Sentimen
Positif (96%)
19 Feb 2025 : 19.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Tokoh Terkait

TOK! Bank Indonesia Resmi Pertahankan BI-Rate 5,75 di Februari 2025, Ini Alasannya

19 Feb 2025 : 19.06 Views 49

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

TOK! Bank Indonesia Resmi Pertahankan BI-Rate 5,75 di Februari 2025, Ini Alasannya

PIKIRAN RAKYAT - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Februari 2025 pada 18-19 Februari 2025, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada di level 5,75 persen.

Sedangkan untuk suku bunga deposit facility tetap berada di level 5 persen. Sementara suku bunga lending facility, BI juga memutuskan untuk tetap di level 6,5 persen.

Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2025.

Ketidakpastian ekonomi global

Perry juga mengungkapkan bahwa saat ini divergensi ekonomi dunia berlanjut dengan ketidakpastian global yang tetap tinggi.

"Perekonomian Amerika (AS) diperkirakan tetap kuat ditopang oleh konsumsi rumah tangga seiring upah dan produktivitas yang tinggi serta perbaikan investasi," ujar Perry, dilansir Pikiran Rakyat dari Antara, Rabu, 19 Februari 2025.

Sedangkan ekonomi Eropa, Tiongkok, dan Jepang masih lemah, hal itu diperngaruhi permintaan domestik yang belum kuat serta kinerja eksternal yang menurun sejalan dengan perekonomian global yang melambat dan dampak dari implementasi kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat.

Imbuhnya, bahwa ekspansi ekonomi India juga tertahan yang disebabkan olhe proses konsolidasi fiskal investasi yang belum kuat.

Lantaran hal tersebut, menurut Perry, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan naik sebesar 3.2 persen.

Dilain sisi, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi yang dipengaruhi oleh kebijakan impor AS yang lebih cepat dan lebih luas dari perkiraan semula serta kebijkan Bank Central Amerika Serikat.

Inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS yang tinggi berdampak pada ekspektasi penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih terbatas.

Namun kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong imbal hasil atau yield US Treasury tetap tinggi, meski sedikit mengalami penurunan akibat naiknya permintaan investor global terhadap US Treasury.

Atas perkembangan ekonomi tersebut, membuat besarnya preferensi investor global untuk menempatkan portofolio ke AS. Meski begitu, Indeks mata uang dolar AS masih tinggi dan menekan berbagai mata uang dunia.

"Ketidakpastian global yang tetap tinggi ini terus memerlukan penguatan respon kebijakan yang terus ditingkatkan sehingga dapat memitigasi dampak rambatannya untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik," ujarnya.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: positif (96.8%)