Sentimen
Negatif (100%)
10 Mar 2025 : 21.45
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Honda

Kab/Kota: Banyumas, Boyolali

Kasus: pembunuhan, pencurian

Tokoh Terkait

Pengakuan Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap Polisi di Grobogan: 'Saya Dianiaya, Diancam Dibunuh' - Halaman all

10 Mar 2025 : 21.45 Views 24

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Pengakuan Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap Polisi di Grobogan: 'Saya Dianiaya, Diancam Dibunuh' - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN – Seorang pencari bekicot bernama Kusyanto (38) menjadi korban salah tangkap oleh polisi di Kabupaten Grobogan.

Warga Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tersebut mengalami perlakuan kasar saat diinterogasi oleh oknum polisi.

Meskipun Kusyanto telah bersumpah atas nama Tuhan bahwa dirinya bukan pelaku pencurian, namun oknum polisi berinisial Aipda IR. tetap memaksanya untuk mengaku.

Setelah dilakukan pemeriksaan di Polsek Geyer, akhirnya Kusyanto dinyatakan tidak bersalah dan diperbolehkan pulang.

Kusyanto (38) warga Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan oleh Aipda IR.

Kusyanto memberikan pengakuan mengejutkan.

Ia mengaku diancam dibunuh oleh oknum anggota polisi.

"Iya, saya sempat dengar (ancaman pembunuhan) dia (Aipda IR) emosinya tidak stabil namun saya tetap berpedoman pada kebenaran sehingga ketika disuruh mengaku (mencuri) saya tetap tidak mau mengaku," jelas Kusyanto saat dihubungi Tribun, Senin (10/3/2025).

Ancaman pembunuhan yang dimaksud Kusyanto yakni ketika dia diinterogasi oleh Aipda IR, pada Minggu (2/3/2025) pukul 22.00 WIB.

Kusyanto sebelumnya ditangkap tanpa surat resmi.

Dia asal diciduk 5 orang yang salah satunya adalah polisi berinisial Aipda IR.

Korban ketika diinterogasi dalam kondisi tangannya terikat ke belakang.

 Sejumlah warga sekitar juga hanya menonton sembari merekam kejadian itu menggunakan handphone.

Aipda IR berteriak tepat di muka Kusyanto agar mengaku telah mencuri mesin pompa air dan diesel namun Kusyanto tetap pada pendiriannya.

Sikap tersebut semakin membuat Aipda IR geram.

"Mateni Kowe ora pateken (membunuh kamu tidak masalah)," kata Aipda IR sembari hendak mengambil diduga senjata api yang tersimpan di celana sisi kanan.

Adegan tersebut terekam dalam video yang viral di media sosial.

"Saya tetap pada pendirian saya karena saya juga tidak mencuri," sambung Kusyanto.

Ancaman dan aksi kekerasan yang diperoleh Kusyanto terjadi di tiga lokasi yakni di area persawahan Desa Suru Kecamatan Geyer, rumah Murman Desa Ngleses Boyolali, dan di Polsek Geyer.

Dia mengatakan, serangkai aksi kekerasan yang dialaminya mengakibatkan sejumlah luka benjol di kepala, memar di belakang area telinga dan bibir.

"Saya ada luka bengkak di mata kaki sebelah kanan, cuma lupa siapa yang melakukan dan diapakan lupa."

"Tapi saya yakin luka itu terjadi di situ (Polsek Geyer)," bebernya.

Meski menerima polisi telah meminta maaf, Kusyanto mengaku mengalami kerugian, baik secara materiil maupun immateriil.

Selain itu, ia juga menanggung biaya pengobatan akibat kekerasan yang dialaminya, serta kehilangan alat-alat yang biasa ia gunakan untuk mencari bekicot.

"Kerugian biaya pengobatan dan nama baik karena penuduhan tersebut," kata Kusyanto.

"Alat-alat saya (untuk mencari bekicot), ada kekerasan dan (pengrusakan) motor itu," imbuhnya.

Berawal Seringnya Barang Hilang

Diketahui beberapa bulan terakhir, warga Geyer sering kehilangan barang, termasuk mesin pompa air dan onderdil mesin diesel.

Masyarakat mencurigai seorang pengendara sepeda motor Honda Verza merah sebagai pelaku pencurian.

Pada Minggu (2/3/2025), seorang warga bernama Mulyoto mendapat panggilan dari Bagus Prasetyo yang melaporkan bahwa ada sepeda motor Honda Verza merah tanpa nomor polisi yang diparkir di pinggir kanal.

Warga pun langsung mencurigai pemilik motor tersebut sebagai pelaku pencurian.

Mulyoto kemudian menghubungi Aipda IR, seorang anggota polisi yang rumahnya dekat dengan lokasi.

Setelah menerima laporan, Aipda IR segera menuju tempat ditemukannya motor tersebut.

Sementara itu, Mulyoto juga berangkat ke lokasi.

Sesampainya di pertigaan Desa Suru, Geyer, Grobogan, Mulyoto melihat Kusyanto sudah berada di antara warga dan Aipda IR.

Kusyanto kemudian dibawa ke rumah seorang warga bernama Murman, yang sebelumnya juga kehilangan barang berharga.

Di sana, interogasi terhadap Kusyanto dilakukan, yang rekamannya kemudian viral di media sosial.

Untuk menghindari aksi main hakim sendiri dari warga yang semakin ramai, Kusyanto akhirnya dibawa ke Polsek Geyer.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Kusyanto terbukti tidak bersalah dan dipersilakan pulang.

Kapolres Grobogan Minta Maaf

Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto, membenarkan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian.

Kusyanto beserta keluarganya menyampaikan terima kasih kepada Polres Grobogan atas penanganan kasus tersebut serta tindakan tegas terhadap anggota yang bersalah.

Pada Minggu (9/3/2025) malam, AKBP Ike Yulianto mengunjungi rumah Kusyanto untuk menyampaikan permintaan maaf atas tindakan berlebihan yang dilakukan anggotanya selama interogasi.

"Kami sudah mendengarkan kronologi kejadian langsung dari Pak Kusyanto, mulai dari awal hingga proses interogasi," ujar AKBP Ike Yulianto dalam keterangan tertulis yang diterima TribunBanyumas.com, Senin (10/3/2025).

Oknum polisi yang terekam dalam video viral interogasi terhadap Kusyanto adalah Aipda IR, anggota Polsek Geyer Polres Grobogan.

Kapolres memastikan bahwa kasus ini telah ditangani oleh Propam Polres Grobogan dan Aipda IR telah ditempatkan dalam penahanan khusus.

"Oknum tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku," tegas AKBP Ike Yulianto. (Tribun Banyumas/Fachri Sakti N)

Sentimen: negatif (100%)