Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bogor, Cengkareng, Kapuk, Klaten
Pegawai Cafe Dipalak Pria Minta Uang Rp500 Ribu, Pelaku Ancam Pecahkan Kaca, Polisi Turun Tangan
Tribunnews.com
Jenis Media: News

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pegawai kafe dipalak pria minta uang Rp500 ribu viral di media sosial.
Si pelaku mengancam korban akan memecahkan kaca kafe jika tak diberi uang.
Polisipun akhirnya turun tangan.
Insiden pemalakan ini terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat.
Pelaku berinisial ST kini harus merasakan dinginnya jeruji besi ruang tahanan polisi.
Dia diamankan jajaran Satreskrim Polresta Bogor Kota setelah membuat resah masyarakat Bogor.
ST melakukan pemalakan terhadap salah satu kafe sambil melakukan pengancaman dengan membawa benda mirip senjata api.
Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.
"ST mendatangi cafe untuk meminta uang kepada sebesar Rp500 ribu dan mengatakan bahwa akan memecahkan kaca cafe dengan membawa senjata seperti revolver warna silver gagang coklat," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Bogor, Senin (10/3/2025).
Atas kejadian tersebut, korban yang diketahui berinisial MA pun melaporkannya kepada pihak kepolisian.
ANCAM PEGAWAI CAFE - Polisi berhasil menangkap pria berinisial STS yang melakukan aksi pemalakan kepada karyawan cafe berinisial MA. (Dok. Polresta Bogor Kota)
Tak butuh waktu lama, pelaku berhasil diringkus dan barang bukti berupa senjata Airsoft Gun serta sejumlah peluru gotri turut diamankan.
AKP Aji Riznaldi Nugroho mengungkapkan, motif di balik aksi pemalakan tersebut yaitu adalah kebutuhan ekonomi.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka harus mendekam di balik jeruji besi.
"(Dijerat) Tindak pidana membawa senjata api tanpa hak dan atau ancaman kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat RI No. 12 Tahun 1951 dan atau pasal 335 KUHPidana," terangnya.
Sebelumnya kisah serupa sopir travel dipalak tiga orang remaja viral di media sosial.
Sopir travel tersebut dimintai uang Rp500 ribu, namun ketika memberi Rp100 ribu justru ditolak.
Adapun insiden ini dialami Putra Abadi (25).
Putra menjadi korban pemalakan 3 orang remaja di Outer Ring Road, Cengkareng, Jakarta Barat.
Iapun menceritakan detik-detik insiden premanisme itu terjadi.
Menurut Putra, insiden itu terjadi ketika dirinya mengendarai mobil ke arah Tol Kapuk, Sabtu (15/2/2025) sekira pukul 16.30 WIB.
Namun sebelum masuk ke kawasan tersebut, Putra mengaku sempat dikejar oleh sekelompok orang yang berjumlah 6 orang.
"Tapi saya enggak mau berhenti, saya nekad aja, orang saya enggak salah kan. Saya berangkat aja terus," kata Putra kepada wartawan, Selasa, dikutip dari Wartakotalive.
Sesampainya di outer ring road Kapuk, enam orang tersebut lantas mengepung mobilnya menggunakan sepeda motor dengan berbonceng 3.
Tiga di sisi kiri dan tiga lainnya di sisi kanan.
Putra menyebut, kala itu dirinya tengah membawa keluarganya yang hendak pulang kampung ke Klaten, Jawa Tengah.
Sehingga, ia tak mengerti mengapa dirinya menjadi sasaran pemalakan.
"Ini ada salah apa, kenapa? terus diminta uang sebesar Rp 500.000, sama tas, handphone," ungkapnya.
Selain mengancam melalui bahasa verbal, Putra bersaksi para pelaku membawa senjata tajam (sajam) berjenis pisau.
Pisau itu dibawa oleh dua orang yang termasuk dalam komplotan tersebut.
"Sempat mau ngelawan, tapi enggak berani orang dia bawa sajam, takutnya saya lawan nanti saya kena luka sajamnya itu," kata Putra.
Putra melanjutkan, para pelaku meminta uang sejumlah Rp 500.000 kala pengepungan dilakukan.
Namun, lantaran Putra tak merasa berbuat salah apapun, dirinya lantas memberikan uang damai sebesar Rp 100.000.
Akan tetapi, nominal tersebut ditolak oleh pelaku.
Mereka justru membabi buta dan menghancurkan kaca spion mobil Putra hingga membuat 13 orang anggota keluarganya yang berada di kursi penumpang ketakukan.
"Kaca saya dihancurin waktu di kolong tol itu, kaca spion saya yang kanan. Dia enggak mau (Rp 100.000), maunya Rp 500.000, tapi saya enggak kasih," ungkapnya.
Melihat suasananya sudah pelik, Putra pun memutuskan untuk tancap gas dan masuk ke tol Kapuk untuk menghindari kejaran pelaku.
Putra sendiri baru melaporkan insiden tersebut ke pihak kepolisian pada Minggu (16/2/2025).
Pasalnya dari sepengalamannya, perlu ada uang yang dikeluarkan kala melapor ke kepolisian.
"Udah sempat lapor sih, tapi kan mau lapor harus pakai duit. Berapa duit ya, Rp 100.000 kayaknya untuk materai," ungkap dia.
Akibat insiden tersebut, kini mobil elf travel yang dikendarai Putra, dibawa ke bengkel untuk diperbaiki
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Sentimen: negatif (100%)