Sentimen
Positif (100%)
24 Jan 2025 : 21.31
Informasi Tambahan

Kasus: stunting

Tokoh Terkait
Lestari Moerdijat

Lestari Moerdijat

Hari Gizi dan Pangan Nasional, Sejarah dan Tema Tahun 2025

24 Jan 2025 : 21.31 Views 61

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Nasional

Hari Gizi dan Pangan Nasional, Sejarah dan Tema Tahun 2025

Jakarta: Setiap tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi dan Pangan Nasional (HGN) sebagai wujud upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan pangan yang sehat. Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat.”   Sejarah Hari Gizi Nasional Peringatan Hari Gizi Nasional dimulai pada tahun 1951, saat Lembaga Makanan Rakyat (LMR) mendirikan Sekolah Juru Penerang Makanan. Inisiatif ini diinisiasi oleh Prof. Poorwo Soedarmo, yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia. LMR, yang awalnya bernama Instituut Voor Volksvoeding (IVV), menjadi pionir dalam pengembangan tenaga gizi di Indonesia. Pada pertengahan 1960-an, peringatan ini resmi menjadi agenda tahunan, yang kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat pada era 1970-an. Seiring waktu, Hari Gizi Nasional menjadi momen penting untuk meningkatkan komitmen bersama dalam memerangi masalah gizi seperti stunting, gizi kurang, dan obesitas. Seiring waktu, Hari Gizi Nasional menjadi momen penting untuk meningkatkan komitmen bersama dalam memerangi masalah gizi seperti stunting, gizi kurang, dan obesitas. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Penurunan ini menunjukkan upaya yang signifikan, tetapi tantangan masih ada dalam mencapai target 14% pada 2024.   Tema dan Relevansi Tahun 2025 Tahun ini, tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat” menyoroti pentingnya konsumsi makanan bergizi untuk mencegah stunting, meningkatkan kesehatan keluarga, dan mendorong generasi muda yang sehat. Tema ini juga relevan dengan tantangan global seperti obesitas dan malnutrisi akibat ketidakseimbangan pola makan. Menurut Kementerian Kesehatan, pola makan bergizi seimbang tidak hanya membantu pertumbuhan optimal pada anak-anak, tetapi juga mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Untuk mendukung hal ini, Kemenkes meluncurkan berbagai program edukasi, termasuk promosi Isi Piringku, yang menekankan pentingnya proporsi makanan sehat dalam setiap porsi makan.   Tantangan dan Upaya Pemerintah Meski telah ada berbagai kemajuan, tantangan dalam memperbaiki gizi masyarakat Indonesia masih signifikan. Gaya hidup modern, terutama di perkotaan, seringkali mendorong konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Oleh karena itu, pemerintah melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mendorong langkah-langkah berikut: 1. Mengurangi konsumsi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak. 2. Meningkatkan konsumsi pangan lokal seperti ikan, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. 3. Memperluas edukasi tentang pentingnya gizi seimbang melalui seminar, pelatihan, dan kampanye media. 4. Memperkuat intervensi gizi sensitif, seperti penyediaan air bersih, sanitasi, dan program perlindungan sosial untuk keluarga berpenghasilan rendah.   Pentingnya Partisipasi Semua Pihak Hari Gizi dan Pangan Nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan untuk anak-anak sekolah dan kampanye kesehatan diharapkan dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hari Gizi dan Pangan Nasional 2025 menjadi momen untuk merefleksikan pentingnya pola makan bergizi dan usaha bersama dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat. Dengan komitmen dari semua pihak, Indonesia dapat mencapai generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan. Baca Juga: Lestari Moerdijat: Dengan Pemberian Asupan Gizi yang Berimbang Dukung SDM yang Lebih Baik

Jakarta: Setiap tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi dan Pangan Nasional (HGN) sebagai wujud upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan pangan yang sehat.
 
Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat.”
  Sejarah Hari Gizi Nasional Peringatan Hari Gizi Nasional dimulai pada tahun 1951, saat Lembaga Makanan Rakyat (LMR) mendirikan Sekolah Juru Penerang Makanan. Inisiatif ini diinisiasi oleh Prof. Poorwo Soedarmo, yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.
 
LMR, yang awalnya bernama Instituut Voor Volksvoeding (IVV), menjadi pionir dalam pengembangan tenaga gizi di Indonesia.

Pada pertengahan 1960-an, peringatan ini resmi menjadi agenda tahunan, yang kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat pada era 1970-an.
 
Seiring waktu, Hari Gizi Nasional menjadi momen penting untuk meningkatkan komitmen bersama dalam memerangi masalah gizi seperti stunting, gizi kurang, dan obesitas.
 
Seiring waktu, Hari Gizi Nasional menjadi momen penting untuk meningkatkan komitmen bersama dalam memerangi masalah gizi seperti stunting, gizi kurang, dan obesitas.
 
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Penurunan ini menunjukkan upaya yang signifikan, tetapi tantangan masih ada dalam mencapai target 14% pada 2024.

Tema dan Relevansi Tahun 2025 Tahun ini, tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat” menyoroti pentingnya konsumsi makanan bergizi untuk mencegah stunting, meningkatkan kesehatan keluarga, dan mendorong generasi muda yang sehat.
 
Tema ini juga relevan dengan tantangan global seperti obesitas dan malnutrisi akibat ketidakseimbangan pola makan.
 
Menurut Kementerian Kesehatan, pola makan bergizi seimbang tidak hanya membantu pertumbuhan optimal pada anak-anak, tetapi juga mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
 
Untuk mendukung hal ini, Kemenkes meluncurkan berbagai program edukasi, termasuk promosi Isi Piringku, yang menekankan pentingnya proporsi makanan sehat dalam setiap porsi makan.
  Tantangan dan Upaya Pemerintah Meski telah ada berbagai kemajuan, tantangan dalam memperbaiki gizi masyarakat Indonesia masih signifikan.
 
Gaya hidup modern, terutama di perkotaan, seringkali mendorong konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Oleh karena itu, pemerintah melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mendorong langkah-langkah berikut:
 
1. Mengurangi konsumsi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak.
 
2. Meningkatkan konsumsi pangan lokal seperti ikan, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.
 
3. Memperluas edukasi tentang pentingnya gizi seimbang melalui seminar, pelatihan, dan kampanye media.
 
4. Memperkuat intervensi gizi sensitif, seperti penyediaan air bersih, sanitasi, dan program perlindungan sosial untuk keluarga berpenghasilan rendah.
  Pentingnya Partisipasi Semua Pihak Hari Gizi dan Pangan Nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, sektor swasta, dan lembaga pendidikan.
 
Intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan untuk anak-anak sekolah dan kampanye kesehatan diharapkan dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
 
Hari Gizi dan Pangan Nasional 2025 menjadi momen untuk merefleksikan pentingnya pola makan bergizi dan usaha bersama dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat.
 
Dengan komitmen dari semua pihak, Indonesia dapat mencapai generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.
 
Baca Juga:
Lestari Moerdijat: Dengan Pemberian Asupan Gizi yang Berimbang Dukung SDM yang Lebih Baik
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(WAN)

Sentimen: positif (100%)