Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Kab/Kota: Kemanggisan, Mekah
Kasus: covid-19
Tiap Hari Buka Lapak Mainan Depan SD, Saliri Sukses Bisa Naik Haji, Nabung Seadanya di Celengan
Tribunnews.com
Jenis Media: News

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Saliri, penjual mainan sukses bisa naik haji dengan nabung seadanya di celengan.
Kisah Saliri bisa menjadi inspirasi bahwa dari berjualan mainan bisa mewujudkan cita-cita untuk ke Mekkah.
Saliri berjualan mainan di depan sebuah sekolah dasar (SD) di Kemanggisan, Jakarta Barat.
Pria berusia 71 tahun ini sudah berjualan mainan sejak 1979 di lapaknya itu.
Untuk mewujudkan cita-citanya berangkat haji ke Arab Saudi, Saliri tiap hari menyisihkan penghasilannya dari berjualan mainan.
"Ya nabung seadanya saja. Pakai celengan. Alhamdulillah bisa kita naik haji," kata Saliri saat ditemui di Kemanggisan, Selasa (21/1/2025), dikutip dari Kompas.com.
Dalam sehari, Saliri bisa mengantongi pendapatan Rp 400.000.
Namun, jumlah itu belum dipotong untuk belanja dagangan dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
Setelah itu, bapak dari tiga orang anak ini baru bisa menyisihkan sisa uangnya ke celengan.
Akhirnya, pada 2018 Saliri bisa berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji.
"Kalau nabung kita enggak pernah merhatiin, yang penting kita belanja. Misal belanja Rp 900.000, nah besoknya kita dapet berapa, kita belanjain lagi. Sisa belanjaan aja pokoknya ditabung," tambah dia.
Cerita perjuangan Saliri tak semulus yang dibayangkan.
Saliri (71) melayani pelanggannya yang membeli mainan di lapaknya, Selasa (21/1/2025). (KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA)
Lansia ini pernah jatuh bangun berjualan mainan, terutama saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Akibat pandemi, penjualan Saliri menurun drastis.
Apalagi saat awal pandemi Covid-19 pergerakan masyarakat dibatasi dan siswa-siswa tak bisa belajar di sekolah masing-masing.
Hal ini langsung berdampak ke pendapatan Saliri tiap harinya.
Beruntung, saat pandemi melanda pria tiga anak ini mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar Rp 3 juta.
Usai pandemi mereda, bantuan yang didapat Saliri dari pemerintah turun drastis menjadi Rp 200.000.
Bantuan ini pun tidak rutin didapat setiap bulannya.
Meski begitu, semangat Saliri berjuang untuk menghidupi keluarganya tak pernah padam.
Dari hasil berjualan mainan, Saliri mampu membesarkan anak-anaknya.
Kini ketiga anaknya sudah menikah.
Bahkan, salah satu anaknya bisa mengenyam bangku perkuliahan.
Semuanya itu dibiayayi dari hasil berjualan mainan di lapak depan SD Kemanggisan, Jakarta Barat.
Perjuangan Saliri ini patut dicontoh.
Dari kegigihannya, dia mampu mewujudkan mimpinya menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci dan membesarkan ketiga anaknya.
Kisah lainnya, perjuangan Maryani, wanita 56 tahun menabung uang receh untuk berangkat haji menjadi inspirasi.
Selama 4 tahun, Maryani telaten menyimpan uang receh hasil penjualan sembako di warungnya.
Maryani adalah wanita sederhana asal Desa Pulau Raman, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Maryani diketahui setiap hari menjaga warung kelontong milik anaknya.
Ia memiliki impian yang besar untuk pergi haji ke tanah suci.
Untuk mewujudkan impian itu, ia menabung uang koin selama empat tahun.
Di usianya yang sudah 56 tahun, Maryani tidak menyerah pada keterbatasan.
Akan tetapi malah memperjuangkan impian tersebut dengan penuh ketekunan.
Setiap uang koin hasil penjualan sembako di warungnya, ia simpan dengan rapi dalam celengan.
“Setiap ada uang koin, saya simpan di celengan, saya niatkan untuk ibadah haji. Alhamdulillah, Allah kasih jalan,” ujar Maryani, dikutip dari Tribun Jambi pada Sabtu (14/12/2024).
Pada 10 Desember 2024 lalu, Maryani akhirnya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta untuk biaya pendaftaran haji.
Dari jumlah tersebut, Rp 6 juta di antaranya adalah uang receh yang ia kumpulkan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Uang itu akhirnya disetorkan ke Kementerian Agama Kabupaten Batanghari melalui salah satu bank, yang menerima seluruh uang koin yang dikumpulkan Maryani.
Edi, anak Maryani, dengan bangga menceritakan perjuangan ibunya.
“Di usia senjanya, ibu tetap menabung dengan penuh semangat, hanya demi bisa menunaikan ibadah haji. Keinginan untuk melihat Baitullah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW adalah motivasi terbesar bagi ibu,” katanya.
Kisah Maryani adalah contoh nyata bahwa menunaikan ibadah haji bukan hanya soal kemampuan finansial, melainkan juga tentang niat yang tulus, usaha tanpa kenal lelah.
Suryani yakin impian itu bisa tercapai dengan doa dan perjuangan.
Maryani menunjukkan siapapun, dengan tekad dan kerja keras, bisa mewujudkan impian besar dalam hidupnya, meskipun harus melalui jalan yang tidak biasa.
Kisah inspiratif ini mengingatkan kita kekuatan hati dan ketekunan adalah kunci utama dalam meraih cita-cita, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Sentimen: positif (100%)