Sentimen
Positif (88%)
15 Feb 2025 : 18.42

Perjuangan Remaja Usia 16 Lawan Kanker, Terbang dari NTT ke Jakarta untuk Berobat

15 Feb 2025 : 18.42 Views 13

Detik.com Detik.com Jenis Media: Kesehatan

Perjuangan Remaja Usia 16 Lawan Kanker, Terbang dari NTT ke Jakarta untuk Berobat

Jakarta -

Berawal dari skrotum yang membengkak, X (16) anak muda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak menyangka bahwa dirinya mengidap kanker rabdomiosarkoma (RMS). Kini, X harus menjalani pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Meski ada sel ganas di tubuhnya, X masih bisa menebarkan senyum ke sekelilingnya. X optimis bahwa ini adalah 'pertarungan' yang akan ia menangkan.

"Saya semangat. Sekarang sudah normal, buat jalan-jalan ya seperti biasa," kata X kepada detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

"Buat teman-teman (survivor kanker) semangat, kita pasti bisa sembuh," sambungnya.

Ibunda dari X, Y (45) mengatakan putranya divonis mengidap kanker rabdomiosarkoma pada Oktober 2024. Namun, karena kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan di daerahnya, X dirujuk ke RSCM untuk bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

"Kami bulan November (2024) tiba di RSCM. Pembesaran di skrotum itu sudah diangkat, dioperasi," kata Y.

"Diagnosisnya katanya (dokter) tumor epididimis. Setelah diperiksa di laboratorium, Oktober itu (divonis) rabdomiosarkoma," lanjut dia.

Tanggal 9 Desember 2024 merupakan hari yang tidak akan pernah dilupakan Y sekeluarga. Pasalnya, melalui hasil uji laboratorium, X didiagnosis mengidap kanker.

"Tanggal 9 Desember dilakukan kemoterapi pertama," tutur Y.

Y menambahkan bahwa putranya sempat satu bulan dirawat di RSCM. Bahkan, X juga sempat mendapatkan alat bantu untuk bernapas.

X sempat mengalami kondisi sesak dan kesulitan untuk bernapas karena adanya tumor di perut dan lehernya. Kondisi ini membuat buah hatinya kesulitan untuk bernapas.

"Sempat ada cairan di paru-paru, lalu dilakukan pemasangan WSD (Water Sealed Drainage) dua paru-paru, kiri dan kanan. Setelah itu cairannya sudah keluar semua," katanya.

"Dia mual-mual, tidak bisa makan, sama sesak napas," lanjutnya.

X harus menjalani pengobatan kemoterapi dan menghindari beberapa makanan seperti yang dibakar dan yang mengandung MSG (monosodium glutamate).

Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, penting untuk meningkatkan kesadaran akan risiko kesehatan yang timbul dari paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A). Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh European Food Safety Authority (EFSA), BPA telah terbukti dapat meresap ke dalam makanan dan minuman melalui kemasan plastik, yang berisiko mengganggu sistem hormon anak-anak.

Oleh karena itu, penggunaan bahan bebas BPA pada kemasan makanan dan botol minum seperti galon air minum bebas BPA sangat dianjurkan untuk melindungi mereka dari efek samping yang dapat berpengaruh pada perkembangan mereka di masa depan.


(dpy/kna)

Sentimen: positif (88.9%)