Sentimen
Positif (100%)
26 Jan 2025 : 22.08
Partai Terkait

Serangga hingga Ulat Sagu Masuk Opsi Menu Program Makan Bergizi Gratis

26 Jan 2025 : 22.08 Views 53

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Nasional

Serangga hingga Ulat Sagu Masuk Opsi Menu Program Makan Bergizi Gratis

Jakarta: Serangga seperti ulat sagu dan belalang kini dipertimbangkan sebagai salah satu sumber protein dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang pemerintah. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa konsumsi serangga dapat menjadi opsi menu di wilayah-wilayah tertentu yang masyarakatnya sudah terbiasa mengonsumsi bahan pangan tersebut. “Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” ujar Dadan saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Januari 2025. Dadan menegaskan bahwa program MBG tidak menetapkan standar menu yang seragam secara nasional, melainkan menyesuaikan dengan potensi sumber daya lokal dan kebiasaan konsumsi masyarakat di masing-masing daerah. Baca juga: Lestari Moerdijat: Dengan Pemberian Asupan Gizi yang Berimbang Dukung SDM yang Lebih Baik “Itu contoh bahwa Badan Gizi ini tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” jelasnya.  “Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya,” tambahnya. Disesuaikan dengan Sumber Daya dan Kebiasaan Lokal Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa ketersediaan pangan menjadi dasar penentuan menu dalam program MBG. Misalnya, daerah yang melimpah hasil telurnya akan memanfaatkan telur sebagai sumber protein utama, sementara daerah yang kaya akan hasil laut dapat memanfaatkan ikan sebagai bahan dominan. “Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telurlah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikanlah yang mayoritas, seperti itu,” katanya. Ia juga mencontohkan daerah seperti Halmahera Barat, di mana masyarakat terbiasa menjadikan singkong dan pisang rebus sebagai sumber karbohidrat utama. “Karena Badan Gizi Nasional tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” tegasnya.

Jakarta: Serangga seperti ulat sagu dan belalang kini dipertimbangkan sebagai salah satu sumber protein dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang pemerintah. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa konsumsi serangga dapat menjadi opsi menu di wilayah-wilayah tertentu yang masyarakatnya sudah terbiasa mengonsumsi bahan pangan tersebut.
 
“Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” ujar Dadan saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Januari 2025.
 
Dadan menegaskan bahwa program MBG tidak menetapkan standar menu yang seragam secara nasional, melainkan menyesuaikan dengan potensi sumber daya lokal dan kebiasaan konsumsi masyarakat di masing-masing daerah.

Baca juga: Lestari Moerdijat: Dengan Pemberian Asupan Gizi yang Berimbang Dukung SDM yang Lebih Baik
 
“Itu contoh bahwa Badan Gizi ini tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” jelasnya. 
 
“Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya,” tambahnya.

Disesuaikan dengan Sumber Daya dan Kebiasaan Lokal

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa ketersediaan pangan menjadi dasar penentuan menu dalam program MBG. Misalnya, daerah yang melimpah hasil telurnya akan memanfaatkan telur sebagai sumber protein utama, sementara daerah yang kaya akan hasil laut dapat memanfaatkan ikan sebagai bahan dominan.
 
“Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telurlah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikanlah yang mayoritas, seperti itu,” katanya.
 
Ia juga mencontohkan daerah seperti Halmahera Barat, di mana masyarakat terbiasa menjadikan singkong dan pisang rebus sebagai sumber karbohidrat utama.
 
“Karena Badan Gizi Nasional tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” tegasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(DHI)

Sentimen: positif (100%)