya 25.000 personel.

Buntut krisis ini militer Kiev diam-diam memasukkan para dokter dan operator serta teknisi rudal Patriot untuk berjuang di garis depan.

Wakil parlemen dari Partai Hamba Rakyat yang dikenal vokal tersebut mengatakan bahwa sejatinya dokter akan bertugas di belakang untuk menjamin kesehatan, sementara operator dan teknisi Patriot mengoperasikan rudal tersebut untuk menyerang Rusia.

Akan tetapi kini mereka justru diperintahkan untuk angkat senjata berperang sebagai pasukan infanteri.

(Tribunnews.com / Namira)

Sentimen: negatif (100%)