Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Ramadhan
Kab/Kota: Washington
Kasus: teror
Tokoh Terkait
Terima Kasih Donald Trump Dukungan untuk Israel Tak Tergoyahkan, kata Netanyahu
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu mengungkapkan rasa terima kasihnya yang teramat kepada Presiden AS Donald Trump.
Pasalnya, Trump disebut-sebut sudah menyalurkan "dukungan tak tergoyahkan" untuk Israel, terutama terkait dengan situasi terkini yang berlangsung di Gaza.
Dalam pernyataan terbaru di X (dulu Twitter), Netanyahu memuji Trump sebagai kawan terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih. Ia menyoroti langkah-langkah signifikan yang telah diambil Trump untuk membantu keamanan Israel di kawasan tersebut.
Dia juga mengakui peran Trump dalam menyediakan amunisi yang mereka perlukan, yang sebelumnya sempat tertunda.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas dukungan tak tergoyahkan bagi Israel. Selama kunjungan saya baru-baru ini ke Washington, saya mengatakan bahwa Donald Trump adalah teman terbesar yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih. Dan Presiden Trump menunjukkan arti persahabatan itu setiap harinya," ujar dia.
"Dia telah menunjukkannya melalui rencana visioner untuk Gaza. Ini adalah rencana yang sepenuhnya didukung Israel. Dia menunjukkannya dengan mengirimkan semua amunisi yang tertahan. Dengan cara ini, dia memberi Israel alat yang kami butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan melawan poros teror Iran. Dan dia menunjukkan komitmen penuh mendukung Israel dan menempatkan tekanan pada Hamas, untuk membebaskan sandera di tempat yang seharusnya," katanya menambahkan.
I want to thank @POTUS @realDonaldTrump for his unwavering support for Israel.
During my recent visit to Washington, I said that Donald Trump is the greatest friend that Israel has ever had in the White House.
And President Trump shows that friendship each and every day.
He… pic.twitter.com/ZI4RhSM0Gq
— Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו (@netanyahu) March 2, 2025
Perlu dicatat, Israel telah menerima rencana utusan Presiden Trump, Steve Witkoff, untuk memperpanjang gencatan senjata sementara selama 50 hari.
Menyoroti rencana Witkoff, Netanyahu menyatakan jika proposal diterima setelahnya bisa didiskusikan kondisi gencatan senjata permanen yang akan mengakhiri perang di Gaza.
Dalam rencana Witkoff, setengah dari sandera akan dibebaskan segera, dan setengah lainnya akan dibebaskan usai dicapaiya kesepakatan tentang gencatan senjata permanen.
Netanyahu di akhir mengulang lagi ucapan terima kasihnya kepada Presiden Trump.
"Terima kasih sekali lagi, Presiden Trump. Terima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk mengembalikan sandera kami, untuk keamanan kami dan untuk memberikan masa depan kemakmuran dan perdamaian bagi semua bangsa di Timur Tengah," katanya.
Netanyahu Tutup Akses Bantuan ke Gaza Saat Ramadhan
Israel Penjajah menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, di saat umat muslim sebagai mayoritas di sana baru memulai ibadah puasa Ramadhan 2025.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berdalih, hal ini bertujuan untuk menekan Hamas agar menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Sebab, Israel mengklaim Hamas yang 'mencederai' kesepakatan.
Israel sepenuhnya menghentikan pengiriman barang dan pasokan kemanusiaan ke Gaza. Mereka ingin Hamas menerima proposal baru milik mereka, yang isinya memperpanjang fase awal gencatan senjata yang menurut mereka rapuh.
Langkah ini diumumkan melalui pernyataan dari kantor Perdana Menteri Netanyahu.
"Dengan berakhirnya Fase 1 dari kesepakatan sandera, dan mengingat penolakan Hamas untuk menerima proposal Witkoff guna melanjutkan pembicaraan — yang telah disetujui Israel — Perdana Menteri Netanyahu memutuskan bahwa, mulai pagi ini, semua pengiriman barang dan pasokan ke Jalur Gaza akan dihentikan," kata pernyataan itu, dikutip dari ABC News, Senin, 4 Maret 2025.
"Israel tidak akan membiarkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami," kata keterangan melanjutkan.
Rombongan truk barang yang terlihat dalam perjalanan ke Gaza sudah tiba di pos pemeriksaan. Namun, pos-pos tersebut ditutup dan tidak menyediakan akses masuk.
Kantor Perdana Menteri tidak merinci keputusan ini, namun memperingatkan akan ada konsekuensi tambahan jika Hamas tidak menerima proposal AS untuk perpanjangan gencatan senjata.
Adapun proposalnya datang dari utusan Timur Tengah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Steve Witkoff. ***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: positif (99.8%)