Sentimen
Negatif (100%)
16 Feb 2025 : 13.30
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Volvo

Kab/Kota: Pasar Minggu, Senen

Kasus: kecelakaan

Duka Penjaga Palang Kereta: Kerap Adu Mulut Lawan Pengendara Nekat

16 Feb 2025 : 13.30 Views 29

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Duka Penjaga Palang Kereta: Kerap Adu Mulut Lawan Pengendara Nekat

Jakarta -

Menjaga Jalur Perlintasan Langsung (JPL) dilakukan secara sukarela oleh Samsul, pria 28 tahun asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia dan 9 orang lainnya bekerja siang-malam secara bergantian, berjuang menjaga keselamatan pengendara yang melintasi JPL 18 Volvo, Pasar Minggu.

Di jam-jam tertentu, khususnya jam berangkat kerja dan pulang kerja volume kendaraan yang melintas membludak. Tak jarang tensi memanas karena pengendara saling berebut jalan.

Samsul bahkan menyebut sejumlah pengendara nekat menerobos palang pintu meski portal sudah diturunkan dan sirine tanda kereta melintas berbunyi dengan keras. Perilaku pengendara inilah yang kerap memancing emosi para relawan.

"Sama pengendara yang bandel itu kita adu mulut, ya nggak sampai ke fisik juga sih," kata Samsul saat berbincang dengan detikcom di JPL 18 Volvo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dikutip Minggu (16/2/2025).

Menurut Samsul mayoritas pengendara yang bandel adalah pengguna roda dua. Meski tak pernah ada kejadian fatal yang menyebabkan kecelakaan, namun ia sangat menyayangkan perilaku semacam itu.

Senada, David yang sesama relawan di perlintasan itu berharap para pengendara tidak keras kepala saat diatur. Menurutnya, hal itu bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan yang merugikan diri sendiri atau pun pengendara lainnya.

"Semoga ke depannya orang-orang jangan ngeyel, gitu aja. Kalau diatur gitu kita kan di sini ngatur-ngatur biar nggak ada kecelakaan. Soalnya kan yang namanya orang itu kan pulang kerja, itu kan ditunggu sama keluarga kan biar selamat. Kalau misalkan ada kecelakaan dia ketabrak gara-gara susah diatur, mau gimana. Kan kasihan keluarganya," ujar David.

Kekesalan yang sama diungkapkan oleh Azis, relawan di JPL 36 Gang Sentiong, Senen, Jakarta Pusat. Upayanya mengatur lalu lintas di sekitar JPL tak jarang dibalas oleh umpatan.

Ia bercerita, beberapa oknum pengendara tetap memaksakan untuk melintas meski portal sudah diturunkan. Saat ditegur, oknum tersebut tidak terima dan malah mengajak Azis bertengkar.

"Kadang-kadang ya ada juga yang ngatain keras juga gitu kan. Dibilang begini, gua anak sini, gua anak sana, gitu kan. Kadang-kadang kan spontan gua dikatain kasar lah, main kekerasan lah," ucapnya.

"Nah kayak gini nih contohnya kalau sudah tutup (portalnya) kayak begini ini, itu nggak bisa lewat. Sudah nggak bisa kasih jalan, sama dia maksa, oh gitu akhirnya ribut berantem dikatain. Ya jadi tuh adu mulut," sambung Azis.

Di tengah duka menjadi relawan, mereka tetap bersemangat mengatur lalu lintas di JPL agar tetap lancar. Mereka tetap semangat kendati diberi uang seiklasnya.

"Cepek (Rp 100) juga ada, ya diterima juga. Kita kan nggak mungkin dibuang, kita kumpulin biasanya kalau recehan itu, kita tukar ke Alfamart. Kalau di tempat lain pasti dibuang tuh kalau cepean gitu," sebut Samsul.

(acd/acd)

Sentimen: negatif (100%)