Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tiongkok
Mangga dan jeruk eratkan kerjasama perdagangan Indonesia
Elshinta.com
Jenis Media: Ekonomi

Sumber foto: ME Sudiono/elshinta.com. Mangga dan jeruk eratkan kerjasama perdagangan Indonesia - Jepang Dalam Negeri Editor: Sigit Kurniawan Senin, 03 Maret 2025 - 16:07 WIB
Elshinta.com - Badan Karantina Indonesia diwakili Deputi Bidang Karantina Tumbuhan menerima kunjungan kerja perwakilan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang untuk membahas perkembangan isu akses pasar komoditas pertanian kedua negara (27/02).
“Kami mengapresiasi hubungan dagang yang telah lama terjalin antara Indonesia dengan Jepang, utamanya dalam perdagangan komoditas pertanian. Melalui pertemuan ini, kami harap akan terbuka lebih banyak lagi akses pasar komoditas pertanian kedua negara. Pihak Indonesia dan Jepang agar dapat saling mengakselerasi penyelesaian negosiasi teknis akses pasar sehingga ekspor dari kedua negara bisa segera terealisasi” ungkap Bambang, Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, dalam sambutannya saat membuka pertemuan.
Bambang mengungkapkan, saat ini Indonesia masih menunggu MAFF memberikan akses pasar untuk buah mangga Indonesia, kami sudah 17 tahun menunggu. Terkait permintaan Jepang untuk menerapkan perlakuan uap panas (Vapor Heat Treatment), kami rasa perlakuan tersebut masih sulit dijangkau oleh pelaku usaha Indonesia karena fasilitas skala komersial sangat terbatas dan biaya perlakuan yang relatif tinggi. Sebagai opsi, kami menawarkan perlakuan iradiasi dan saat ini sedang dijajaki perlakuan iradiasi untuk mitigasi lalat buah pada buah mangga. Kami memerlukan informasi apakah perlakuan iradiasi ini bisa diterima oleh Jepang.
Sebagai informasi, Indonesia melalui Badan Karantina Indonesia telah mengajukan permohonan akses pasar buah mangga ke negara Jepang sejak 17 tahun lalu, dan saat ini memasuki tahap 8 dari 11 tahapan yang harus dilalui, yaitu implementasi penilaian sistem manajemen risiko OPT di Indonesia.
“Jadi saat ini permohonan akses pasar buah jeruk Jepang ke Indonesia sedang dalam tahap Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan atau AROPT,” ujar Bambang seperti dilaporkan Reporter Elshinta, ME Sudiono, Senin (3/3).
Lebih lanjut, Bambang jelaskan bahwa timnya menemukan 27 (dua puluh tujuh) jenis OPTK yang berpotensi terbawa pada buah jeruk Jepang. “Kami harap Jepang dapat melakukan mitigasi sebaik mungkin sehingga nantinya hanya jeruk yang bebas OPTK dan dengan kualitas terbaik saja yang dikirim ke Indonesia,” tegas Bambang.
“Pada dasarnya kami tidak menghambat terbukanya akses pasar buah jeruk Jepang, selama memenuhi ketentuan yang kami persyaratkan. Kami tindak lanjuti dengan serius isu permintaan akses pasar jeruk Jepang ini, harapannya Indonesia dan Jepang dapat saling bekerjasama untuk menindaklanjuti terbukanya akses pasar kedua negara” imbuh Bambang.
Hagiwara Hidetaki, Deputy Assistant Minister, sebagai perwakilan dari MAFF menyampaikan bahwa Jepang menyambut baik usulan kerjasama untuk mempercepat pembukaan akses pasar komoditas kedua negara. Selain membahas akses pasar jeruk Jepang, Hidetaki juga menyampaikan permohonan MAFF agar Barantin dapat memberikan pengakuan sistem keamanan pangan segar asal tumbuhan (PSAT) pada komoditas peach dan anggur serta perpanjangan registrasi laboratorium penguji keamanan PSAT yang akan habis pada bulan Juni 2025. Saat ini Jepang telah mendapatkan status pengakuan sistem keamanan pangan segar asal tumbuhan pada komoditas apel, dan berlaku sampai dengan Mei 2027.
Dalam pertemuan ini Jepang juga menyoroti isu temuan residu pestisida pada anggur yang sedang menjadi buah bibir di masyarakat. “Terkait dengan temuan residu pestisida pada buah anggur asal Tiongkok di Thailand, MAFF menjamin bahwa buah anggur dari Jepang telah melalui pengujian keamanan pangan yang ketat sehingga Indonesia tidak perlu khawatir dengan isu tersebut” tegas Hidetaki.
“Kami menyambut baik permohonan Jepang untuk mendapatkan status pengakuan sistem keamanan pangan, namun untuk menetapkan status tersebut kami akan melakukan kajian dan penilaian mendalam terkait kelayakan proses produksi yang dilakukan di Jepang terutama pada jaminan mitigasi risiko OPTK dan keamanan pangannya” jelas Bambang.
Bambang menambahkan, Permohonan perpanjangan registrasi laboratorium penguji keamanan pangan agar diajukan tepat waktu sehingga tidak menghambat proses ekspor yang telah berjalan selama ini.
“Saya mengapresiasi isu – isu yang telah dibahas pada pertemuan ini dan agar hasil pertemuan ini dapat segera mendapatkan tindak lanjut, khususnya untuk akses pasar buah mangga Indonesia di Jepang, apabila memang tidak ditemukan kendala kami harap dapat segera diberikan aksesnya. Dengan terbukanya akses pasar mangga kami, tentu saja akan semakin mempererat hubungan ekonomi yang telah terjalin selama ini,” pungkas Bambang saat menutup acara pertemuan.
Turut hadir dalam pertemuan ini delegasi MAFF, KOYAMA Minoru dan MORII Hideyuki yang didampingi Atase Perdagangan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, KOMIYA Motoaki, serta delegasi Barantin, Direktur Manajemen Risiko Karantina Tumbuhan, Aprida Cristin, Direktur Standar Karantina Tumbuhan, AM Adnan, Ketua Tim Kerja Analisis Risiko, Aulia Nusantara, Ketua Tim Kerja Instalasi, Maman Suparman dan Ketua Tim Layanan, Yuli Fitriati.
Sumber : Radio Elshinta
Sentimen: negatif (99.6%)