Sentimen
Negatif (100%)
27 Feb 2025 : 12.46
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tel Aviv

Tokoh Terkait

Warga Suriah Minta Tel Aviv Dibom, Israel Cegah Suriah Selatan Berubah Jadi Lebanon Selatan - Halaman all

27 Feb 2025 : 12.46 Views 25

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Warga Suriah Minta Tel Aviv Dibom, Israel Cegah Suriah Selatan Berubah Jadi Lebanon Selatan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan Israel tak akan mengizinkan kawasan Suriah selatan “berubah menjadi Lebanon selatan”.

Saat ini Israel masih menganggap kawasan Suriah selatan sebagai ancaman bagi Israel. Bahkan, Perdana Menteri Israel Netanyahu meminta adanya demiliterisasi penuh di Suriah selatan.

Adapun Lebanon selatan selama 1,5 tahun terakhir menjadi momok bagi Israel karena Hizbullah melancarkan serangan dari sana.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan masih menyerang target militer di Suriah selatan, termasuk markas dan gudang senjata.

“Keberadaan aset dan pasukan militer di Suriah selatan menjadi ancaman bagi warga negara Israel,” kata IDF dikutip dari All Israel News.

Sementara itu, Katz mengatakan serangan IDF adalah bagian dari kebijakan baru Israel untuk “mengamankan” Suriah selatan.

“Pesannya sudah jelas: Kami tidak akan mengizinkan Suriah selatan menjadi Lebanon selatan,” kata Katz.

Rezim baru Suriah ingin berdamai dengan Israel?

Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa atau yang juga dikenal sebagai Al Jolani disebut mengirimkan sinyal bahwa dia menginginkan perdamaian dengan Israel.

Al Sharaa berkuasa setelah kelompok yang dipimpinnya, Hayat Tahrir Al Sham (HTS), menumbangkan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad di Suriah akhir tahun lalu.

Pada hari Selasa pekan ini Al Sharaa memimpin konferensi “Persatuan Nasional” di Suriah yang bertujuan untuk menjelaskan masa depan politik dan ekonomi Suriah.

Al Sharaa mengecam pelanggaran yang dilakukan Israel di Suriah. Dia juga meminta masyarakat internasional untuk membantu mencegah agresi Israel.

Meski demikian, media Israel Kan News melaporkan Al Sharaa juga mengirimkan sinyal perdamaian kepada Israel selama beberapa hari terakhir.

Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan melindungi komunitas Druze di Suriah selatan, seorang perwakilan komunitas itu disebut bertemu dengan Al Sharaa di Kota Damaskus.

Menurut narasumber Kan News yang hadir dalam pertemuan itu, Al Sharaa berusaha menghentikan kekhawatiran komunitas Druze. Dia juga memberikan sinyal kepada Israel bahwa rezimnya tidak akan menjadi ancaman.

“Tidak ada ancaman keamanan di dalam negeri Suriah. Kami menginginkan perdamaian. Kami tidak punya musuh. Kami ingin membangun negeri dan menyediakan layanan,” demikian pernyataan Al Sharaa seperti yang dilaporkan.

“Kami tidak punya keinginan untuk memulai perang dengan siapa pun.”

Menurut narasumber itu, Al Sharaa mengatakan ancaman yang pernah muncul dari wilayah Suriah sudah tidak ada lagi. Ancaman itu dimunculkan oleh rezim Assad, Hizbullah, dan Iran.

Dia juga menegaskan upaya pemerintahan baru di Suriah untuk melawan penyelundupan senjata Hizbullah lewat perbatasan Suriah-Lebanon.

Di samping itu, dia membantah pernyataan Netanyahu bahwa komunitas Druze yang menjadi minoritas di Suriah kini berada dalam bahaya.

Di sisi lain, Israel masih menyerang Suriah. Pada hari Selasa, Israel menyerang daerah Al Kiswah, selatan Damaskus, dan menewaskan empat orang.

Serangan juga dilakukan di Kota Izra. Al Mayadeen menyebut pangkalan lama tentara Suriah juga ditargetkan Israel.

Selepas serangan itu warga Suriah di Damaskus dan Hom menggelar aksi unjuk rasa. Mereka meminta Al Sharaa untuk menyerang Israel.

“Jolani, jatuhkan bom ke Tel Aviv,” kata pengunjuk rasa.

(*)

Sentimen: negatif (100%)