Sentimen
Negatif (99%)
10 Mar 2025 : 16.23
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Doha, Kairo

Gaza Gelap Gulita, Israel Putus Pasokan Listrik ke Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata - Halaman all

10 Mar 2025 : 16.23 Views 18

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Gaza Gelap Gulita, Israel Putus Pasokan Listrik ke Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Energi Israel, Eli Cohen, memerintahkan pasokan listrik ke Gaza segera disetop.

"Cukup bicaranya, saatnya bertindak!," tulis Cohen dalam unggahannya di X, dikutip dari Al Jazeera.

Pemadaman listrik di Gaza diumumkan hanya seminggu setelah Israel menghentikan semua pasokan barang ke Gaza, yang berdampak besar pada lebih dari dua juta warga Gaza.

Kelangsungan operasional pabrik desalinasi utama di wilayah tersebut, yang vital bagi kebutuhan air bersih pun makin tersudut.

Sebagian besar penduduk Gaza kini bergantung pada panel surya dan generator bahan bakar untuk mendapatkan listrik.

Hanya ratusan ribu orang yang tinggal di tenda sementara, dan suhu malam hari diperkirakan turun hingga 12 derajat Celsius.

Hamas dan sejumlah pihak internasional mendesak agar bantuan kemanusiaan dapat kembali mengalir tanpa ketentuan lebih lanjut.

Dengan keputusan Israel untuk memutus pasokan listrik dan menghentikan bantuan, situasi di Gaza semakin mengerikan bagi warganya yang sudah menderita akibat perang dan blokade yang berlangsung lama.

Perang Gaza yang berlangsung selama 15 bulan telah merenggut nyawa hampir 50.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza akibat serangan Israel.

Israel berencana untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata yang telah disepakati, sementara Hamas ingin melanjutkan ke tahap kedua untuk menyelesaikan gencatan senjata secara permanen.

Penolakan Israel untuk memasuki tahap kedua gencatan senjata ini dianggap sebagai upaya untuk menghindari menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia, wilayah yang memisahkan Gaza dari Mesir.

Tanggapan Hamas dan Aktivis Hak Asasi Manusia

Hamas mengecam keputusan Israel ini.

Pejuang bersenjata Palestina itu menyebutnya sebagai "pemerasan murahan dan tidak dapat diterima yang bertujuan untuk menekan kelompok tersebut agar membebaskan para tawanan", France24 melaporkan.

Beberapa kelompok bantuan dan aktivis hak asasi manusia juga mengkritik keras langkah ini.

Mereka menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan melanggar hukum internasional.

Perundingan Gencatan Senjata dan Reaksi Internasional

Perundingan gencatan senjata akan dilanjutkan di Doha, Qatar, setelah delegasi Hamas tiba dari Kairo, Mesir.

Hamas menginginkan tahap kedua dimulai, yang bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen, termasuk pembebasan sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Sementara itu, Israel terus melakukan serangan udara di Gaza.

Serangan terbaru pada hari Minggu menewaskan dua warga Palestina di lingkungan Shujayea, Kota Gaza.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan pejuang yang beroperasi dekat dengan pasukan Israel dan berusaha menanam alat peledak di Gaza utara.

Serangan Israel dan Terus Berlanjutnya Kekerasan

Di sisi lain, serangan Israel di wilayah Tepi Barat juga terus berlanjut.

Tank-tank Israel memasuki wilayah sekitar desa Wadi Burqin, beberapa hari setelah gencatan senjata dimulai di Gaza, yang menyebabkan puluhan korban jiwa dan lebih dari 40.000 orang mengungsi.

Israel juga mengancam akan melanjutkan tindakan militer lebih lanjut jika gencatan senjata tidak dapat dilanjutkan sesuai kesepakatan yang diinginkan kedua pihak.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sentimen: negatif (99.8%)