Sentimen
Positif (99%)
5 Feb 2025 : 17.35
Informasi Tambahan

BUMN: Bank Mandiri, BNI, PT Pertamina

DPR Ungkap Belanja Barang Impor Pemerintah Pernah Tembus Rp 600 T

5 Feb 2025 : 17.35 Views 9

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

DPR Ungkap Belanja Barang Impor Pemerintah Pernah Tembus Rp 600 T

Jakarta -

Wakil Ketua Komisi XI periode 2024-2029 Mohamad Hekal menyampaikan belanja barang impor pemerintah Rp 600 triliun, termasuk alat tulis kantor (ATK). Hal tersebut disampaikan oleh Hekal saat bicara efesiensi anggaran.

Hekal mengatakan pemerintah ingin memperkuat belanja dalam negeri. Sebab, sebesar Rp 500-600 triliun digunakan untuk belanja barang-barang impor.

"Kita ingin memperkuat belanja sebagaimana diamanahkan Pesiden sebelumnya dan sekarang, belanja pemerintah dalam negeri. Karena dulu sekitar Rp 500-600 triliun belanja barang-barang impor, termasuk ATK dan lain-lain ini," kata Hekal dalam Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

Hekal menilai anggaran sebesar itu dapat digunakan untuk menggerakkan program-program yang bersifat produktif, misalnya menghidupkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menurut Hekal, apabila anggaran tersebut dialokasikan untuk UMKM, dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Dengan begitu, pemerintah tidak bergantung pada program-program yang dibatalkan karena efesiensi anggaran.

"Ini kan bisa menggerakkan atau menghidupkan UMKM. Kita berharap dengan adanya ini, kita menggerakkan UMKM. Ini banyak sekali peluang yang mereka bisa bekerja," imbuh Hekal.

Hekal menerangkan efisiensi anggaran ini nantinya akan digunakan untuk mengakselerasi program yang lebih produktif, seperti menghidupkan UMKM dan dan makan bergizi gratis. Hekal menyebut untuk makan bergizi gratis ada tambahan sebesar Rp 100 triliun.

"Makan bergizi itu menjadi salah satu juga pertaruhan kita untuk kita sama-sama jalankan, supaya sukses. Semua mengharapkan Indonesia ini misalnya menjadi pasar pasar yang kuat kalau kita juga bukan pasar yang kuat," imbuhnya.

(acd/acd)

Sentimen: positif (99.9%)