Sentimen
Negatif (100%)
27 Jan 2025 : 21.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Palembang

Suami yang Diduga 3 Bulan Sekap dan Telantarkan Istri di Sumsel Dibebaskan, Ini Tanggapan Keluarga - Halaman all

27 Jan 2025 : 21.08 Views 23

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Suami yang Diduga 3 Bulan Sekap dan Telantarkan Istri di Sumsel Dibebaskan, Ini Tanggapan Keluarga - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Polisi membebaskan WS (25), suami yang diduga menyekap istrinya, SPS (24), hingga ditemukan kurus kering dan meninggal dunia.

Purwanto (32), kakak kandung korban, mengatakan bahwa WS sempat ditangkap setelah dirinya membuat laporan pada Rabu (27/1/2025).

Namun, pelaku yang diperiksa selama 1x24 jam dibebaskan karena dianggap tidak cukup bukti.

Kasus tersebut terjadi di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).

"Katanya saat itu tidak cukup alat bukti, sehingga WS ini dibebaskan. Kami berharap polisi segera melakukan penangkapan terhadap WS ini, karena dialah penyebab adik saya meninggal karena disekap," ujar Purwanto, Senin (27/1/2025).

Menurut Purwanto, kondisi rumah tangga SPS memang tidak harmonis selama satu tahun terakhir.

Korban sempat mengeluhkan bahwa WS berubah sikap dan enggan menafkahinya.

Saat ditemukan di rumah kontrakan mereka di Jalan Abi Kusno, Kecamatan Kertapati, Palembang, kondisi SPS sangat mengenaskan. Tubuhnya kurus kering, mengeluarkan bau tidak sedap, dan penuh kutu.

"Sebelum adik saya meninggal, dia bilang bahwa dia (suaminya) sudah jahat. Omongan itu kami rekam untuk jadi bukti melapor ke polisi," tambah Purwanto.

Tindak lanjut kasus 

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, memastikan kasus ini masih dalam tahap penyidikan.

Pihaknya tengah mengejar WS yang diduga sebagai pelaku penyekapan.

"Kasus sedang penyidikan dan sedang dalam penangkapan suaminya," kata Harryo saat dikonfirmasi.

Terkait pembebasan WS yang sebelumnya sempat ditangkap, Harryo mengaku akan mengecek kembali alasan tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

"Nanti saya cek ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolsek Kertapati, Iptu Angga Kurniawan, mengatakan WS telah diamankan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan.

Kasus ini kini dilimpahkan ke Satreskrim Polrestabes Palembang untuk penanganan lebih lanjut.

"Untuk pelaku sudah kita amankan dan saat ini telah diserahkan ke Polrestabes Palembang. Kasus ini sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Palembang," ungkap Angga.

Kecurigaan keluarga

Keluarga sebelumnya melaporkan suami korban ke polisi terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Menurut keluarga, SPS disekap di dalam kamar lebih kurang 3 bulan. Korban sebenarnya sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

Sutrano (56) ayah SPS mengatakan curiga atas kematian putrinya.

"Hingga hari ini saya selaku orangtua korban, masih teringat dengan anak saya itu pak, ada yang janggal atas kematian anak saya," ungkap Sutrano didampingi anaknya Purwanto (32) saat ditemui di kediamannya, Palembang, Senin (27/1/2025).

Sutrano mengatakan, terakhir kali dirinya bertemu dengan korban pada bulan Oktober 2024.

"Saat itu keadaan SPS masih normal (kondisinya sehat-red), dan saat datang ke rumah Sindi memakai cadar," ungkapnya.

Saat datang rumah, lanjut Sutrano, anaknya saat itu tidak banyak bercerita disebabkan suaminya sore pulang ke rumah.

"Posisi SPS tidak banyak cerita. Baik ke saya maupun kepada saudara saudaranya. Sore pulang pulang ke rumah," katanya.

Setelah itu, sambung Sutrano, mereka pun (keluarga-red), hingga kontak dan tidak pernah lagi berhubungan dengan anak ketiga itu.

"Kami dapat kabar SPS ini terbaring lemah pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00, ditelepon terlapor, saat itu lah saya tahu, dan langsung ke rumah," katanya.

Lebih jauh Sutrano mengatakan, setelah mendapatkan kabar tersebut, dirinya dan anak laki-laki langsung menuju rumah Sindi.

"Saat itu lah kami melihat langsung keadaan Sindi, miris pak keadaannya, hal ini membuat kami menaruh rasa curiga," katanya kembali.

Sutrano curiga karena tetangga yang membopong korban ke dalam mobil hendak ke RS Hermina.

"Bukan suaminya terlapor yang mengangkat Sindi (membopong-red), ke dalam mobil tetapi tetangganya saat itu, " katanya.

Mirisnya lagi, melihat kondisi sang anak seperti buntang hidup berbau busuk, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal tulang berbalut kulit.

"Dilihat dari sini seperti tidak diurus saat anak saya sedang sakit, ditelantarkan. Kita juga pasti bertanya sakit anak saya oleh apa," ungkapnya.

Ketika di rumah sakit, dokter menganjurkan keluarga membuat laporan polisi. (Kompas.com/Tribun Sumsel).

Sentimen: negatif (100%)