Sentimen
Netral (61%)
26 Feb 2025 : 23.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York

Tokoh Terkait

Pelucutan Senjata Hamas Adalah 'Sangat Mustahil', Hamas Siap Berbagi Kursi dengan PA di Gaza - Halaman all

26 Feb 2025 : 23.24 Views 7

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Pelucutan Senjata Hamas Adalah 'Sangat Mustahil', Hamas Siap Berbagi Kursi dengan PA di Gaza - Halaman all

Mau Berbagi Kursi dengan PA di Gaza, Pejabat Hamas: Pelucutan Senjata Adalah 'Sangat Mustahil' 

TRIBUNNEWS.COM - Melucuti senjata Hamas adalah "hal yang mustahil" dan tidak dapat dinegosiasikan, kata seorang anggota pimpinan politik kelompok tersebut pada Selasa (25/2/2025).

Pernyataan itu dilontarkan beberapa hari setelah faksi militan Palestina tersebut menyambut baik wacana "pengawasan terpadu" entitas Palestina atas Gaza.

Pengawasan terpadu itu berarti Hamas mau berbagi pemerintahan Gaza dengan Otoritas Palestina dan faksi atau partai Palestina lainnya.

Komentarnya menyusul pernyataan Hamas yang membantah pernyataan yang dikaitkan dengan anggota politbiro gerakan tersebut, Mousa Abu Marzouq dalam sebuah wawancara dengan The New York Times .

Pernyataan yang dipublikasikan tersebut mengisyaratkan bahwa Abu Marzouq telah menyatakan keberatannya soal serangan 7 Oktober yang dilakukan gerakan tersebut terhadap Israel dan menyiratkan kesediaannya untuk merundingkan masa depan persenjataan Hamas di Gaza.

"Kemungkinan melucuti senjata Hamas adalah sesuatu yang mustahil," kata anggota senior Hamas Bassam Khalaf kepada The National.

"Hamas dengan tegas menolak membahas masalah pelucutan senjata dalam negosiasi apa pun," katanya

Perang Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 48.300 warga Palestina sejak dimulai setelah serangan di Israel selatan pada Oktober 2023.

Meskipun skala kerusakannya belum pernah terjadi sebelumnya, Hamas masih menguasai wilayah pesisir tersebut.

Israel telah menjadikan pemberantasan kelompok tersebut sebagai salah satu tujuan utama perang, tetapi Hamas, yang masih menyandera puluhan warga Israel , belum terkalahkan.

Dalam sejumlah putaran negosiasi, khususnya menjelang berakhirnya gencatan senjata tahap pertama (Fase I) pada Sabtu (28/2/2025), Israel meminta Hamas dilucuti sebagai bagian dari rencana 'The Day After' di Gaza.

"Saya tidak dapat membayangkan pejabat, pemimpin, atau pejuang mana pun dalam gerakan perlawanan yang bersedia meletakkan senjata, terutama di dalam Hamas, yang telah kita lihat menghadapi agresi dan terus melakukannya," kata pejabat Hamas lainnya.

“Perlawanan ini telah memaksa Israel untuk bernegosiasi meskipun pendudukan telah menolak selama berbulan-bulan selama perang – bagaimana mungkin Israel sekarang membahas penyerahan senjatanya?” kata dia.

OGAH DILUCUTI - Pejuang bersenjata dari Hamas di Gaza. Para anggota mengatakan sangat tidak mungkin kelompok itu akan menyerahkan senjata mereka namun bersedia berbagi kekuasaan dengan Otoritas Palestina (PA) di Jalur Gaza. Mau Berbagi Kursi dengan PA

Pemerintahan Gaza di masa depan tetap menjadi isu utama dalam upaya mediasi yang berkelanjutan, karena pihak-pihak yang bertikai dan negosiator mencari solusi jangka panjang yang dapat mengubah gencatan senjata yang rapuh menjadi proses perdamaian yang lebih luas.

Salah satu jalan yang mungkin untuk mengakhiri perang adalah dengan menyerahkan kekuasaan Hamas dan kemungkinan melucuti senjata di Gaza.

Minggu lalu, kelompok itu menyatakan terbuka untuk berbagi pemerintahan Gaza dengan Otoritas Palestina dan faksi-faksi Palestina lainnya tetapi menolak penyerahan kekuasaan sepenuhnya, setidaknya untuk saat ini.

Ayman Shannaa, seorang anggota pimpinan politik Hamas di Lebanon, menegaskan kelompoknya belum memberikan sinyal kesediaan untuk menyerahkan kendali wilayah tersebut kepada Otoritas Palestina (PA) atau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Namun, ia menekankan bahwa Hamas, yang telah memerintah Gaza selama hampir dua dekade, terbuka terhadap perjanjian pembagian kekuasaan yang dapat membantu "menyatukan" warga Palestina melawan apa yang ia gambarkan sebagai usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk "memiliki" Gaza dan menggusur penduduknya .

"Jika ada orang di dunia ini yang dapat menjamin berdirinya negara Palestina dan pembebasan warga Palestina, mereka dipersilakan untuk melangkah maju," tegas sumber Hamas.

"Namun hingga saat itu tiba, warga Palestina tidak dapat meninggalkan satu-satunya cara mereka untuk membela diri," imbuhnya, merujuk pada senjata.

(oln/thntnl/*)

Sentimen: netral (61.5%)