Sentimen
Negatif (99%)
14 Feb 2025 : 12.50
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Apple, Tesla

Kab/Kota: Washington

Kasus: Zona Hijau

Tokoh Terkait

Inflasi AS Melonjak 3 Persen, Kenaikan Harga Bahan Makanan dan BBM Jadi Pemicunya - Halaman all

14 Feb 2025 : 12.50 Views 78

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

Inflasi AS Melonjak 3 Persen, Kenaikan Harga Bahan Makanan dan BBM Jadi Pemicunya - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Laju inflasi atau Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) di bulan Januari 2025 mencatatkan lonjakan, naik di level 3 persen.

Angka itu melampaui ekspektasi para ekonom yang mematok inflasi AS di angka 2,9 persen pada Desember 2024.

Mengutip dari BBC International, lonjakan inflasi di bulan Januari terjadi karena banyak perusahaan memilih untuk menaikkan harga dan biaya buntut pernyataan Trump tentang kekuatan untuk membawa perubahan hanya untuk menemukan itu tidak sebanding dengan kekuatan pasar.

Imbasnya Indeks harga konsumen seperti bahan makanan dan gas, serta biaya perumahan terkerek naik sebesar 0,5 persen pada bulan Januari.

Sedangkan indeks inti melesat sebesar 0,4 persen, melampaui prediksi para analis yang mematok di level 0,3 persen.

Hingga membuat kenaikan harga konsumen utama melesat tajam sebesar 3,0 persen untuk tahun ini.

“Biaya tempat tinggal terus menjadi pendorong utama inflasi inti karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi mendorong lebih banyak warga Amerika ke pasar sewa dengan tingkat tembus mendekati rekor terendah,” kata Kepala Ekonom di CME Group, Erik Norland.

Rilisnya data inflasi tersebut menunjukkan kecil kemungkinan Fed akan melanjutkan kampanye pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah selanjutnya bisa saja berupa kenaikan suku bunga.

“Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa semakin mundur. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pemangkasan baru terjadi tahun depan,” ujar Analis mata uang Westpac Imre Speizer.

Wall Street Bangkit

Merespon kenaikan inflasi, mayoritas saham AS yang diperdagangkan di bursa Wall Street sempat anjlok .

Seperti indeks Dow Jones Industrial Average turun 225,09 poin atau 0,50 persen menjadi 44.368,56, pada Kamis (13/2/2025).

Sementara indeks S&P 500 turun 16,53 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.051,97.

Namun diperdagangan pagi ini saham Wall Street mulai bangkit ke zona hijau karena data inflasi baru dan pembaruan pada rencana tarif AS tampaknya meredakan kekhawatiran seputar tekanan inflasi dan ketegangan perdagangan global.

Mengutip dari Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 342,87 poin, atau 0,77 persen, menjadi 44.711,43.

Kenaikan serupa juga dialami Indeks S&P 500 yang naik 1,04 persen menjadi 6.115,07.

Sedangkan, indeks Nasdaq Composite naik 1,50 persen menjadi 19.945,64.

S&P 500 berakhir lebih tinggi pada pagi ini karena terangkat oleh kenaikan saham Nvidia, Apple, dan Tesla, setelah Presiden AS Donald Trump meluncurkan peta jalan untuk membebankan tarif timbal balik pada mitra dagang AS.

Mengekor pergerakan Wall Street, saham asia juga mencatatkan kenaikan, pada perdagangan Kamis pagi, melanjutkan tren kenaikan indeks acuan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa.

Seperti indeks ASX 200 di Australia menguat 0,76 persen, setelah mencapai rekor intraday pada sesi sebelumnya.

Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 mengawali perdagangan dengan turun 0,15 persen. Sedangkan indeks Topix menguat 0,31 persen.

Menyusul yang lainnya, Indeks Kospi di Korea Selatan dibuka naik 0,14 persen, indeks Kosdaq menanjak 0,74 persen.

Sementara Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di level 21.941, menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan penutupan sebelumnya 21.814,37.

(Tribunnews.com / Namira)

Sentimen: negatif (99.6%)