Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pekanbaru
174 Siswa SMK Pekanbaru Terancam Tak Bisa Ikut SNBP, Kepsek: Masih Ada Harapan Regional 7 Februari 2025
Kompas.com
Jenis Media: Regional
/data/photo/2025/02/06/67a474e105e94.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
174 Siswa SMK Pekanbaru Terancam Tak Bisa Ikut SNBP, Kepsek: Masih Ada Harapan Tim Redaksi PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan siswa sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 3 Pekanbaru, Riau, terancam tak bisa mengikuti tes seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) 2025. Hal ini disebabkan karena diduga kelalaian sekolah dalam mengisi pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Atas dugaan kelalaian ini, para siswa mengadakan demonstrasi ke sekolahnya dua hari lalu. Para siswa meminta pertanggungjawaban sekolah. Pasalnya, para siswa merasa kecewa karena kesempatan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tanpa biaya melalui jalur prestasi bakal gagal. Menanggapi persoalan ini, Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 3 Pekanbaru , Elfi, memberikan penjelasan. Elfi merasa prihatin dengan kondisi ini. Menurutnya, hal ini seharusnya tidak terjadi. "Ini di luar harapan kita," ucap Elfi saat diwawancarai Kompas.com di ruang kerjanya, Jumat (7/2/2025). Kendati demikian, pihak sekolah sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah ini. Bahkan, Elfi mengatakan bahwa kepala sekolah hendak berangkat ke Kemendikbud di Jakarta untuk menyelesaikannya. "Tapi dalam perjalanan, kepala sekolah mendapat telepon dari Dinas Pendidikan Riau, menyampaikan bahwa kami disuruh mengirim surat kuasa melalui email Dikti. Ini adalah upaya untuk meminta para siswa bagaimana ke depannya apakah bisa dimasukkan finalisasi. Kami berupaya semaksimal mungkin," kata Elfi. Menurutnya, siswa yang terancam tidak bisa ikut tes SNBP sebanyak 174 siswa dari total 176 siswa. Sebab, 2 orang siswa mengundurkan diri. Elfi bilang, penyebabnya karena ada dua orang siswa yang mengundurkan diri karena suatu hal. Sementara siswa lainnya sudah selesai didata. "Karena dua orang anak tidak ikut, sehingga otomatis siswa yang lain kena imbasnya tidak bisa finalisasi. Karena kuota tertulis sebanyak itu," kata Elfi. Di sisi lain, Elfi mengaku ada juga kelalaian dari pihak sekolah karena guru kurang mengimbau siswa. "Di sini mungkin bisa jadi juga karena kelalaian sekolah. Karena mungkin guru kurang mengimbau siswa. Karena yang lain sudah selesai. Tapi, saya kurang tahu juga lebih jauh," akui Elfi. Elfi memastikan, persoalan ini sedang diurus oleh pihak sekolah. Menurutnya, masih ada harapan. "Insya Allah masih ada harapan. Semoga data kita masuk finalisasi," pungkas Elfi. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (72.7%)