Sentimen
Negatif (100%)
5 Mar 2025 : 13.23
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Roma

Tokoh Terkait

Paus Fransiskus Alami Serangan Pernapasan Akut, Seberapa Bahaya Penumpukan Lendir di Paru-paru? - Halaman all

5 Mar 2025 : 13.23 Views 17

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Paus Fransiskus Alami Serangan Pernapasan Akut, Seberapa Bahaya Penumpukan Lendir di Paru-paru? - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (3/3/2025), Paus Fransiskus mengalami serangan pernapasan akut, yang dipicu oleh penumpukan lendir di paru-parunya.

Dalam laporan terbaru dari Vatikan, Paus Fransiskus sedang berjuang untuk pulih dari pneumonia akibat serangan pernapasan tersebut.

Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma, setelah mengalami serangan pernapasan yang cukup berat.

Meski kondisi klinisnya kini stabil, ia masih terus mengenakan masker oksigen pada malam hari untuk membantu pernapasannya.

Selama beberapa hari terakhir, Paus telah mengalami beberapa episode gagal napas, yang disebabkan oleh penumpukan lendir endobronkial dan bronkospasme.

Pada Sabtu (22/2/2025), Paus mengalami krisis pernapasan yang cukup parah dan membuat kondisinya sangat kritis.

Namun, pada Minggu (23/2/2025), kondisinya mulai membaik dan krisis pernapasan mereda.

Pada Jumat (28/2/2025), Paus mengalami bronkospasme yang menyebabkan pernapasannya memburuk secara tiba-tiba.

Terakhir, pada Senin (3/3/2025), Paus mengalami dua episode gagal napas akut.

Dokter telah melakukan dua bronkoskopi untuk memeriksa dan menangani saluran pernapasan Paus.

Bronkoskopi adalah prosedur medis di mana dokter menggunakan kamera kecil untuk memeriksa saluran udara paru-paru.

Tujuannya untuk memastikan tidak ada penyumbatan atau masalah lainnya.

Vatikan mengungkapkan meski Paus Fransiskus tidak mengalami demam dan tetap dalam keadaan sadar, prognosisnya masih belum pasti.

Tim medis terus memantau kondisinya dengan cermat, karena krisis pernapasan berulang bisa sangat berbahaya bagi orang yang sudah berusia lanjut seperti Paus.

Bahaya Penumpukan Lendir di Paru-paru

Penumpukan lendir di paru-paru bisa menjadi masalah yang serius karena lendir berlebihan dapat menghalangi saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi.

Pada kondisi normal, lendir berfungsi untuk menangkap patogen atau partikel berbahaya, namun jika penumpukan terjadi, hal ini bisa mengganggu proses pernapasan yang sehat.

Gejala awal penumpukan lendir termasuk batuk berdahak, napas mengi, dan dada yang terasa sesak.

Jika tidak ditangani dengan tepat, penumpukan lendir dapat menyebabkan infeksi paru-paru atau bahkan kerusakan permanen pada jaringan paru.

Selain itu, kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi lebih lanjut, seperti pneumonia atau gagal napas akut, yang bisa mengancam jiwa, seperti yang dialami oleh Paus Fransiskus.

Penyakit yang sering dikaitkan dengan penumpukan lendir berlebih termasuk bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan pneumonia.

Mengapa Penumpukan Lendir Itu Berbahaya?

Penumpukan lendir yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan saluran pernapasan menjadi terhambat.

Hal ini menyebabkan kesulitan bernapas dan, jika parah, dapat menyebabkan kegagalan pernapasan, di mana paru-paru tidak dapat mengalirkan cukup oksigen ke dalam darah, atau bahkan penumpukan karbon dioksida dalam tubuh.

Gejala-gejalanya dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Tanda-tanda Penumpukan Lendir di Paru-paru

Dikutip dari Medicine Net dan American Lung Association, penumpukan lendir di paru-paru dapat menunjukkan berbagai gejala yang perlu diwaspadai. Berikut adalah tanda-tanda yang paling umum terjadi:

1. Batuk Berdahak

Batuk adalah reaksi alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir yang menumpuk.

Jika lendir berwarna kuning atau hijau, itu bisa menjadi tanda adanya infeksi.

2. Napas Mengi (Wheezing)

Napas yang terdengar seperti bersiul atau mengi adalah tanda bahwa ada lendir yang menghalangi saluran udara atau membuatnya lebih sempit, menyulitkan proses pernapasan.

3. Dada Sesak

Ketika lendir menumpuk di paru-paru, hal itu dapat membuat dada terasa penuh atau sesak. Ini bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman atau kesulitan bernapas.

4. Kesulitan Bernapas

Lendir yang berlebihan menghalangi aliran udara ke paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas atau merasa napas terhambat, terutama saat beraktivitas fisik.

5. Kelelahan atau Sesak Napas

Penumpukan lendir dapat menyebabkan tubuh lebih banyak bekerja untuk mendapatkan oksigen, yang bisa membuat Anda merasa lebih cepat lelah dan sulit bernapas.

6. Perubahan Warna Dahak

Dahak yang normal biasanya berwarna jernih atau putih. Jika dahak berubah menjadi kuning, hijau, atau bahkan bercampur darah, ini bisa menunjukkan adanya infeksi atau peradangan pada paru-paru.

7. Demam (Kadang-kadang)

Meskipun tidak selalu terjadi, penumpukan lendir yang disertai dengan infeksi bisa menyebabkan demam sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi yang terjadi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sentimen: negatif (100%)