Sentimen
Negatif (96%)
10 Mar 2025 : 22.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Kasus: Teroris

Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia? - Halaman all

10 Mar 2025 : 22.20 Views 34

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia? - Halaman all

Tak Terima Iran Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia?

TRIBUNNEWS.COM - Komandan Angkatan Darat Militer Iran, Brigadir Jenderal Kiumars Heidari mengatakan pasukannya sepenuhnya siap untuk memberikan respons tegas terhadap setiap kemungkinan tindakan agresi terhadap negara tersebut.

Berbicara kepada wartawan pada Senin (10/3/2025), Heidari mengatakan Angkatan Bersenjata Iran 'tanpa henti' mengikuti arahan Pemimpin Revolusi Iran,  Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

"Jari Angkatan Bersenjata Iran sudah di pelatuk dan mereka dalam keadaan siap sepenuhnya," tambahnya.

Ia mencatat kalau Angkatan Bersenjata Iran telah melakukan semua persiapan yang diperlukan dan memiliki semua sumber daya untuk melawan ancaman apa pun dan akan mengalahkan apa yang dia indentifikasikan sebagai 'para agresor.'

LEPAS LANDAS - Tangkap layar dari Al Arabiya, Rabu (5/3/2025) menunjukkan jet tempur Amerika Serikat (AS) lepas landas dari kapal induk mereka. AS mengerahkan kembali kapal Induk USS Harry S Truman ke perairan Timur Tengah, khususnya Laut Merah, sehari setelah menerapkan gerakan Houthi sebagai organisasi teroris, Selasa (4/3/2025). (tangkap layar/al arabiya) AS Siap Main Cara Halus atau Kasar ke Iran

Pernyataan komandan AD Iran ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Iran dalam seminggu terakhir soal nuklir.

Trump mengklaim kalau Teheran 'dapat ditangani' baik melalui cara militer atau dengan mencapai kesepakatan atas program nuklirnya.

Namun, Ayatollah Khamenei pada Sabtu mengatakan kalau desakan AS untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah.

 Khamenei menekankan kalau Iran tidak akan pernah memenuhi keinginan dan desakan dari 'negara-negara penindas'.

Hal itu mengindikasikan kalau Iran bersikap untuk enggan bernegosiasi dengan AS di bawah tekanan.

Belum Ada Surat Trump yang Masuk

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Republik Iran belum menerima surat dari Presiden AS Trump.

Berbicara dalam konferensi pers mingguannya pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei berbicara tentang perkembangan terakhir di Iran dan kawasan itu.

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh wartawan tentang surat Trump kepada Iran, dia berkata, “Kami tidak menerima surat.”

Ditanya tentang posisi Iran mengenai negosiasi, diplomat senior Iran itu mengatakan, “Kebijakan politisi Amerika adalah intimidasi. Republik Iran tidak pernah menolak untuk bernegosiasi. (Namun) Republik Iran tidak akan pernah menerima negosiasi di bawah tekanan.

Mengutuk sanksi kejam Barat terhadap Iran, Baghaei mencatat, “Sanksi sepihak AS terhadap bangsa Iran tidak memiliki pembenaran atau dasar hukum dan benar-benar ilegal.”

Dia juga mendesak negara-negara di kawasan itu untuk membuat keputusan berdasarkan kepentingan dan kekhawatiran nasional mereka, dan hubungan baik dengan Republik Iran, dan tidak membiarkan tekanan ilegal dan intimidasi Amerika Serikat untuk secara negatif mempengaruhi hubungan mereka dengan bangsa Iran dan menciptakan hasutan dan perpecahan di negara-negara di kawasan itu.

PELURU ARTILERI - Angkatan bersenjata Iran melontarkan peluru artileri dalam sebuah latihan militer. Angkatan Darat Iran menyatakan siap merespons setiap ancaman yang datang seiring datangnya tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk mau berunding soal program nuklirnya. (mna/tangkap layar) Rusia: Iran Negara Berdaulat

Terkait situasi tersebut, Rusia menegaskan sikapnya yang memandang kalau Iran memiliki kedaulatan untuk menerima atau tidak menerima negosiasi dari negara mana pun tanpa ada tekanan dan desakan.

Kremlin, yang ditanya pada Senin apakah Rusia telah mengadakan konsultasi dengan Iran sebelum atau setelah Teheran menanggapi surat dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak negara itu untuk menegosiasikan kesepakatan nuklir, menyatakan kalau Iran merumuskan posisi kebijakannya sendiri.

Ditanya apakah Moskow telah berkonsultasi dengan Teheran sebelum atau sesudah surat Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan:

“Tidak. Iran adalah negara berdaulat dan secara independen merumuskan posisinya tentang isu-isu kebijakan luar negeri utama. Jelas bahwa kontak yang sangat tegang ada di depan.”

Trump sebelumnya mengatakan dia akan menerapkan kembali kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran.

Tekanan maksimum ini bertujuan mencegah negara itu membangun senjata nuklir, bahkan ketika dia telah mengisyaratkan keterbukaan terhadap perjanjian nuklir baru dengan Teheran.

Rusia dan Iran telah mendekat sejak awal perang di Ukraina, dengan Teheran menyediakan drone bagi Moskow.

Mengenai kemungkinan pembicaraan tentang program nuklir Teheran, Peskov mengatakan: “Jelas bahwa Iran sedang mencari negosiasi berdasarkan saling menghormati, negosiasi yang konstruktif.”

“Kami, tentu saja, untuk bagian kami, akan terus melakukan segala sesuatu yang tergantung pada kami, segala sesuatu yang mungkin, untuk membawa proses ini menyelesaikan berkas nuklir Iran ke arah yang damai.”

(oln/mna/alarbya/*)

Sentimen: negatif (96.9%)