Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York
Kasus: mayat
Tokoh Terkait
Laporan NYT: 41 Sandera Israel Tewas akibat Serangan Pasukan IDF Sendiri - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, lebih dari 40 tawanan Israel yang berada di Gaza, tewas akibat serangan pasukan pendudukan Israel (IDF).
Dalam laporan yang diterbitkan oleh New York Times pada hari Sabtu (8/3/2025), disebutkan 41 dari 251 tentara dan pemukim Israel yang ditahan di Gaza tewas akibat pengeboman IDF.
Laporan ini menyebutkan, 24 dari 59 tawanan masih hidup.
Sementara, 130 lainnya telah dibebaskan dengan selamat.
Jumlah sandera yang tewas sebagian besar terbunuh saat awal perang.
"Beberapa tawanan hampir pasti terbunuh pada hari-hari awal perang, sebelum gencatan senjata dapat dicapai."
"Namun, banyak lainnya yang tewas sejak gencatan senjata singkat pertama berakhir pada November 2023 dan pertempuran terus berlanjut dalam perang yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina," menurut laporan NYT, dikutip dari Al Mayadeen.
Dalam kesepakatan gencatan senjata, puluhan jenazah telah dikembalikan.
"Mayat 40 orang lainnya telah dikembalikan ke Israel sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan dan tahanan Palestina menyusul perjanjian gencatan senjata pada November 2023 dan Januari tahun ini," jelasnya.
Laporan ini didasarkan pada penyelidikan forensik, investigasi militer terkait kematian tawanan, serta wawancara dengan pejabat Israel dan anggota keluarga para tawanan.
Ibu Sandera Israel Ungkap sang Anak Tewas dalam Pengeboman IDF
Seorang ibu sandera Israel yang ditahan di Gaza, Ron Sherman, mengatakan sang anak tewas akibat serangan Israel.
Menurut Maayan Sherman, sang anak dibunuh secara sengaja oleh Israel.
Jasad sang anak dan dua orang lainnya ditemukan di sebuah terowongan Gaza.
Di mana terowongan tersebut hancur akibat serangan Israel.
Pengakuan Sherman ini ia ungkapkan melalui Facebook pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, Sherman mengatakan sang anak tewas bukan karena Hamas, melainkan karena bom dan gas beracun yang dilemparkan IDF ke sebuah terowongan.
Saat jasad Ron ditemukan, beberapa bagian tubuhnya ada yang hilang.
Sherman menduga ini terjadi lantaran sang anak berusaha melarikan diri dari pengeboman tersebut.
Pengakuan Sherman dan laporan NYT ini sejalan dengan pernyataan Hamas yang berulang kali menekankan, sandera Israel tewas karena pengeboman Israel sendiri.
Pertama kali Hamas menegaskan pihaknya bukan penyebab kematian para sandera Israel adalah pada awal Desember 2024.
Hamas dengan tegas mengatakan narasi yang dibuat oleh IDF yang menuduh Hamas sebagai penyebab kematian para sandera adalah salah.
Menurut Hamas, semakin banyak sandera yang tewas, itu artinya bukti kuat, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, gagal membebaskan mereka.
Justru hal ini menunjukkan Netanyahu tidak ingin membebaskan sandera lantaran serangan yang terus berlanjut di Gaza dan berakhir membunuh para tawanan.
Juru bicara militer Brigade al-Qassam Hamas, Abu Obeida, juga membuat pernyataan, Israel sengaja menargetkan lokasi di mana para sandera berada.
Tidak hanya sekali, Israel terus menerus menyerang lokasi para sandera ditahan.
"Kelompok Perlawanan memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi bahwa musuh sengaja menargetkan lokasi para sandera berada dengan maksud membunuh tawanan dan pengawal mereka," kata Abu Obeida melalui Telegram.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2024.
Serangan ini menyebabkan lebih dari 48.450 warga Palestina telah terbunuh.
Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.
Lebih dari 111.800 warga Palestina terluka akibat agresi Israel.
Namun sejak kesepakatan gencatan senjata, serangan Israel telah dihetikan sesuai kesepakatan yang berlaku pada 19 Januari 2025.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Sentimen: negatif (100%)