Sentimen
Positif (96%)
11 Mar 2025 : 03.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Tentara Ukraina: Jika Kami Kehabisan Peluru dari Amerika, Kami Akan Cari Senjata Lain - Halaman all

11 Mar 2025 : 03.09 Views 12

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Tentara Ukraina: Jika Kami Kehabisan Peluru dari Amerika, Kami Akan Cari Senjata Lain - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Tentara Ukraina mengungkapkan dampak dari keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memangkas dukungan militer untuk melawan serangan Rusia.

Sejumlah tentara yang bertugas di unit pertahanan udara dekat Kyiv berbagi pandangan mereka dengan Business Insider pada Jumat (8/3/2025).

Demi alasan keamanan, mereka meminta untuk hanya disebut dengan nama depan.

Para tentara ini mengungkapkan kekecewaan mereka, tetapi menegaskan mereka akan tetap menemukan cara untuk bertahan dan berjuang.

"Ini bukan keputusan rakyat Amerika, tetapi keputusan satu orang," kata Oleksiy, salah satu tentara Ukraina.

"Sangat disayangkan, tetapi kami akan terus berjuang."

Jeda Bantuan Militer AS Membuat Ukraina Rentan

Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan militer ke Ukraina pada 3 Maret 2025.

Hal itu dilakukan untuk menekan Ukraina agar mau bernegosiasi dalam proses perdamaian dengan persyaratan yang dianggap tidak menguntungkan.

Tak hanya bantuan militer, AS juga memangkas akses Ukraina ke informasi intelijen serta membatasi penggunaan citra satelit penting.

Keputusan ini membuat Ukraina semakin rentan terhadap serangan Rusia, yang semakin berani di medan perang dan luar wilayah konflik.

Beberapa pejabat Ukraina bahkan melaporkan, Rusia kini tengah memperluas serangannya.

Selain itu, beberapa senjata terbaik Ukraina tidak dapat digunakan secara maksimal, sementara kekhawatiran tentang pasokan amunisi terus meningkat.

Prajurit Ukraina: Akan Gunakan Senjata Apa Pun yang Tersedia

Pejabat Ukraina mengatakan dampak penuh dari penghentian bantuan AS masih harus dipantau, tetapi konsekuensinya bisa terasa di seluruh sektor pertahanan.

Salah satu yang terdampak adalah unit pertahanan udara dari Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina.

Mereka mengandalkan senapan mesin Browning M2 kaliber .50, yang dipasang di truk, untuk menembak jatuh pesawat nirawak Rusia yang membawa bahan peledak.

"Jika kami kehabisan amunisi untuk senapan mesin Amerika, kami akan menggunakan senjata lain," ujar Oleksiy.

Meskipun kalibernya lebih kecil, ia menegaskan mereka tetap akan menjalankan tugas mereka.

Sementara itu, Oleksiy lainnya—wakil komandan unit pertahanan udara—mengatakan nyawa warga Ukraina sangat bergantung pada bantuan militer AS.

"Kami berharap masalah ini segera terselesaikan," katanya.

"Kami berjuang di tanah kami sendiri dan akan terus mempertahankannya."

Ketidakpastian Masa Depan Ukraina Tanpa Dukungan AS ZELENSKY DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Rabu (5/3/2025) dari YouTube The White House, memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berbincang dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat, 28 Februari 2025. Tentara Ukraina mengatakan bahwa mereka kecewa dengan keputusan Trump memotong bantuan militer tetapi mereka akan terus berjuang. (YouTube The White House)

Pada akhir Februari lalu, dalam sebuah perdebatan sengit dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Ruang Oval, Trump menyatakan bahwa ragu Ukraina bisa memenangkan perang melawan Rusia.

Kini, ketidakpastian terkait masa depan Ukraina terus meningkat jika bantuan AS terus dihentikan.

Beberapa pejabat dan anggota parlemen Ukraina berharap negara mereka bisa bertahan dengan mengandalkan industri pertahanan yang berkembang pesat serta dukungan dari negara-negara Eropa.

Namun, sebagian besar dukungan AS, terutama dalam pertahanan udara, dinilai sangat krusial.

Serhiy Rakhmanin, anggota Komite Parlemen Ukraina untuk Keamanan Nasional, Pertahanan, dan Intelijen, mengatakan kepada Business Insider, meskipun Ukraina dapat mengelola operasi taktis di garis depan tanpa AS, keterlibatan Washington tetap sangat penting dalam strategi perang jangka panjang.

"Sulit untuk mengatakannya, kita lihat saja nanti," ujar Svitlana, satu-satunya perempuan di unit pertahanan udara.

Pejabat Ukraina Peringatkan Dampak Global

Beberapa pejabat Ukraina menganggap keputusan AS dapat membawa konsekuensi lebih luas.

Oleksandr Markushyn, komandan TDF sekaligus wali kota Irpin, kota di pinggiran Kyiv, mengaku terkejut dengan kebijakan Trump.

Berbicara melalui penerjemah dalam wawancara terpisah pada Sabtu (9/3/2025), Markushyn memperingatkan, jika AS tidak lagi membantu Ukraina, Rusia bisa memperluas agresinya ke negara-negara Eropa lainnya.

Sebagai pemimpin pertahanan Ukraina di Irpin selama minggu-minggu awal invasi, ia menegaskan, hanya Amerika Serikat yang memiliki kekuatan untuk menghentikan Rusia.

"Amerika Serikat adalah negara yang kuat," katanya. "Jika bukan AS, tidak ada yang akan menghentikan Rusia."

Rusia Diprediksi Akan Manfaatkan Situasi

Hingga kini, belum jelas berapa lama jeda bantuan militer AS akan berlangsung.

Trump kerap menyuarakan ketidakpuasannya terhadap pendekatan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam upaya AS mengakhiri invasi Rusia, yang kini telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Menurut Institute for the Study of War, sebuah lembaga kajian konflik yang berbasis di Washington DC, Rusia kemungkinan besar akan memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan serangan rudal dan drone terhadap Ukraina.

Pejabat Ukraina mengonfirmasi, serangan terbaru Rusia pada akhir pekan menewaskan lebih dari 12 orang dan melukai belasan lainnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sentimen: positif (96.9%)