Sentimen
Positif (96%)
9 Mar 2025 : 00.01
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan - Halaman all

9 Mar 2025 : 00.01 Views 10

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyoroti bahwa ketegangan yang muncul dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat memberikan pelajaran penting bagi negara-negara yang bergantung pada kekuatan besar, termasuk Amerika Serikat.

Dalam opini yang diterbitkan pada 5 Maret 2025 di surat kabar Ettelaat, Araghchi menggambarkan ketegangan yang terjadi di Gedung Putih sebagai refleksi dari keretakan dalam tatanan global.

Ia menekankan bahwa perselisihan antara Trump dan Zelensky menunjukkan risiko yang dihadapi oleh negara-negara yang mengandalkan AS untuk keamanan mereka.

Araghchi mencatat, "Ini bukan sekadar konflik biasa; ini mencerminkan keretakan mendalam dalam tatanan dunia."

Pendapatnya ini menggambarkan bahwa bahkan sekutu-sekutu lama AS mulai mempertanyakan kepemimpinan Washington, dan negara-negara Eropa kini lebih berhati-hati terhadap situasi perang di Ukraina.

Menurut Araghchi, Iran telah memilih jalur yang berbeda, yaitu kemandirian dan kemerdekaan strategis.

Ia menjelaskan, "Tidak seperti banyak negara yang bergantung pada kekuatan asing untuk keamanan, Iran secara sadar memilih untuk mempertahankan kemandiriannya meskipun harus membayar harga atas keputusan tersebut."

Ini menegaskan bahwa kemandirian bukanlah hasil dari sanksi, melainkan sebuah keputusan strategis yang disengaja.

Araghchi juga menyatakan bahwa Iran tidak membeli keamanannya; sebaliknya, negara tersebut membangun keamanannya sendiri.

Pandangan ini mencerminkan sikap Iran yang telah lama meyakini bahwa aliansi dengan AS tidak dapat diandalkan.

Hal ini sejalan dengan pendirian Pemimpin Tertinggi Iran yang menolak negosiasi dengan Washington.

Meskipun Araghchi menekankan pentingnya kemandirian militer, Iran tetap menjalin kerja sama dengan pihak asing, khususnya Rusia.

Pada Januari 2025, Iran dan Rusia menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi dan militer yang dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian memuji perjanjian tersebut sebagai babak baru dalam kerjasama kedua negara.

Perjanjian ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang stabil dan berkelanjutan antara Rusia, Iran, dan seluruh kawasan Eurasia.

Apa Implikasi dari Perjanjian Ini?

Sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022, Iran semakin dilihat sebagai sekutu strategis oleh Rusia.

Kedua negara sepakat untuk saling membantu menghadapi ancaman keamanan bersama.

Meskipun demikian, perjanjian ini tidak mencakup pakta pertahanan seperti yang ditandatangani Rusia dengan Korea Utara.

Dalam laporan France24, dijelaskan bahwa Iran dan Rusia sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi, terutama dalam menghadapi sanksi Barat terhadap industri energi mereka.

Mereka juga akan bekerja sama dalam pelatihan militer dan penggunaan fasilitas pelabuhan untuk kapal perang masing-masing negara.

Sebelumnya, hubungan antara Iran dan Rusia diatur oleh dokumen kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2001 dan diperbarui secara berkala.

Namun, hubungan ini memiliki sejarah yang kompleks, dengan kedua negara pernah berperang pada abad ke-18 dan ke-19 untuk memperebutkan wilayah di Kaukasus.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sentimen: positif (96.8%)