Sentimen
Negatif (98%)
2 Mar 2025 : 14.12
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Warga Gaza Bukber Hari Pertama Ramadan di Tengah Reruntuhan, Bersyukur Tidak Ada Serangan Udara - Halaman all

2 Mar 2025 : 14.12 Views 28

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Warga Gaza Bukber Hari Pertama Ramadan di Tengah Reruntuhan, Bersyukur Tidak Ada Serangan Udara - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina di Gaza berkumpul untuk berbuka puasa pada hari pertama Ramadan, di tengah reruntuhan bangunan akibat perang.

Lampu gantung warna-warni menghiasi beberapa sudut Gaza.

Meskipun banyak bangunan hancur, warga tetap berbuka bersama dengan sukacita.

Mereka bersyukur karena tidak ada serangan udara yang mengguncang di hari pertama puasa, dikutip dari Al-Jazeera dan AFP.

Ramadan tahun ini dimulai dalam suasana gencatan senjata, yang membuat warga Gaza bersyukur karena tidak ada ledakan atau serangan udara.

Beberapa toko yang belum hancur telah dibuka kembali, dan pedagang kaki lima mulai berjualan di pasar.

Meskipun begitu, warga Gaza masih kesulitan untuk berbelanja akibat kehancuran yang terjadi karena perang.

Gencatan senjata yang dimulai pada Januari membawa sedikit ketenangan, meskipun warga Gaza masih hidup dalam reruntuhan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Bagi Fatima Al-Absi, warga Jabaliya di Gaza, Ramadan tahun ini sangat berbeda.

Suaminya dan menantu laki-lakinya telah terbunuh dalam perang, rumahnya hancur, dan masjid yang biasa ia datangi untuk salat juga rusak.

"Tidak ada suami, tidak ada rumah, tidak ada makanan yang layak, dan tidak ada kehidupan yang layak," ungkapnya.

Meskipun demikian, dia tetap berdoa dan berharap Tuhan memberikan kesabaran dan kekuatan.

Gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas berakhir pada Sabtu (1/3/2025).

Gencatan senjata ini memberi sedikit ketenangan bagi warga Gaza, yang kini harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah reruntuhan dan kesulitan ekonomi.

Ramadan tahun ini, meski penuh dengan kesedihan akibat perang, tetap menjadi waktu bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah, merenungkan agama, dan berbuka puasa bersama keluarga dan teman-teman.

Bagi banyak warga Gaza, kehidupan tetap sulit, dan mereka berharap untuk kedamaian dan keamanan di masa depan.

Selama enam minggu gencatan senjata, Hamas telah membebaskan 25 sandera hidup dan menyerahkan delapan jenazah ke Israel, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

Negosiasi selanjutnya, masih membawa ketidakpastian bagi warga Gaza dan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Perang yang dimulai pada Oktober 2023 antara Israel dan Hamas telah menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan 48.000 orang di Gaza.

Pemerintah Israel mendukung usulan untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata hingga bulan Ramadan dan Paskah Yahudi, meskipun Hamas menuntut perundingan untuk fase kedua.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sentimen: negatif (98.5%)