Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Tiongkok, Washington
Tokoh Terkait
Gara-gara Donald Trump, Harga Emas Dunia Melonjak Capai Rekor Tertinggi - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Ekonomi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas di pasar spot telah melonjak ke rekor tertinggi baru, mencapai US$2.909,49 per ons troi.
Ini adalah rekor tertinggi pada Februari 2025 ini.
Analis mulai melirik saham emiten emas untuk investasi.
Melansir Reuters, harga emas spot sempat menyentuh puncak di US$2.942,70 per ons troi dalam sesi perdagangan Asia.
Meski sempat turun sedikit menjadi US$2.909,49 per ons troi, namun naik lagi 0,1 persen pada pukul 09:16 GMT.
Lonjakan harga emas ini menandai rekor kedelapan pada tahun 2025, mendekatkan logam mulia ini ke ambang US$3.000 per ons.
Pemicunya perang dagang Donald Trump
Investor semakin waspada terhadap dampak kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) terhadap ekonomi global.
Seperti diketahui Presiden Donald Trump memicu perang dagang global setelah menaikkan tarif produk impor sejumlah barang.
Permintaan yang kuat dari bank sentral di pasar berkembang, di samping meningkatnya minat dari investor swasta dan institusional, merupakan pendorong utama di balik kenaikan harga.
Investor memandang kebijakan Presiden AS Donald Trump sebagai ancaman terhadap stabilitas ekonomi global, yang mendorong mereka untuk mengalihkan dana ke aset safe haven seperti emas.
Jika sengketa perdagangan antara AS dan negara lain meningkat maka harga emas dapat meningkat menjadi $3.000-$3.300 per troy ounce dalam beberapa bulan mendatang, menurut analis yang dikutip oleh Kommersant.
Pada tanggal 1 Februari, AS memberlakukan tarif 10% untuk semua impor Tiongkok.
Sebagai balasan, Beijing mengenakan tarif pada batu bara AS, gas alam cair, minyak mentah, peralatan pertanian, dan mobil.
Washington menunda penerapan tarif 25% untuk produk Kanada dan Meksiko hingga tanggal 1 Maret karena kedua negara melanjutkan negosiasi dengan presiden AS.
Selain itu, Donald Trump mengumumkan pada akhir pekan niatnya untuk mengenakan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium.
"Seperti yang diantisipasi, ketegangan geopolitik global telah meningkat sejak Donald Trump menjabat di AS, yang menyebabkan peningkatan ketidakpastian yang signifikan. Akibatnya, tren deglobalisasi yang sedang berlangsung mendorong harga emas," kata Kepala Analis Sovcombank Mikhail Vasilyev.
"Lebih jauh lagi, ancaman sanksi yang terus-menerus dan utang nasional AS yang membengkak terus mengurangi kepercayaan terhadap sistem keuangan yang berpusat pada dolar, " tambah Vasilyev.
Hal ini menjelaskan mengapa bank sentral di seluruh dunia terus meningkatkan cadangan emas mereka.
Menurut Bloomberg, kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang diinvestasikan dalam emas telah tumbuh sebesar 23 metrik ton sejak awal tahun, mendekati angka 2.600 ton untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024.
"Dengan Donald Trump berkuasa, ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran akan meningkatnya inflasi dan potensi kemerosotan ekonomi global akibat perang dagang dan sanksi, emas telah muncul sebagai aset safe haven yang semakin menarik bagi investor internasional," kata Dmitry Skryabin, manajer portofolio di Alfa Capital.
Para ahli memperkirakan bahwa harga akan terus naik dalam waktu dekat.
Analis Citi Research memperkirakan bahwa konflik perdagangan skala penuh antara Tiongkok dan AS dapat mendorong harga emas hingga $3.000 per troy ounce dalam tiga bulan ke depan.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengamati lonjakan harga emas dipicu oleh potensi ketidakpastian ekonomi global usai Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terhadap Meksiko, Kanada dan China.
Kondisi ini membawa investor untuk kembali melirik aset safe haven.
Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Irsyady Hanief menambahkah, sentimen kebijakan tarif Donald Trump mendongkrak permintaan emas fisik, termasuk di pasar AS.
Emas fisik diklasifikasikan sebagai zero-risk asset, sehingga banyak institusi keuangan mulai beralih ke emas fisik sebagai bentuk mitigasi risiko.
"Harga emas diperkirakan akan tetap kuat dalam waktu dekat, meskipun volatilitas tetap menjadi faktor yang harus diperhatikan seiring dengan dinamika kebijakan ekonomi global," kata Iryady kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2/2025).
Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa sepakat, tarif yang diberlakukan Donald Trump serta tingkat inflasi berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Kenaikan harga emas di awal tahun ini berpotensi mengerek naik harga jual rata-rata emiten emas, sehingga berpeluang mendongkrak kinerja emiten pada kuartal I-2025.
"Tapi momentum kenaikan harga emas ini perlu diiringi dengan peningkatan volume penjualan supaya kinerja keuangan dapat maksimal," kata Heru.
Irsyady menimpali, secara historis kinerja maupun pergerakan harga saham emiten emas cenderung sejalan dengan harga komoditas emas.
Tapi, dampaknya tergantung dari sejumlah faktor. Terutama dari sisi tingkat produksi, efisiensi biaya operasional dan kondisi makro ekonomi.
Sentimen: positif (100%)